Asma adalah penyakit penapasan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan akibat peradangan. Gejala asma ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, batuk dan mengi. Penyakit pernapasan ini bersifat kronis atau jangka panjang dan dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak atau pun orang dewasa.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi pemicu asma, namun beberapa faktor risiko seperti paparan asap rokok, udara kotor, zat kimia dan infeksi dari virus dapat menyebabkan seseorang menderita asma.
Penderita asma sering mengalami sesak napas secara tiba-tiba, hal ini bisa dipicu oleh faktor risiko yang menyebabkan paru-paru meradang hingga terjadinya penyempitan pada saluran pernapasan. Kondisi ini akan diikuti dengan munculnya dahak berlebih sehingga memperburuk sistem pernapasan.
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun gejalanya dapat dikendalikan sehingga penting untuk menghindari faktor risiko atau pemicunya. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Penyebab Asma
Penyakit gangguan pernapasan belum diketahui penyebabnya dan sering kali satu orang dengan yang lain mengalami penyebab asma yang berbeda-beda. Para ahli menduga jika penyakit pernapasan ini dipicu oleh sistem kekebalan tubuh terhadap benda asing yang ada di paru-paru.
Normalnya sistem imun akan melindungi tubuh dari infeksi, pada penderita asma zat apa pun yang ada di paru-paru akan direspon berlebihan oleh sistem imun sehingga memicu terjadinya peradangan paru-paru.
Otot-otot di sekitar saluran pernapasan akan mengalami peradangan dan menyempit sehingga udara sulit tersirkulasi dengan baik. Berikut gambar bagaimana saluran pernapasan mengalami peradangan dan penyempitan ketika asma kambuh.
Segera periksakan ke dokter untuk mencari tahu penyebab asma yang Anda derita. Bisa jadi disebabkan oleh infeksi virus atau alergen.
Gejala Asma
Gejala awal penyakit asma sangat berbeda-beda pada setiap orang, namun gejala penyakit ini lebih dominan terjadi pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang ditimbulkan penderita secara umum akan mengalami tanda seperti:
- Rasa tertekan di dada sehingga muncul sesak napas.
- Dada terasa nyeri.
- Bunyi saat bernapas (whezzing atau mengi).
- Batuk – batuk.
- Sulit mengatur napas.
- Kelelahan.
Lingkungan yang tidak sehat atau bersih seperti banyaknya debu, kotoran, asap rokok, bahan kimia atau suhu udara yang ekstrem dapat memperburuk gejala asma.
Selain itu, gejala juga dapat semakin buruk jika terjadinya komplikasi terhadap asma sehingga bertambahnya gejala terhadap distress pernapasan yang bisa dikenal dengan Status Asmaticus. Untuk itu, penting sekali untuk mengendalikan dan mengontrol gejala ini guna kepentingan keselamatan penderita.
Komplikasi Penyakit Asma
Jika penderita tidak segera mendapatkan penanganan maka akan semakin memperburuk kondisi dan dalam kasus yang jarang terjadi penyakit ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi terhadap orang dewasa atau pun anak-anak. Mulai dari komplikasi pernapasan serius hingga komplikasi kesehatan lainnya.
Berikut beberapa gangguan kesehatan yang mungkin terjadi, seperti :
- Timbulnya gangguan pernapasan pneumonia.
- Gangguan kolaps sebagian atau seluruh paru-paru.
- Kegagalan pernapasan, dimana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah atau kadar karbon dioksida menjadi sangat tinggi.
- Status asthmaticus (serangan asma berat yang tidak menanggapi pengobatan).
- Tingginya risiko obesitas dan depresi.
Komplikasi pada anak-anak, meliputi :
- Keterlambatan pertumbuhan.
- Mengganggu proses belajar anak.
Pengobatan Asma
Secara medis, penyakit ini memang tidak dapat disembuhkan namun ada berbagai macam perawatan untuk mengontrol atau mengendalikan gejala.
Ada dua faktor yang terpenting agar penyakit ini tidak kambuh lagi, yakni dengan mengetahui apa pemicunya dan menghindari pemicunya. Dengan mengenali apa pemicunya maka dapat meminimalisir gejala yang akan terjadi.
Namun, tidak sedikit orang merasakan munculnya gejala penyakit pernapasan ini di malam hari atau disebut dengan asma nokturnal. Salah satu cara mengatasi asma jenis ini bisa dengan membersihkan tempat tidur sehingga bebas dari debu, kotoran atau hewan kecil.
Berikut ini beberapa pengobatan dan perawatan yang terbaik untuk meringankan gejala asma, antara lain :
1. Kortikosteroid inhalasi
Obat asma ini dapat meringankan gejala dalam jangka panjang. Penggunaan obat ini dilakukan setiap hari guna mengendalikan penyakit asma atau sesuai anjuran dokter. Penderita asma akan menggunakan perangkat yang disebut inhaler untuk memasukkan obat ke paru-paru. Kortikosteroid inhalasi yang umum termasuk:
- Beclomethasone (QVAR).
- Budesonide (Pulmicort).
- Fluticasone (Flovent).
2. Leukotriene
Pengobatan asma jangka panjang lainnya adalah dengan obat anti inflamasi untuk mengurangi gejala yang memicu serangan asma dan meningkatkan fungsi paru-paru.
Beberapa obat leukotrien yang umum, meliputi:
- Montelukast (Singulair).
- Zafirlukast (Accolate).
3. Beta-agonis long-acting
Obat asma jenis ini berfungsi untuk melemaskan pita-pita otot yang mengelilingi saluran udara yang disebut bronkodilator. Dalam mengkonsumsi obat ini dibutuhkan alat inhaler bahkan ketika tidak ada gejala asma yang muncul. Berikut obat yang termasuk beta-agonis long-acting:
- Formoterol (Foradil).
- Salmeterol (Serevent).
4. Inhaler kombinasi
Alat ini memberi kortikosteroid inhalasi dan beta-agonis jangka panjang untuk meredakan asma. Obat yang meliputi:
- Budesonide dan formoterol (Symbicort).
- Fluticasone dan salmeterol (Advair Diskus).
- Fluticasone dan vilanterol (Breo).
- Mometason dan formoterol (Dulera).
Pencegahan Asma
Karena para peneliti belum mengidentifikasi penyebab pasti pada asma, sulit untuk mengetahui bagaimana mencegah kondisi peradangan tersebut. Akan tetapi, mencegah adalah solusi terbaik untuk mengendalikan terjadinya serangan asma.
Segera kunjungi dokter apa bila gejala asma semakin memburuk, dokter akan memberikan pengobatan dan perawatan sesuai dengan kondisi penyakit asma.
Langkah untuk mencegah serangan asma:
- Menghindari pemicu. Hindari bahan kimia, bau, atau produk yang telah menyebabkan masalah pernapasan di masa lalu.
- Mengurangi paparan alergen. Hindari terkena paparan debu atau jamur karena dapat memicu asma.
- Mendapatkan suntikan alergi. Imunoterapi alergen adalah jenis perawatan yang dapat membantu mengubah sistem kekebalan tubuh. Dengan pemotretan rutin, tubuh mungkin menjadi kurang sensitif terhadap pemicu asma.
- Minum obat pencegahan. Dokter dapat meresepkan obat untuk konsumsi setiap hari. Obat ini dapat digunakan sebagai tambahan dari yang digunakan dalam keadaan darurat.
Langkah untuk mencegah penyakit asma pada anak-anak:
- Perawatan dengan Inhaler, biasanya dokter akan memberikan inhaler pada anak dengan asma.
- Menghindari pemicu serangan asma.
- Pemakaian obat jangka panjang.
- Mengonsumsi makanan anak penderita asma.
Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Asma
Q: Apa itu penyakit asma dan bagaimana gejala awal penyakit asma?
A: Penyakit asma terjadi ketika saluran pernapasan mengalami penyempitan yang diakibatkan oleh peradangan. Gejala awal yang akan ditimbulkan adalah sesak napas, batuk dan mengi.
Q: Bagaimanakah gejala penyakit asma?
A: Secara umum gejala penyakit asma akan menyebabkan sesak napas dan dada terasa sakit seperti mendapatkan tekanan yang hebat. Selain itu, gejala lain dari asma juga dapat berupa batuk-batuk dan mengi.
Q: Apa penyakit asma itu berbahaya?
A: Asma tergolong ke dalam penyakit berbahaya, kendati begitu penderita asma tetap dapat hidup normal dengan hanya saja wajib memperhatikan faktor risiko pemicu asma.
Q: Apakah penyakit asma adalah penyakit menular?
A: Penyakit asma tidak akan menular kepada orang lain karena penyebab asma bukan dari bakteri, kuman atau virus. Namun penderita asma dapat berisiko menurunkan penyakit asma kepada keturunannya.
Baca juga:
- Gejala Asma Sesuai Penyebabnya, Kapan Harus Ke Dokter?
- Penanganan Asma Pada Anak, Jangan Sepelekan
- 6 Terapi Pengobatan Asma Secara Alami
Referensi :
- https://www.healthline.com/health/asthma