TBC atau tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada organ dalam seperti paru-paru, perut dan juga usus.
Penularan tuberkulosis usus pada awalnya hanya diketahui melalui susu yang tidak dipasteurisasi, namun belakangan ilmuwan mengetahui jika tuberkulosis ada hubungannya dengan sindrom imunodefisiensi.
Sindrom immunodefisiensi adalah kondisi di mana tubuh kehilangan kemampuan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh dari bakteri, virus atau parasit.
Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) sangat rentan terhadap infeksi bakteri Mycobaterium tuberculosis penyebab TB pada paru-paru ataupun usus.
Selain penderita HIV, orang dengan gangguan pada sistem kekebalan tubuh lainnya seperti diabetes dan kekurangan gizi juga rentan mengalami TBC.
Gejala TBC Usus
Beberapa kasus penyakit TBC usus dapat menyerupai penyakit lain yang berhubungan dengan usus seperti kanker.
Dibutuhkan diagnosis dan pemeriksaan langsung oleh dokter untuk menentukan gejala yang dialami disebabkan oleh TBC atau penyakit lainnya.
Berikut beberapa gejala TBC usus yang wajib diwaspadai:
- Demam.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut.
- Diare.
- Tidak nafsu makan.
- Sembelit atau konstipasi.
- BAB disertai darah.
- Terjadi pembesaran pada organ hati dan limpa.
Penyumbatan pada usus dapat menjadi masalah serius dan perlu tindakan medis.
Kondisi tersebut ditandai dengan gejala perut tegang dan terasa seperti ada benjolan pada perut.
Pengobatan TBC Usus
Mengobati TBC usus belum semfamiliar dengan pengobatan TBC pada paru.
Hal itu menyebabkan banyaknya pendapat yang belum satu suara antar dokter atau ahli.
Kendati begitu, pengobatan TBC usus dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
1. Mengonsumsi Obat Antituberkulosis (OAT)
Obat anti-Tuberkulosis pada penyakit TBC paru juga dapat digunakan untuk TBC usus. Beberapa jenis obat anti-TB meliputi:
- Rifampicin.
- Isoniazid.
- Ethambutol.
- Pryazinamid.
Lamanya penggunaan obat anti-TB atau OAT idealnya adalah enam bulan, kendati begitu dokter dapat menyesuaikan dengan kondisi pasien.
Pada kasus tertentu, penggunaan TBC usus menggunakan OAT bisa lebih dari enam bulan khususnya jika muncul komplikasi.
Apabila pengobatan TBC menggunakan OAT telah dinyatakan sembuh oleh dokter namun masih kerap mengalami gejala seperti nyeri, mual, muntah, atau perut tegang, segera temui dokter.
Kondisi tersebut bisa dikarenakan penyempitan atau perlekatan pada organ usus.
2. Operasi TBC Usus
Selain menggunakan obat OAT pada komplkasi TBC usus, tindakan pembedahan atau operasi mungkin juga dapat dilakukan.
Beberapa komplikasi TBC usus yang membutuhkan tindakan operasi adalah:
- Perforasi (lubang).
- Obstruksi (penymbatan) pada usus.
- Adhesi (perlekatan).
- Perdarahan.
- Fistula.
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan apa yang sebaiknya dilakukan.
Baca juga:
- Neutropenia: Penyebab, Gejala dan Pengobatan, dan Pencegahan
- Lupus: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Asfiksi: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Referensi:
https://www.healthline.com/health/immunodeficiency-disorders (Diakses 9 Februari 2021)
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323357753000072 (Diakses 9 Februari 2021)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4209546/ (Diakses 9 Februari 2021)