Asma adalah penyakit penyempitan saluran napas yang ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, batuk dan mengi. Penyakit pernapasan ini bersifat kronis atau jangka panjang dan tidak dapat disembuhkan, namun penderita asma dapat mengendalikan faktor pemicunya agar bisa hidup normal.
Sampai saat ini belum diketahui apa yang menjadi penyebab asma namun para ahli menduga bahwa faktor keturunan (genetik), kondisi medis tertentu seperti infeksi pada paru-paru atau saluran pernapasan berperan cukup besar mengakibatkan penyakit asma.
Selain itu paparan alergen, zat kimia, faktor lingkungan yang buruk, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga meningkatkan risiko seseorang menderita asma.
Penting untuk mengetahui faktor pemicu asma agar dapat mengendalikan dan mencegah gejala asma kambuh. Hal ini juga sangat penting untuk mencegah komplikasi asma.
Baca juga: Gejala Asma Sesuai Penyebabnya, Kapan Harus Ke Dokter?
Komplikasi Penyakit Asma
Apabila penderita gangguan pernapasan ini tidak segera mendapatkan penanganan medis maka akan semakin memperburuk kondisi kesehatan pada saluran pernapasan.
Seiring waktu, asma yang tidak terkontrol dapat merusak saluran udara di paru-paru dan dalam kasus yang jarang terjadi penyakit ini menyebabkan sejumlah komplikasi terhadap orang dewasa atau pun anak-anak.
1. Gangguan sulit tidur
Sebagian besar penderita asma mengalami gangguan tidur atau insomnia, hal ini seperti yang ditemukan pada penelitian pada tahun 2016 bahwa 75 persen penderita asma sering kesulitan tidur. Jika hal ini terus terjadi maka dapat memicu penyakit lain seperti sakit kepala atau pusing dan mudah lelah meski tidak melakukan kegiatan berat.
Selain menyebabkan insomnia, penyakit asma juga kerap menimbulkan berbagai gangguan di malam hari seperti tidur tidak nyenyak, sering terbangun di malam hari dan mengganggu siklus tidur.
Jika hal tersebut kerap terjadi maka risiko gangguan psikologi seperti stres atau depresi dapat terjadi. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.
2. Depresi dan Kecemasan
Seorang yang memiliki riwayat asma akan meningkatkan risiko mengalami kecemasan dan depresi yang berlebihan. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang dengan asma lebih memungkinkan untuk mengalami depresi dibanding mereka yang tidak menderita asma.
Beberapa penelitian juga menunjukkan stres psikologis dan emosi negatif seperti ketakutan, panik, dan mudah tersinggung. Terkait dengan asma yang membuat penderita asma berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan perubahan suasana hati (mood).
3. Kurangnya aktivitas fisik
Seluruh penderita asma disarankan agar tidak terlalu banyak melakukan aktivitas khususnya kegiatan berat karena dapat mengganggu saluran pernapasan. Meski begitu bukan berarti penderita asma tidak boleh melakukan aktivitas, salah satu aktivitas yang sangat penting seperti olahraga tetap harus dilakukan untuk mencegah obesitas.
Pilihlah olahraga yang sesuai dengan kondisi, bila perlu lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga atau aktivitas apa saja yang sebaiknya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan.
4. Peradangan Saluran Pernapas
Sebagian penderita asma akan mengalami peradangan kronis pada saluran pernapasan dan menyebabkan renovasi saluran pernapasan. Artinya, kondisi ini memungkinkan adanya perubahan pada model atau struktural saluran pernapasan.
Perubahan pada jaringan saluran pernapas ini dapat menyebabkan peningkatan kelenjar mukosa, hilangnya fungsi paru-paru, terjadinya penyempitan saluran udara, peningkatan suplai darah di saluran pernapasan dan penebalan pada dinding brokial.
Ketika dinding saluran udara menjadi lebih tebal dan kurang elastis, maka dapat memperburuk penyempitan dan pembengkakan pada penderita asma.
5. Gangguan Pernapasan
Ketika penderita asma tidak mendapatkan perawatan cepat ketika terjadi gejala asma maka hal bisa sangat berbahaya. Sebab, ketika penderita mengalami gejala asma dan tidak mendapatkan oksigen yang cukup bisa mengakibatkan saluran udara meradang.
Kondisi tersebut akan menyebabkan paru-paru tidak dapat bekerja secara maksimal dan risiko seperti kegagalan pernapasan hingga risiko kematian pun dapat terjadi.
6. Pneumonia
Pengidap asma kronis berisiko memiliki komplikasi pada penyakit pneumonia. Secara umum, memang asma tidak menyebabkan pneumonia, namun penyakit asma mempengaruhi saluran udara dan menyebabkan infeksi atau peradangan di paru-paru.
Ketika penderita mengalami masalah paru-paru maka akan semakin tinggi resiko memiliki kelainan ini. Hal ini dikarenakan jaringan di paru-paru telah mengalami gangguan atau kerusakan sebelumnya.
Selain itu, seorang yang menggunakan kortikosteroid hirup dengan dosis tinggi untuk mengobati asma lebih dari dua kali mungkin untuk didiagnosis dengan pneumonia atau infeksi saluran pernapasan.
Hal tersebut juga mungkin karena penggunaan inhaler yang tidak dibersihkan dengan benar atau karena kortikosteroid, yang bertujuan untuk mengurangi peradangan namun mengganggu beberapa fungsi sistem kekebalan normal.
Baca juga: