Batu empedu adalah material keras dari endapan kolesterol di dalam kantong empedu. Dalam beberapa kasus batu empedu dapat menyebabkan kondisi medis yang serius karena batu empedu berisiko menyumbat saluran empedu sehingga mengganggu sirkulasi cairan empedu di dalam organ dekat hati ini.
Cairan empedu mempunyai fungsi penting untuk membantu proses pencernaan sekaligus mengolah kolesterol yang ada pada makanan. Jika proses ini terganggu karena terdapat hambatan dari batu empedu pada saluran empedu maka penderita dapat mengalami gejala empedu.
Gejala Batu Empedu
Segera periksakan diri ke dokter apa bila mengalami gejala batu empedu di bawah ini dan jangan pernah mendiagnosis diri sendiri.
- Perut terasa sakit khususnya pada bagian kanan atas atau tengah.
- Mengalami mual.
- Ingin muntah.
- Diare.
- Maag.
- Warna urine menjadi lebih gelap.
- Tidak nafsu makan.
Tidak semua penderita batu empedu mengalami gejala karena bisa saja sifatnya ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit. Bila penyakit batu empedu bersifat kronis maka harus segera mendapatkan penanganan dan pengobatan batu empedu secara medis.
Pengobatan Batu Empedu

Jika kondisi penyakit batu empedu bersifat ringan maka tidak membutuhkan pengobatan khusus karena selain tidak menimbulkan gejala, batu empedu juga dapat keluar dengan sendirinya ketika penderita buang air kecil. Meski begitu, penderita batu empedu wajib mengkonsultasikan kondisinya kepada dokter.
Obat Batu Empedu
Artikel ini tidak meresepkan atau menganjurkan penderita batu empedu untuk mengkonsumsi obat-obatan yang dituliskan tanpa resep dari dokter. Pengobatan yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi atau kondisi medis serius.
Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan obat batu empedu yang dapat ditebus di rumah sakit atau dibeli di apotek.
1. Ursodeoxycholic Acid
Obat ini hanya dikonsumsi atas resep dari dokter. Ursodeoxycholic acid bekerja untuk melarutkan batu empedu namun mempunyai efek samping seperti diare ringan dan jika penggunaan obat dihentikan maka batu empedu dapat terbentuk kembali.
Selain itu, Ursodeoxycholic acid membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6-12 bulan untuk dapat melarutkan batu empedu dengan ukuran besar dan hanya cocok untuk batu empedu yang terbentuk dari kolesterol.
2. Sequestrant Bile Acids
Obat Sequestrant bile acids terdiri atas beberapa jenis yaitu cholestyramine, colestipol dan colesevelam. Seluruh obat ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu yang ada di dalam usus dan membantu proses pembuangan asam empedu saat penderita Buang Air Besar (BAB).
Salah satu penyebab batu empedu adalah kolesterol jahat, penggunaan obat ini sangat tepat untuk mengurangi kadar kolesterol di dalam darah atau yang ada pada empedu hingga 10-15 persen. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat empedu jenis ini berupa diare, sembelit hingga heartburn.
3. Chenodeoxycholic Acid
Meski obat jenis ini paling sering diresepkan oleh dokter untuk menghancurkan batu empedu namun tidak semua orang dapat menggunakan Chenodeoxycholic Acid khususnya bagi mereka yang mempunyai masalah pada organ hati dan tidak dianjurkan untuk ibu hamil atau menyusui.
Penggunaan obat batu empedu yang disebut juga dengan Chenodiol ini tidak disarankan jika batu empedu telah mengakibatkan peradangan pankreas. Sedangkan penggunaan obat batu empedu Chenodiol harus terus dikonsumsi hingga batu empedu benar-benar hancur, hanya saja penderita tidak boleh menggunakan obat ini lebih dari dua tahun.
Efek samping yang ditimbulkan dari obat batu empedu jenis Chenodeoxycholic Acid adalah penurunan sel darah putih dan sakit perut. Wajib mendapatkan obat ini dari dokter dan diharuskan melakukan tes darah secara rutin untuk mengetahui perkembangan serta efek sampingnya.
4. Obat Pereda Nyeri
Ada kalanya dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk meringankan gejala yang ditimbulkan dari penyakit batu empedu seperti sakit perut, maag atau sakit punggung. Obat pereda nyeri batu empedu ini dapat diperoleh di apotek terdekat.
Ada pun beberapa jenis obat pereda nyeri adalah Acetaminophen, aspirn, naproxen, ibuprofen, diclofenac dan ketorolac. Obat ini dapat diperoleh atas resep dokter atau tanpa resep dokter.
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan pereda nyeri ini bisa berupa sakit kepala, pusing, sakit perut hingga terjadi pendarahan di lapisan perut.
5. Antibiotik
Selain obat pereda nyeri dan obat penghancur batu empedu, penggunaan antibiotik juga sangat penting guna mengatasi atau mencegah terjadinya infeksi akibat bakteri. Pada kondisi yang lebih buruk seperti batu empedu telah menyebabkan komplikasi maka antibiotik sangat tepat digunakan.
Pasalnya ketika batu empedu telah menyumbat saluran empedu maka berisiko menjadi tempat berkembangnya bakteri yang mana hal ini dapat menyebabkan peradangan pada organ tubuh tersebut. Selain digunakan untuk mengatasi komplikasi batu empedu, antibiotik juga akan diberikan setelah penderita menjalani operasi batu empedu.
Antibiotik wajib didapatkan atas resep dari dokter dan harus dikonsumsi hingga habis tanpa menyisakan satu butir antibiotik. Hati-hati dalam penggunaan antibiotik karena dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan.
Baca juga: