Atonia Uteri – Gejala, Penyebab dan Penanganan

Atonia Uteri

Atonia uteri adalah penyakit pada ibu hamil ketika rahim tidak bisa berkontraksi kembali setelah melahirkan. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan pascapersalinan yang dapat mengancam jiwa ibu.

Atonia uteri adalah gagalnya otot-otot rahim untuk mempertahankan kontraksi setelah melahirkan bayi sehingga tidak dapat menekan pembuluh darah yang berada di tempat menempelnya plasenta.

Jika terjadi atonia uteri, perdarahan yang terjadi akan sulit berhenti. Akibatnya, ibu bisa kehilangan banyak darah.

Gejala Atonia Uteri

Gejala yang dapat timbul apabila ibu mengalami perdarahan pasca melahirkan antara lain:

  1. Pendarahan berlebihan dan tidak terkontrol setelah kelahiran bayi
  2. Tekanan darah menurun
  3. Detak jantung meningkat
  4. Rasa nyeri di area vagina dan perineum
  5. Nyeri pada punggung.

Baca juga : Makanan Yang Dapat Meningkatkan Trombosit

Penyebab Atonia Uteri

Berikut ini beberapa penyebab paling umum:

  1. Persalinan lama atau persalinan tertunda
  2. Pembesaran rahim karena terlalu banyak cairan ketuban (polydramnios) atau anak terlalu besar
  3. Pemberian oksitosin, anestesi umum atau obat-obatan lain selama persalinan
  4. Proses induksi kerja melalui penggunaan obat-obatan

Penanganan

Ada beberapa cara untuk menangani atonia uteri dan pendarahan post partum, yaitu:

  1. Pijatan Rahim/ Uterus

Dokter kandungan akan memijat rahim Anda. Metode pemijatan dilakukan dengan cara memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan menekan rahim sementara tangan lainnya mendorong rahim melalui dinding perut.

  1. Pemberian Obat Uterotonika

Penanganan atonia uteri lainnya adalah dengan memberikan obat jenis uterotonika. Obat-obat uterus seperti oksitosin, metilergonovin dan prostaglandin.

  1. Pemasangan Infus dan Transfusi Darah

Pemasangan infus dan transfusi darah juga merupakan pengobatan untuk atonia uteri dan perdarahan postpartum. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan cairan tubuh dan volume darah yang hilang.

  1. Embolisasi Arteri Uterina

Embolisasi melalui alat-alat rahim adalah proses menyuntikkan partikel-partikel kecil ke dalam arteri uterin yang bertujuan untuk menghalangi aliran darah uterus.

  1. Penggunaan Balon Bakri atau Kateter Foley

Juga dapat diobati dengan menggunakan kateter Foley. Alat ini dirancang untuk menekan pendarahan di rahim. Tim medis juga dapat membungkus rahim dengan spons dan bahan steril jika balon Bakri atau kateter Foley tidak tersedia.

Baca juga : Kenali Cara Kerja Sistem Peredaran Darah

  1. Laparotomi

Laparotomi adalah operasi untuk membuka perut untuk menemukan penyebab perdarahan. Setelah penyebabnya diketahui, solusinya akan diketahui.

  1. Mengikat Pembuluh Darah

Ketika laparotomi dilakukan, dokter akan mengobati pendarahan dengan mengikat ke pembuluh darah. Hal ini dilakukan dengan jahitan kompresi uterus, gel khusus, lem atau spiral digunakan untuk ini.

  1. Histerektomi

Pengangkatan rahim adalah prosedur bedah untuk mengangkat rahim. Histerektomi adalah perawatan terakhir ketika perawatan lain tidak dapat menghentikan perdarahan postpartum karena atonia uteri.


Referensi:

Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 Hari

PERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDAN

Dapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari ini

Exit mobile version