Beberapa relawan yang terlibat dalam uji coba vaksin COVID-19 Pfizer mengalami penyakit Bell’s Palsy. Dilansir dari Mayoclinic, Bell’s Palsy adalah kelumpuhan wajah perifer akut yang terjadi secara tiba-tiba.
Lebih lanjut, artikel tersebut menyebutkan jika sebagian kasus Bell’s Palsy hanya bersifat sementara namun bisa semakin memburuk dalam beberapa minggu setelahnya.
Seseorang dengan Bell’s Palsy akan mempunyai wajah yang tidak simetris, artinya salah satu sisi ‘mencong’, contohnya salah satu sisi wajah tersenyum namun satunya tidak.
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami Bell’s Pasly.
Namun para ahli menyakini ada hubungannya dengan peradangan saraf yang mengatur otot pada salah satu sisi wajah dan mungkin juga karena reaksi terhadap infeksi virus.
Baca juga: 400 Warga Tiba-Tiba Kejang dan Pingsan Disebabkan oleh Wabah Ini
FDA Sebut Tidak Ada Hubungannya Bell’s Pasly dengan Vaksin COVID-19 Pfizer
Regulator Administrasi Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyebutkan tidak ada hubungannya Bell’s Palsy dengan uji coba vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech.
“Meskipun database keamanan terungkap adanya ketidakseimbangan kasus Bell’s Palsy, hubungan sebab akibat kurang pasti karena jumlah kasusnya sedikit,” tulis FDA dalam Briefing Document.
Kendati demikian, FDA juga meminta dokter untuk mengawasi serta memantau efek samping yang disebabkan oleh vaksin virus Corona tersebut.
Dari 22 ribu relawan yang terlibat dalam uji coba vaksin COVID-19 Pfizer, dilaporkan terdapat empat orang mengalami Bell’s Palsy.
Salah satu relawan menyebutkan jika dirinya mengalami kelumpuhan otot wajah pada hari ketiga setelah mendapatkan suntikan vaksin.
Sedangkan tiga orang lainnya baru mengalami kelumpuhan otot wajah pada hari 9-48 setelah penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer.
Chief Executive Pfizer Albert Bourla menyampaikan pengujian yang dilakukan telah sesuai dengan standar dan sama persis seperti vaksin apapun.
“Vaksin ini telah dijui dengan cara yang persis sama seperti kami menguji vaksin apa pun,” ucap Bourla dikutip dari situs Zee News.
Secara umum, penderita penyakit Bell’s Palsy akan kembali pulih dengan sendirinya setelah beberapa hari. Dalam kasus ini, relawan vaksin COVID-19 Pfizer yang mengalami Bell’s Palsy berangsur pulih setelah 3-10 hari.
Baca juga:
- Sama-sama Sebabkan Sakit Tenggorokan, Berikut Perbedaan Gejala Flu dan COVID-19
- 5 Negara yang Gratiskan Vaksinasi COVID-19, Bagaimana dengan Indonesia?
- Siap-siap Vaksinasi COVID-19, 1,2 Juta Dosis Sudah Tiba di Indonesia
Referensi:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5293996/4-relawan-vaksin-covid-19-pfizer-alami-bells-palsy-kondisi-apa-itu (Diakses 14 Desember 2020)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201211130113-255-580908/dokter-bells-palsy-akibat-vaksin-bisa-pulih-sendiri (Diakses 14 Desember 2020)
https://www.liputan6.com/health/read/4430681/4-relawan-vaksin-covid-19-pfizer-alami-wajah-mencong-karena-bells-palsy (Diakses 14 Desember 2020)
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/13/100200065/beberapa-peserta-uji-vaksin-pfizer-di-as-alami-bell-s-palsy-apa-itu-?page=all (Diakses 14 Desember 2020)
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bells-palsy/symptoms-causes/syc-20370028 (Diakses 14 Desember 2020)