Sampai saat ini belum ada satupun pihak atau perusahaan yang berhasil membuat vaksin COVID-19 dengan tingkat efektifitas hingga 100%. Namun, bukan berarti vaksin COVID-19 tidak bisa diciptakan atau dikembangkan.
Beberapa perusahaan yang telah membuat vaksin Corona telah mencapai keefektifan lebih dari 90 persen. Salah satunya adalah Moderna, perusahaan bioteknologi yang bermarkas di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
Moderna adalah perusahaan yang fokus dalam membuat dan mengembangkan obat berdasarkan ribonucleic acid (RNA) dan messenger RNA (mRNA) sintetis. Obat-obat tersebut kemudian akan disuntikkan ke dalam tubuh setiap pasien.
Sebelumnya, perusahaan raksasa farmasi asal New York Pfizer dan BioNTech dari Jerman juga telah mengembangkan vaksin COVID-19 yang mencapai efektifitas 90 persen.
Namun, hasil tersebut berhasil dilampaui oleh Moderna, vaksin buatan Moderna diklaim mencapai keefektifan hingga 94,5 persen lawan COVID-19.
Tak hanya itu saja, Moderna juga mengatakan jika vaksin ciptaannya ini juga bisa disimpan pada suhu yang lebih tinggi hingga 20 derajat Celcius.
“Kami memanfaatkan infrastruktur yang sudah tersedia untuk vaksin lain yang sudah dipasarkan,” kata Tal Zacks kepala medis Moderna dikutip dari CNN Indonesia.
Sementara itu, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech harus disimpan pada suhu minus 75 derajat Celcius.
Hal tersebut tentu menjadi masalah ketika didistribusikan ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang tidak mempunyai alat penyimpanan sedingin itu.
Keunggulan lainnya dari vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Moderna ini dapat disimpan lebih lama hingga 30 hari pada suhu dingin. Sedangkan vaksin Pfizer hanya bisa bertahan hingga 5 hari saja.
Berdasarkan informasi yang beredar, vaksin COVID-19 Moderna akan mulai digunakan pada bulan Desember akhir tahun ini di Amerika Serikat dan baru bisa didistribusikan secara global pada tahun 2021.
Baca juga:
