Hidrosefalus adalah kondisi dimana terjadi penumpukan cairan dirongga otak, sehingga menimbulkan penekanan pada sel-sel otak dan gangguan saraf. Berikut ini penyebab dan gejala hidrosefalus pada bayi.
Penumpukan cairan dirongga otak biasa terjadi pada bayi dan anak-anak, pada kondisi seperti ini jika tidak mendapatkan perawatan khusus maka bisa menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak akibat cairan yang terus menumpuk.
Pada bayi, penderita kondisi penyakit ini akan mungkin membuat ukuran kepala bayi membesar yang tidak normal. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala yang sangat hebat. Para ilmuwan mencatat bahwa 2 dari 1000 bayi terlahir dengan kondisi penumpukan cairan dirongga otak.
Kemudian dampak berat bagi bayi ialah bisa menyebabkan gangguan masa pertumbuhan yang seharusnya normal baik secara fisik, mental maupun intelektual. Kondisi seperti ini sangat membutuhkan perawatan untuk mecegah berbagai resiko komplikasi yang bisa muncul.
Sementara itu, gangguan inilah yang bisa menyebabkan kelebihan cairan meningkat dan selanjutnya kondisi ini akan menekan jaringan yang ada didalam otak. Lalu bagian sekitarnya pun akan menjadi imbasnya. Terutama pada bagian saraf pusat yang vital. Oleh karena itu penyakit ini seringkali menyerang bayi baru lahir.
Nah, untuk itu orangtua harus waspada terhadap kondisi penyakit seperti ini yang terjadi pada si kecil. Maka simak penjelasannya berikut ini :
Gejala Hidrosefalus Pada Bayi
Seperti sudah diketahui, kondisi penyakit ini ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain perubahan pada lingkar kepala, ada beberapa gejala yang dapat dialami bayi. Sebagai berikut :
- Mengantuk, bayi akan terlihat sering mengantuk terus atau kurang adanya respon terhadap kondisi di sekitarnya.
- Rewel
- Tidak mau menyusu
- Nafas tidak teratur
- Bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangannya, contoh bayi umur 5 bulan belum bisa tengkurap atau umur 9 bulan belum bisa duduk
- Lingkar kepala bayi terlihat lebih besar
- Terdapat benjolan yang lunak di ubun-ubun kepala
- Sering mengalami kejang
- Muntah
Lalu pada orang dewasa dan lansia juga memiliki beberapa gejala yang muncul. Hal ini tergantung pada usia si penderita. Berikut gejalanya :
- Mengalami gangguan penglihatan, berupa penglihatan kabur atau penglihatan ganda
- Mengalami keluhan sakit kepala yang hebat
- Penurunan daya ingat
- Muntah
- Sulit menahan buang air kecil (mengompol)
Jika tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan fisik, mental dan itelektual pada anak. Dan pada orang dewasa, jika telat ditangani akan menyebabkan gejala menjadi permanen.
Penyebab Hidrosefalus
Ada beberapa faktor resiko penyebab hidrosefalus pada bayi baru lahir dapat terjadi. Beberapa kondisi tersebut pada umumnya harus diwaspadai oleh para orangtua. Karena dengan beberapa kondisi ini dapat mengindikasikan adanya keluhan berbahaya yang berkaitan dengan jaringan pada otak bayi.
Berikut beberapa kemungkinan yang menyebabkan penyakit penuumpukan cairan pada otak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Terjadi penyumbatan pada aliran cairan otak, penyumbatan ini membuat cairan CSF menjadi tidak bisa kering
- Produksi cairan otak yang berlebihan disbanding penyerapannya
- Adanya cedera pada bagian otak yang memperngaruhi penyerapan cairan otak
Kondisi ini bisa terjaid pada bayi ketika proses persalinan atau setelah saat dilahirkan. Berikut faktor yang memperngaruhinya :
- Pendarahan didalam otak akibat kelahiran premature
- Perkembangan otak dan tulang belakang tidak normal
- Infeksi selama masa kehamilan yang mengakibatkan peradangan pada otak janin
Selain itu, terdapat pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko pada semua usia, antara lain :
- Adanya tumor otak
- Adanya infeksi di bagian otak
- Adanya cedera di bagian otak
- Adanya pendarahan di otak akibat cedera kepala atau stroke
Jadi, beberapa kondisi diatas yang pada umumnya mengindikasikan adanya penyakit hidrosefalus. Demikian yang dapat disampaikan, jika terjadi gejala seperti diatas maka segera konsultasikan dengan dokter. Agar segera diberikan penanganan yang sesuai.