Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) mengungkapkan hasil kajiannya terhadap salah satu vaksin COVID-19 yang dapat mencegah infeksi virus Corona hanya dengan satu kali suntik saja.
Informasi tersebut diperoleh langsung FDA melalui dokumen briefing yang mana kesimpulannya adalah hanya dengan satu suntikan intramuskular (0,5 mililiter) telah dapat membangun kekebalan tubuh untuk melawan infeksi COVID-19.
Vaksin tersebut adalah buatan Johnson and Johnson, diketahui perusahaan ini adalah produsen obat, peralatan medis, dan barang konsumsi yang bermarkas di New Brunswick, New Jersey, Amerika Serikat.
Atas pencapaian ini, vaksin Johnson and Johnson berpeluang mendapatkan izin penggunaan yang sah di Amerika Serikat sekaligus menjadi vaksin COVID-19 ketiga di Negeri Paman Sam.
Menurut perincian dari ilmuwan di FDA, vaksin COVID-19 Johnson and Johnson memiliki efektifitas 68 persen melindungi dan mencegah infeksi sedang hingga parah.
Tidak sampai di situ saja, kelebihan vaksin COVID-19 Johnson and Johnson ini juga efektif hingga 85 persen melawan gejala terburuk dari virus Corona.
Kemanjuran vaksin akan didapatkan oleh penggunanya secara bertahap atau dalam arti tidak bisa secara instan, setidaknya membutuhkan waktu 14 hingga 30 hari sejak pertama kali divaksin.
Uji Vaksin Melibatkan 44 Ribu Orang di 3 Tempat Berbeda
Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson ini telah diuji coba kepada 44.000 orang dewasa di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Afrika Selatan.
Hasilnya, vaksin dapatkan mencapai efektifitasnya melawan infeksi COVID-19 hingga 72 persen baik sedang maupun parah saat uji coba dilakukan di Amerika Serikat.
Sementara uji coba yang dilakukan di Amerika Latin, kemanjurannya menurun menjadi 66 persen, hasil lebih rendah juga didapatkan dari uji coba di Afrika Selatan, yakni 57 persen.
Meski demikian, melalui uji coba dengan hasil yang fluktuatif tersebut, vaksin Johnson and Johnson tetap didapuk mampu melawan infeksi sekaligus mencegah gejala paling buruk.
Hal tersebut terbukti dengan tidak adanya relawan yang dilarikan ke rumah sakit baik perawatan sedang maupun rawat inap setelah mendapatkan vaksin, pun tidak ada pula relawan yang meregang nyawa.
Vaksin Pertama yang Dapat Menciptakan Antibodi dalam Jumlah Besar
Kabar baik lainnya, vaksin Johnson and Johson menjadi vaksin pertama yang dapat menciptakan antibodi besar dari dosis pertamanya.
Saat ini, Johnson and Johnson juga tengah melakukan uji coba vaksin kedua untuk memastikan sama atau lebih baik dari vaksin pertama.geja
Efek samping vaksin COVID-19 Johnson and Johnson yang pertama ini dapat menimbulkan rasa sakit pada area suntikan, demam, kelelahan, hingga sakit kepala.
Namun tidak ada satu relawan yang mengalami alergi atau gejala langka seperti anafilaksis. Diketahui anafilaksis merupakan gejala langka dari suntikan vaksin COVID-19.
Baca juga: