Disentri merupakan infeksi pada saluran pencernaan yang menyebabkan diare yang parah disertai keluarnya darah, lendir atau bisa keduanya. Kondisi ini bisa terjadi kepada siapapun, terutama pada bayi. Oleh karena itu, yuk simak pembahasan disentri pada bayi.
Disentri umunya terjadi di negara bertropis, termasuk Indonesia. Kondisi ini biasanya juga terjadi pada individu yang tinggal di lingkungan kotor dan kumuh.
Hal ini dikarenakan penyakit ini mudah tersebar apabila lingkungan tersebut tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Penyebab Disentri Pada Bayi
Penyebab disentri adalah sanitasi yang kurang baik. Hal ini menyebabkan bakteri yang terdapat pada kotoran manusia jadi mudah tersebar.
Disentri bisa menular apabila seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.
Penularan juga dapat terjadi apabila pengidap disentri tidak mencuci tangannya setelah buang air dan kemudian menyentuh berbagai barang yang digunakan bersama atau bahkan makanan yang dikonsumsi bersama.
Bakteri Shigella merupakan penyebab disentri akut paling umum. Sementara penyebab disentri pada bayi adalah bakteri Campylobacter jejuni.
Selain itu, bakteri salmonella dan amoeba berjenis Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan disentri. Namun, keduanya jarang terjadi dan biasanya tidak menyebabkan kelainan yang parah.
Gejala Disentri Pada Bayi
Gejala bisanya akan muncul 1-3 hari setelah infeksi terjadi. Infeksi disentri yang disebabkan oleh bakteri umumnya akan menimbulkan gejala berupa:
- Perut terasa sakit dan nyeri
- Demam hingga menggigil
- Mual dan muntah
- Diare disertai darah dan lendir
Jika bayi mengalami gejala-gejala di atas, segera bawa bayi ke dokter agar segera mendapatkan penanganan dan menimalisir bayi mengalami dehidrasi hingga membahayakan nyawa.
Penanganan Disentri Pada Bayi
Penderita disentri yang berusia di bawah dua bulan atau dengan status gizi yang buruk, harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Selain itu, anak yang menderita disentri sekaligus keracunan, lemas, kembung, kejang, dan berisiko tinggi mengalami sepsis, juga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Selama masa penyembuhan, bayi juga tetap harus menerima ASI. Jika memungkinkan, beri lebih banyak ASI dibanding biasanya. Sedangkan bayi yang berusia enam bulan ke atas, harus tetap diberikan makanan seperti biasa tanpa modifikasi.
Cara Mencegahnya
Mencegah disentri sebenarnya tergantung pada perilaku hidup orang tua. Maka dari itu, orang tua penting untuk menjalani perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:
- Mencuci tangan dengan air dan sabun dan cara yang benar
- Jika bayi sedang sakit, hati-hati saat mengganti popoknya, bersihkan tempat penggantian popok dengan disinfektan, dan buang popok di tempat sampah yang tertutup. Kemudian cuci tangan Anda dengan sabun dan air.
- Memberikan makanan yang bersih dan sehat ke anak
- Memastikan sumber air di rumah bersih dan bebas kotoran
- Jangan biarkan anak jajan sembarangan
- Rebus air hingga benar-benar matang sebelum digunakan untuk memasak atau membuat susu bayi
Disentri sangat bisa dicegah dan dihindari. Jadi, jangan sampai anak menjadi korbannya, hanya karena Anda malas untuk menjaga kebersihan tangan atau membuatkan susu dengan air yang sudah terkontaminasi.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan di rumah juga dapat mencegah dari berbagai macam penyakit lainnya selain disentri. Karena itu, ubah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat.
Baca juga :
- Manfaat ASI Ekslusif Untuk Buah Hati
- Clodi Bayi, Inilah Keuntungan Menggunakannya
- 4 Obat Batuk Alami untuk Bayi
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/digestive-health/dysentery
- http://www.ichrc.org/chapter-54-dysentery