Asuhan keperawatan Hipertensi adalah suatu tindakan praktik keperwatan yang secara langsung diberikan kepada pasien hipertensi dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingatdampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh danterpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) danmortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Hipertensi juga dapat dikatakan sebagai tekanan darah persisten dimana keadaan tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada kondisi populasi manula, hipertensi disebut sebagai tekanan sistolik 160 mmhgdan tekanan diastolic 90 mmHg.
Tekanan darah tinggi disebut juga sebagai hipertensi ialah suatu kondisi kesehatan di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80mmHg untuk Diastolik.
Epidemologi
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di AmerikaSerikat. Sebagian jumlah penduduk dewasa menderita tekanan darah atau hipertensi, dan insidennya lebih tinggi dikalangan Afro-Amerika setelah usia remaja. Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi essensial dan sisanyamengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu.
Etiologi
Kurang lebih sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi dan lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder).Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
- Hipertensi primer
Adalah salah satu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya medisnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). - Hipertensi sekunde
radalah hipertensi yang disebabkan akibat dari adanya penyakit lain. Hipertensi sekunder kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah
Faktor Predisposisi
Berdasarkan dari faktor yang dapat memicu, Hipertensi bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti obesitas, stress, kurang beraktivitas atau olahraga, merokok, serta mengonsumsi alkohol. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Nah, hubungan antara stress dengan Hipertensi ialah diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis merupakan salah satu saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melaluisystem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor bisa menjadi pemicunya, beberapa faktor tersebut seperti kecemasan dan ketakutan yang dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
Manifestasi Klinis
Gejala yang biasanya dialami ialah seperti sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan serta kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Penglihatan kabur terjadi karena adanya kerusakan pada otak,mata, jantung dan ginjal.
Asuhan Keperawatan Hipertensi
Pada data asuhan keperawatan pasien hipertensi, meliputi :
- Identitas Pasien yang mencakup nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, alamat, tanggal masuk, ro-regist, ruangan, golongan darah, diagonsa keperawatan.
- Keluhan Utama,
- Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Masa Lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat Keadaan Psikososial
- Pemeriksaan Fisik
- Pengkajian Pola Fungsional
- Data Penunjang
Nah, itulah uraian terkait asuhan keperawatan hipertensi. Jadi, penerapan asuhan keperawatan hipertensi pada nyatanya hampir seluruhnya ada pada tinjauan kasus. Lalu, pada tahap evaluasi atau diagnosa tentunya perlu tindakan medis dalam proses penyembuhan.