Bagaimana Proses Tes Massal Corona?

tes massal corona

Presiden Joko Widodo menginstruksikan, pelaksanaan test untuk mendeteksi virus corona secara massal di Indonesia dengan rapid test. Lalu, bagaimana proses tes massal corona?

Rapid test atau uji cepat yang handal untuk melacak infeksi virus SARS-CoV-2, diyakini menjadi jurus paling ampuh untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Lewat metode uji cepat, korban infeksi dan potensi munculnya “titik panas” COVID-19 bisa terdeteksi lebih dini. Dengan begitu pasien bisa dengan cepat memasuki masa karantina di fasilitas-fasilitas medis yang sudah disiapkan, atau kalau gejalanya ringan, bisa dikarantina di rumah.

Namun banyak hal dan prosedur yang harus dilewati untuk dapat melakukan uji cepat virus corona. Di negara maju seperti Jerman, ada regulasi yang mengatur prosedurnya.

Ketersediaan alat tes, kapasitas laboratorium, jumlah tenaga ahli serta bagaimana penanganan sampel, menjadi faktor penting dalam rapid test. Penanganan sampel yang keliru bisa menghasilkan diagnosa yang salah pula.

Siapa yang harus dites?

Uji cepat pada prinsipnya hanya dibatasi pada dugaan kasus. Pasalnya tes massal corona, selain tidak logis juga nyaris mustahil dilaksanakan. Gejala batuk-batuk atau demam ringan, juga tidak identik dengan infeksi COVID-19.

Mereka yang harus dites adalah yang menunjukkan gejala radang paru-paru dengan penyebab tidak jelas. Gejala yang mecolok adalah kesulitan bernafas, batuk kering dan demam.

Apalagi jika mereka pernah mengunjungi kawasan risiko atau kontak langsung dengan penderita COVID-19. Kelompok inilah yang punya alasan kuat untuk menjalani tes cepat alias rapid test.

Secara umum di Jerman berlaku kesepakatan, bahwa yang menentukan apakah Rapid Test perlu dilakukan atau tidak, adalah para dokter yang punya kewenangan.

Bagaimana proses rapid test corona?

Para pasien biasanya diambil sampel dari saluran pernafasan atas, berupa cairan hidung atau tenggorokan.

Sampel kemudian akan diteliti di laboratorium diagnostik untuk memastikan infeksi oleh virus Corona. Prosedurnya berbasis pada apa yang disebut reaksi berantai polymerase (PCR). Pengujian semacam ini biasanya berlangsung selama 5 jam, dan kini menjadi prosedur standar di laboratarium.

Potongan DNA yang dipilah secara terarah dan diperbanyak dalam perangkat blok Thermocycler, yang secara mandiri mengatur siklus temperatur saat PCR. Prosedur tersebut akan menunjukkan, apakah ada atau sebanyak apa unsur patogen, misalnya virus corona, dalam tubuh.

Hasil tes cepat biasanya diperoleh dalam waktu satu atau dua hari. Hasilnya akan diinformasikan kepada dokter dan pasien bersangkutan. Jika hasil tes massal corona positif, lembaga kesehatan lokal akan mendapat informasinya.

Setelah itu, pasien akan diperintahkan untuk melakukan karantina. Jika kasusnya berat pasien harus dikarantina dan dirawat di rumah sakit yang sudah menyiapkan ruang isolasi. Sementara jika kasusnya ringan, pasien bisa dikarantina di rumah dalam kurun waktu tertentu hingga dinyatakan sembuh dan tidak menularkan virus.

Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 Hari

PERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDAN

Dapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari ini

Exit mobile version