Perawat Indonesia saat ini sebagai garda terdepan dalam hal memutus penularan COVID-19, mereka berjuang siang dan malam, menggunakan APD lengkap hingga berjam-jam bahkan merayakan hari Raya Idul Fitri di RS Rujukan.
Menjadi tenaga kesehatan garda terdepan itu tidak mudah, semua tim kesehatan selalu rela berkorban mulai dari waktu hingga batin mereka yang tidak bertemu dengan keluarga.
Salah satu yang menyemangati mereka hingga saat ini ialah sebuah support, support yang diberikan terutama oleh orang tua, keluarga, kerabat-kerabat terdekat. Hal tersebut yang sangat penting untuk para pejuang kesehatan yang membuat garda terdepan bertahan sampai detik ini.
Aktivitas sehari-hari yang dilakukan para tim kesehatan pada saat dikarantina ialah berolahraga, berjemur, beribadah dll. Semua kebutuhan para garda terdepan tercukupi, artinya pemerintah telah memperhatikan kebutuhan para pejuang perawat Covid-19.
Kegiatan para tim medis berbeda-beda, sesuai dengan jadwal dinas yang diberikan. Menjadi shift pagi dan sore, begitu juga 30 menit sebelum masuk red zone supaya sudah siap dengan menggunakan peralatan yang lengkap dan lama dinasnya tetap 8 jam.
Tim medis dibagi menjadi beberapa tim. Dan kami disini juga diberikan arahan seperti games agar kami para tim medis tidak jenuh disini. Dengan begitu juga tim satu dengan yang lainnya bisa mengenal satu sama lain dan dapat menghilangkan jenus dengan adanya perkumpulan games ini.
Pengorbanan Pejuang Perawat Covid-19
Layaknya manusia biasa, demi menjaga kesehatan dari bahanyanya penularan virus corona, para perawat juga dibekali dengan standar perlindungan diri. Standar yang harus dipenuhi meliputi Alat Pelindung Diri (APD).
Ketika perawat sudah menggunakan APD, maka tenaga medis harus benar-benar menahan makan dan juga minum, menahan buang air besar, menahan buang air kecil dan lainnya. Sampai tugas benar-benar selesai. Karena, jika sudah membuka APD maka harus mengganti dengan APD yang baru.
Tidak hanya itu, selain menahan itu semua tenaga medispun juga harus menahan rasa rindu terhadap keluarga terutama orang tua. Para pejuang perawat Covid-19 rela tidak merasakan lebaran bersama keluarga.
Perasaan yang dirasakan para garda terdepan saat tidak lebaran bersama keluarga benar-benar sangat pilu, rasa sedih benar-benar terasa. Moment tersebut yang sama sekali tidak pernah dialami sebelumnya.
Mereka hanya bisa menghubungi via phone, saat lebaran tiba pun mereka para pejuang kesehatan hanya bisa solat ied sendiri didalam kamar. Mereka tidak merasakan rasa lebaran yang sesungguhnya, yang paling membuat tenaga kesehatan sedih ialah mereka tidak bisa mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara langsung.
Namun, rasa sedih dan rela berkorban para tenaga medis tidak dihargai oleh sebagian orang yang masih meremehkan wabah virus corona. Mereka rela tidak merayakan kebersamaan dengan keluarga di hari yang sangat special, namun sebagian masyarakat sibuk untuk merayakan lebaran dengan bergerombol mengunjungi toko-toko hingga terlihat tidak terjadi apapun. Virus corona seperti tidak ada bagi mereka.
Disitulah perasaan para tenaga medis benar-benar sedih dan bikin miris. Karena masyarakat benar-benar tidak sadar akan wabah virus corona. Sedangkan kami ini merasakan raa sedih karna keingat oleh keluarga dan mencoba untuk menguatkan hati meskipun tidak berhasil dan membuat suasana hati semakin sedih, berat sekali rasa yang mereka rasakan.
Namun, ketika waktu untuk menjadi perawat Covid-19 telah selesai, maka kami tenaga medis akan menjalankan masa karantina dan melakukan cek kesehatan seperti rapid test. Jika hasilnya negtaif maka akan melanjutkan masa karantina selama 2 minggu lalu setelah itu akan dilakukan lagi dengan tes swab dan dipastikan para tenaga kesehatan akan dipulangkan ke rumah dengan kondisi yang aman dan juga sehat.
Perasaan Para Pejuang, Disaat Masyarakat Beropini Kalau Covid ini Hoax atau Konspirasi
Tentunya yang dirasakan para tenaga medis yang menjadi garda terdepan saat mengetahui hal tersebut ialah sangat kecewa sekali. Padahal, wabah ini benar-benar sudah bisa dilihat dengan banyaknya teman-teman tim medis yang telah gugur.
Wabah ini bukan sekedar hoax atau penyakit biasa dan bisa semudah itu disembuhkan. Dengan adanya opini tersebut, artinya masyarakat telah menyepelekan wabah virus corona. Para pejuang kesehatan sangatlah sedih, disaat mereka tim medis dan juga relawan berjuang rela jauh dari keluarga demi merawat para pasien-pasien yang terpapar virus corona. Tapi diluar sana menyepelekan wabah tersebut dan tidak mematuhi peraturan pemerintah.
Harapan Para Tenaga Kesehatan Terhadap Masyarakat dan Pemerintah
Harapan pejuang perawat covid-19 hanya meminta untuk masyarakat tetap berada dirumah. Mematuhi peraturan pemerintah dalam menjalankan protocol kesehatan serta agar tetap menjaga kesehatan dan menjaga keberisihan.
Serta tidak mengabaikan anjuran pemerintah sampai wabah ini benar-benar berakhir. Kami para garda terdepan meminta tolong kepada masyrakat semua agar membantu kami dalam memutus mata rantai Covid-19 ini. Jadi, janganlah berkumpul-kumpul atau bergerombol, seperti antri-antri ditempat umum.
Mulailah semua ini dari diri sendiri, ketika diri sendiri menyadari social distancing selanjutnya kita bisa mengajak teman-teman atau keluarha untuk melakukan social distancing atau menjalankan protocol kesehatan.
Bantulah hal-hal kecil yang bisa membantu para tenaga kesehatan untuk mengurangi beban kami. Sama-sama kita putuskan mata rantai virus corona ini. Namun, perhatikan jika ada luka dibagian tubuh sebaiknya ditutup karna jika tidak ditutup maka akan terkontaminasi bakteri-bakteri di luar.
Untuk pemerintah, yang pasti agar lebih ketat dan tegas lagi terhadap masyarakat. Jika mereka melanggar aturan peraturan pemerintah maka berilah teguran yang membuat mereka jera dan sadar sehingga mereka tidak melakukan kesalahnya lagi.
Tanggapan New Normal
Adanya new normal jika sudah menjadi kebijakan pemerintah maka kami tenaga kesehatan siap tidak siap harus siap jika terjadi kasus-kasus Covid-19 yang meningkat. Karena seperti kebijakan lockdown atau PSBB juga masih banyak masyarakat yang menyepelekan peraturan tersebut. Jadi, sebagai tim kesehatan harus kuat mental, kuat badan serta kesehatan untuk keadaan kedepannya. Namun harapan tetap semoga masyarakat bisa lebih waspada lagi dengan adanya new normal ini terhadap wabah virus corona.
Nah, untuk tips jika new normal akan diberlakukan, maka tetap jaga kesehatan, terutama asupan diperhatikan harus 4 sehat 5 sempurna harus diterapkan. Selain itu, juga harus berolahraga tertaur paling tidak harus berjemur kena sinar matahari juga minum vitamin saat berangkat kerja atau memulai aktivitas.
Juga harus diperhatikan kebersihannya, agar selalu memakai masker dan membawa handsanitizer, jangan menyentuh-nyentuh barang di tempat umum atau jika ingin menyentuh sesuatu di tempat umum harus menggunakan benda perantara agar tidak menyentuh secara langsung.
Nah, itulah yang dirasakan oleh pejuang perawat covid-19. Para tenaga medis mendapatkan pengalaman dan ilmu yang benara-benar mahal yang belum pernah sama sekali didapati oleh sebagian besar tenaga medis.
Terlebih lagi jika ada pasien covid yang telah sembuh dari virus corona dan para pasien menyemangati serta berterimakasih kepada para seluruh tenaga medis hal ini yang membuat kami merasa bangga telah menjadi bagian garda terdepan.
Jadi, untuk semua tenaga kesehatan dimana saja, kita sama-sama semangat dalam menjalankan tugas kami. Kami semua hebat, luar biasa kita harus perangi wabah ini sama-sama dengan keyakinan dan tetap berharap agar wabah ini segera berakhir. Tetap jaga kesehatan jangan sampai imunitas tubuh menurun dan jagalah kebersihan.