Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Inggris yaitu AstraZeneca akan didatangkan ke Indonesia pada kuartal I 2021 sebanyak puluhan juta dosis.
Informasi tersebut diperkuat oleh adanya surat dari Alinasi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) kepada pemerintah Indonesia pada Jumat (29/1/2021).
Pengiriman vaksin AstraZeneca akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu kuartal I dan kuartal II.
Pada tahap awal yakni kuartal I, Indonesia akan menerima sebanyak 25 hingga 25 persen. Sementara pada kuartal II sebanyak 65 sampai 75 persen.
Menurut GAVI, vaksin AstraZeneca yang akan tiba di Indonesia sebanyak 13,7 juta dosis hingga 23,1 juta dosis.
Pengadaan vaksin COVID-19 AstraZeneca ini adalah hasil dari kerja sama multilateral antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan GAVI.
Melalui skema kerja sama multilateral tersebut, negara miskin dan berkembang yang terdampak pandemi COVID-19 dapat menerima vaksin secara gratis.
Pendistribusian vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca ini dapat segera dilakukan setelah memperoleh Emergency Use Listing (EUL) dari WHO.
Selain itu, vaksin AstraZeneca juga harus memperoleh validasi dari kelompok Independent Allocation of Vacciness Task Force (AIVG) serta harus suplai harus memadai sesuai dengan rencana.
Baca juga: Efektif 89,3 Persen, Berikut 5 Fakta Vaksin COVID-19 Novavax
5 Fakta Mengenai Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Adanya vaksin COVID-19 AstraZeneca yang akan tiba di Indonesia ini dapat menjadi angin segar untuk masyarakat. Berikut lima fakta mengenai vaksin AstraZeneca yang wajib diketahui:
1. Aman untuk Lansia
Orang lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun menjadi kelompok paling rentan dan cenderung mempunyai risiko kematian lebih tinggi.
Pengujian secara klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca pada lansia dengan usia di atas 60 tahun menunjukkan hasil yang aman.
2. Platform Adenovirus
Vaksin COVID-19 AstraZeneca dikembangkan dengan platform adenovirus pada hewan primata simpanse.
Vaksin dengan nama AZD12222 tersebut memodifikasi virus Corona dengan mengambil sebagian materi yang disebut spike atau bagian menonjol seperti paku pada virus.
Ketika vaksin AStraZeneca disuntikkan ke sel manusia maka dapaat memicu pembentukan antibodi untuk melawan dan menyimpan memori dari virus Corona.
3. Memenuhi Standar Efikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan setiap vaksin COVID-19 yang dikembangkan harus memenuhi standar efikasi minimal 50 persen.
Berdasarkan penelitian ilmiah yang diterbitkan di Lancet, vaksin StraZeneca mempunyai efikasi hingga 70 persen.
Hasil tersebut diperoleh melalui analisis interim pada uji klinis tahap III di dua negara, yaitu Inggris dan Brasil.
Kendati begitu, jika pengujian pada kelompok dengan dosis yang tepat maka efikasi dari vaksin AstraZeneca hanya mendapatkan efikasi 64 persen saja.
4. Disimpan pada Suhu Lemari Es
Salah satu kelebihan dari vaksin AstraZeneca adalah penyimpnanannya yang tidak membutuhkan lemari pendingin khusus dengan suhu ekstrem.
Vaksin AstraZeneca ini bahkan diklaim sebagai vaksin COVID-19 yang paling mudah dalam penyimpanannya.
Pasalnya, vaksin AstraZeneca dapat disimpan pada suhu lemari es atau tempat pendingin biasa dengan suhu 2 hingga 7 derajat celcius.
5. Harga Sekitar Rp 42 ribu-70 Ribu
Pengadaan vaksin COVID-19 AstraZeneca menggunakan skema GAVI sejatinya bersifat gratis untuk negara miskin dan berkembang.
Kendati begitu, vaksin COVID-19 yang dikembangkan berkat kerja sama AstraZeneca dengan Oxford ini tetap bisa diperoleh dengan cara dibeli.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, diperkirakan harga vaksin COVID-19 AstraZeneca dibandrol dengan harga antara Rp42.000 hingga Rp70.000 per dosis.

Baca juga: