Fimosis pada balita umumnya, terjadi pada anak laki-laki yang berusia dua hingga enam tahun. Kondisi ini juga bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Hal tersebut ialah hal yang normal pada balita juga bayi. Lantas, apa itu fimosis ?
Fimosis atau Phimosis ialah kondisi dimana kulit preputium penis atau kulit kulup penis melekat pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik kearah pangkal. Hal ini disebabkan karena kulit kepala atau kulup penis belum terlepas secara sempurna dari kepala penis.
Pasalnya, hal tersebut mengakibatkan kepala penis dan lubang kencing tertutup oleh kulit preputium. Namun, kulup tersebut akan terlepas dengan sendirinya dalam seiring bertambahnya usia anak. Tidak disarankan untuk mencoba melepaskannya, sebab hal tersebut akan memperburuk atau akan berisiko menimbulkan gangguan yang disebut parafimosis.
Secara medis, kondisi kulit kulup melekat erat pada kepada penis terbagi menjadi dua yaitu fimosis fisiologis yang disebabkan adanya smegma atau kotoran dan fimosis patologis yang terjadi akibat terbentuknya cincin jaringan ikat pada kulit preputium yang disebabkan oleh infeksi berulang akibat kebersihan yang buruk.
Gejala Fimosis pada Anak Balita
Phimosis yang terjadi pada anak ialah salah satu kelainan pada penis yang belum disunat dan hal tersebut kondisi yang normal terjadi, namum jika terjadi keluhan atau komplikasi lainnya maka harus segera ditangani atau konsultasikan ke dokter.
Kulup penis anak akan merenggang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Nah, kulup tersebut akan terlepas dengan sempurna biasanya pada usia 17 tahun.
Meski pada umumnya phimosis pada anak ini terbilang normal, akan tetapi terdapat kondisi yang perlu diwaspadai pada penis anak. Yaitu ketika kulup yang sudah terlepas tetapi menempel kembali atau kepala penis mengalami peradangan atau Balanitis.
Selain itu, jika terjadi komplikasi yang ditandai dengan kulit penis berwarna kemerahan, bengkak atau nyeri saat buang air kecil maka ibu perlu segera membawa anak ke dokter, konsultasikan keluhan tersebut agar segera ditangani.
Sebab, jika tidak segera ditanganin maka akan menimbulkan infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri, nafsu makan menurun dan berat badan tidak naik.
Pengobatan Fimosis pada Anak Balita
Sebagian kasus phimosis ini bukan masalah serius dan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Fimosis tidak selalu berujung pada tindakan sunat. Dokter akan menyarankan sunat jika anak mengalami balanitis atau infeksi saluran kemih yang berulang juga saat kulup menempel dengan sangat erat.
Peringatan untuk para orang tua, hindari untuk melepaskan atau menarik kulup penis secara paksa, justru hal tersebut memicu terjadinya infeksi, bahkan timbul parafimosis yang sangat berbahaya.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka biasanya akan terjadi kasus phimosis ringan yang dapat diobati dengan memberikan obat. Obat tersebut mengandung kortikosteroid berupa krim, gel atau salep guna meelenturkan kulup sehingga mudah ditarik.
Nah, tidak hanya itu dokter juga akan memberikan obat-obatan lain sesuai dengan penyebab fimosis. Salah satunya penyebab infeksi jamur, maka dokter biasanya akan memberikan krim antijamur. Namun, jika mengalami infeksi bakteri makan akan diberikan krim antibiotik.
Jadi, kondisi tersebut hal yang normal terjadi pada anak. namun, para orang tua perlu mengajarkan anaknya agar selalu membersihkan dan mengeringkan penis secara rutin. Hal tersebut dapat untuk pencegahan agar tidak terjadi infeksi penis pada anak.