Vaksin AstraZeneca yang telah ada di Indonesia ternyata belum bisa langsung digunakan mengingat adanya laporan mengenai efek samping pada vaksin COVID-19 ini.
Salah satu gejala yang dikhawatirkan adalah pembekuan darah. Hal ini seperti yang dilaporkan di beberapa negara Eropa seperti Islandia, Denmark, Norwegia, dan Austria.
Kendati demikian, laporan mengenai efek samping vaksin COVID-19 AstraZeneca perihal pembekuan darah ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
Hal tersebut juga disanggah oleh pengembang vaksin, menurut pihak AstraZeneca tidak ada efek samping serius atau pembekuan darah dalam penelitian yang melibatkan 10 juta orang.
Mereka juga mengatakan bahwa pengujian vaksin terhadap 10 juta orang tersebut juga mencakup seluruh kategori seperti usia, jenis kelamin hingga kelompok produksi di berbagai negara.
Baca juga: Sebabkan Pembekuan Darah, Vaksin AstraZeneca Ditangguhkan di Eropa
Indonesia Stop Sementara Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca merupakan program skema COVAX yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghadirkan vaksin COVID-19 ke berbagai negara berkembang dan miskin.
Indonesia sendiri telah mendapatkan sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca pada pekan lalu.
Berdasarkan perkiraan, Indonesia mendapatkan total sebanyak 11.748.000 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca hingga Mei 2021.
Berkat adanya laporan efek samping serius seperti pembekuan darah yang terjadi di sejumlah negara di Eropa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan ITAGI sedang melakukan pengkajian terhadap laporan itu.
Pendistribusian vaksin AstraZeneca juga belum dilakukan, hal ini seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.
“Kami masih menunggu kajian dari BPOM,” ucap Maxi pada konferensi pers vaksin, Senin (15/3/2021).
Laporan pembekuan darah yang terjadi di Eropa pada beberapa penerima vaksin AstraZeneca harus dikaji secara serius meski telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari WHO.
Maxi juga mengatakan jika BPOM dan ITAGI saat ini telah melakukan rapat guna membahas efek samping vaksin AstraZeneca.
Hanya saja belum ada hasil kajian terkait dari vaksin AstraZeneca dari BPOM dan juga ITAGI sehingga P2P harus menunggunya terlebih dahulu.
Baca juga: