Sudah lebih dari satu tahun pandemi COVID-19 menyelimuti dunia, beragam jenis mutasi virus Corona telah dideteksi di berbagai daerah, salah satunya adalah varian COVID-19 B117.
Varian COVID-19 B117 pertama kali dideteksi di Inggris dan kini diketahui telah menyebar ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, Brasil bahkan Indonesia.
COVID-19 B117 ini diketahui mempunyai kemampuan 70 persen lebih menular daripada varian lainnya.
Belum selesai dengan varian tersebut, kini ilmuwan kembali mendeteksi varian yang disebut dengan ‘Raja COVID-19’.
Varian ‘Raja COVID-19’ ini dinamai dengan COVID-19 B1351 dan pertama kali dideteksi di Afrika Selatan.
Di luar Afrika Selatan, varian COVID-19 B1351 ini ternyata juga ditemukan di Filipina.
Sampai saat ini telah menyebabkan setidaknya lonjakan infeksi COVID-19 hingga 52 kasus di Filipina.
3 Fakta Mengenai ‘Raja COVID-19’ atau Varian COVID-19 B1351
Berikut 3 fakta mengenai ‘Raja COVID-19’ yang wajib diwaspadai:
1. Menurunkan Kemanjuran Vaksin COVID-19
Salah satu vaksin COVID-19 yaitu vaksin Novavax yang diuji coba di Afrika Selatan mendapatkan hasil penurunkan kemanjuran dari 86 persen menjadi 60 persen.
Tidak hanya vaksin Novavax, sejumlah vaksin COVID-19 juga mendapatkan penurunkan efektivitas terhadap varian COVID-19 B1351.
2. Terdeteksi di 3 Negara
Seperti yang telah dilaporkan, varian COVID-19 B1351 atau ‘Raja COVID-19’ ini tidak hanya terdeteksi di Afrika Selatan dan Filipina saja.
Salah satu negara di Eropa yaitu Denmark mengonfirmasi telah mendeteksi varian COVID-19 B1351 pada pertengahan Februari 2021.
Statens Serum Institute (SSI) Denmak mengumumkan telah ada sebanyak 13 kasus infeksi COVID-19 B1351, di mana dua diantaranya berasal dari luar negeri.
3. Menjadi Perhatian Serius WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian COVID-19 B1351 ke dalam kategori Varian of Concern (VOC).
Varian COVID-19 yang dimasukkan ke dalam perhatian serius WHO ini mempunyai indikasi penularan tinggi dengan dampak gejala yang serius.
Baca juga: