Obesitas adalah kondisi di mana tubuh terlalu banyak lemak sehingga mengganggu kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dan kanker.
Obesitas menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah kelebihan berat badan yang didefinisikan sebagai penumpukan lemak terlalu banyak atau tidak normal dan berisiko bagi kesehatan.
Seseorang dapat dikatakan obesitas apa bila mempunyai Body Mass Index (BMI) 30 atau lebih, sedangkan jika nilai BMI sama atau lebih dari 25 maka dianggap kelebihan berat badan.
Cara mengukur Indeks Massa Tubuh (BMI)
Dalam menentukan BMI cukup mudah, berat badan (Kg) dibagi dengan tinggi badan (M). Lebih lengkap, berikut tabel untuk mengukur BMI:
BMI | Status |
Kurang Dari 18.5 | Kurang Berat Badan (Kurus) |
Antara 18.5-24.9 | Berat Badan Ideal (Normal) |
Antara 25.0-29.9 | Kelebihan Berat Badan (Gemuk) |
Lebih dari 30.0 | Obesitas |
Tidak semua orang yang mempunyai nilai BMI lebih dari 25 menandakan obesitas, atlet binaragawan misalnya. Mereka mempunyai lebih banyak otot daripada lemak, sehingga nilai BMI tidak bisa dijadikan alat ukur atas kelebihan lemak.
Penyebab Obesitas
Secara umum obesitas banyak dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori, kondisi ini dapat diperburuk jika tidak melakukan pembakaran kalori melalui olahraga atau aktivitas lainnya.
Makanan Penyebab Obesitas
Kalori yang tidak kunjung dibakar akan disimpan menjadi lemak. Beberapa jenis makanan penyebab obesitas berikut ini wajib untuk dihindari:
- Makanan cepat saji atau fast food.
- Makanan tinggi lemak.
- Makanan berminyak.
- Makanan atau Minuman manis.
- Cokelat.
- Makanan ringan.
Faktor Risiko Obesitas
Selain makanan, obesitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti:
- Genetik. Orang tua yang mempunyai berat badan berlebih (obesitas) cenderung mempunyai anak yang gemuk.
- Lingkungan. Keluarga yang cenderung kelebihan berat badan kerap mempunyai kebiasaan makan berlebihan, sehingga memengaruhi anggota keluarga lainnya.
- Jarang Bergerak. Membakar kalori tidak hanya dengan olahraga namun bisa juga dengan aktif bergerak. Malas atau jarang bergerak dapat menyebabkan obesitas.
- Efek samping obat. Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat diabetes, antidepresan, antipsikotik, kartikosteroid dan antivikonvulsan dapat menyebabkan berat badan naik.
- Hamil. Wanita hamil akan membutuhkan lebih banyak energi yang diperoleh dari makanan, jika berlebihan maka dapat meningkatkan berat badan secara instan.
- Usia. Menurunnya metabolisme tubuh yang kerap dialami saat usia tua berpengaruh terhadap kenaikan berat badan.
- Kurang tidur. Perubahan hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dapat terjadi ketika kurang tidur.
Gejala Obesitas
Pada awalnya obesitas tidak mudah memunculkan gejala dan tidak terlalu berpengaruh terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Bahkan orang yang berisiko obesitas sering tidak menyadari akan penyakit obesitas ini. Sehingga tidak merasakan gejala obesitas sama sekali.
Hal yang paling mudah untuk mengetahui seseorang berisiko mengalami obesitas adalah dengan rutin dan rajin mengecek nilai BMI.
Jika nilai BMI terus meningkat, maka mempunyai indikasi bahwa obesitas bisa saja terjadi.
Pengobatan Obesitas
Bagi penderita obesitas, menurunkan berat badan walau hanya sedikit saja dapat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan mencegah berbagai risiko penyakit yang terkait dengan obesitas.
Cara mengobati obesitas dapat dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat seperti:
- Rutin olahraga atau aktif bergerak untuk membantu tubuh membakar kalori lebih banyak.
- Pola makan sehat, makan lebih sedikit dan hanya mengonsumsi makanan sehat saja (diet).
- Terapkan pikiran positif pada kehidupan sehari-hari.
Operasi Bariatrik
Pada kasus obesitas yang sudah tidak lagi dapat dengan mudah diatasi dengan gaya hidup dan pola makan sehat maka dapat dengan melakukan operasi.
- Operasi Bypass lambung.
- Laparoscopic Adjustable Gastric Banding.
- Gastric Sleeve.
- Biliopancreatic Diversion with Duodenal Swith.
Komplikasi Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas berisiko menyebabkan berbagai jenis penyakit serius dan memperburuk kondisi medis yang telat ada, seperti:
- Penyakit jantung.
- Stroke.
- Hipertensi.
- Diabetes tipe 2.Obesitas dapat menyebabkan gangguan tubuh dalam mengontrol kadar gula dan penggunaan insulin.
- Beberapa jenis kanker. Risiko seperti kanker serviks, ovarium, rahim, payudara, usus besar, esofagus, hati, kandung empedu, ginjal, prostat dan pankreas dapat terjadi pada penderita obesitas.
- Gangguan sistem pernapasan seperti asma.
- Gangguan pada pencernaan seperti maag atau asam lambung.
- Batu empedu dan masalah pada organ hati.
- Kemandulan dan gangguan reproduksi. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi baik pada pria atau pun perempuan.
- Osteoartritis. Obesitas dapat menyebabkan tekanan pada sendi menjadi berlebihan, sehingga riskan mengalami radang sendi atau nyeri sendi.
- Gangguan tidur. Orang dengan berat badan berlebih khususnya obesitas lebih berisiko mengalami gangguan tidur yang disebut dengan sleep apnea.
Selain menyebabkan gangguan medis, kelebihan berat badan atau obesitas dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Sehingga orang dengan obesitas lebih rentan mengalami gangguan psikologi seperti:
- Depresi.
- Malu.
- Murung.
- Menurunkan kinerja belajar atau bekerja.
Pencegahan Obesitas
Menerapkan gaya hidup sehat seperti rajin olahraga dan menghindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi kalori dapat membantu mencegah obesitas atau kelebihan berat badan.
Selain itu, cara menjaga atau mendapatkan berat badan ideal lainnya dapat dengan melakukan hal-hal seperti:
- Rutin olahraga setiap hari.
- Pola makan sehat.
- Program diet.
- Hindari makanan tidak sehat.
- Konsisten dan komitmen.