Virus Corona atau COVID-19 akan menimbulkan gejala yang sangat khas dan dapat dikenali seperti batuk, demam, kelelahan, diare, hingga sesak napas.
Penggunaan vaksin COVID-19 menjadi harapan untuk semua orang agar bisa terhindari dari infeksi virus Corona yang telah menyelimuti dunia sejak akhir 2019 ini.
Namun tidak serta merta penggunaan vaksin dapat 100 persen melindungi dari penularan COVID-19. Beberapa kasus COVID-19 bahkan terjadi pada pasien yang sebelumnya telah mendapatkan vaksin.
Kendati begitu, penggunaan vaksin COVID-19 tetap dianjurkan kepada semua orang, baik yang sudah pernah terinfeksi atau belum.
Hal tersebut bertujuan agar gejala yang dialami ketika terinfeksi COVID-19 hanya bersifat ringan dan bukan gejala berat atau komplikasi.
Gejala COVID-19 dapat terjadi sebelum, saat, dan setelah sembuh. Gejalanya pun beragam dan setiap orang bisa berbeda-beda tergantung dari kondisinya.
Salah satu kasus COVID-19 yang dilaporkan oleh Scientific American menyebutkan adanya pasien pasca sembuh dari infeksi virus Corona mengalami gejala tidak biasa.
Seorang guru di Houton bernama Patrick Thornton berusia 41 tahun mengaku mengalami gejala gagap berat setelah sembuh dari infeksi COVID-19 pada Agustus 2020.
Awalnya Patrick sempat kesulitan menyebutkan kata dan bahkan tidak bisa mengeluarkan suara saat terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Positif COVID-19 Setelah Vaksinasi, Bupati Sleman Alami Ini
Para Ahli Kebingungan Kenapa Hal Tersebut Bisa Terjadi
Apa yang dialami oleh Patrick tersebut masih belum bisa dijawab oleh para ahli, mereka bahkan kebingungan bagaimana bisa COVID-19 menyebabkan gangguan neurologis.
Salah satu teori yang digunakan untuk menjawab fenomena tersebut yaitu virus Corona dapat menyebabkan peradangan sehingga bisa menganggu pengucapan kata.
Kemampuan berbicara melibatkan setidaknya 100 otot secara bersamaan dalam hitungan milidetik, ini sangat kompleks dan jika ada gangguan maka bisa menyebabkan seseorang kesulitan berkata-kata.
Selain itu, kondisi otak seseorang yang bertanggung jawab dalam merangkai kata untuk kemudian disalurkan melalui mulut juga berperan penting.
Sedangkan menurut Ahli sarah di King’s College London Thomas Pollack berpendapat adanya kemungkinan virus Corona membuat autoantibodi.
Kondisi tersebut dapat memungkinkan virus mengikat protein dan menganggu fungsi atau memicu terjadinya kondisi lebih buruk.
Saat ini Pollak dan tim sedang meneliti hubungan antara virus Corona dengan neurologis pada pasien COVID-19 yang telah sembuh.
Pollak dan tim menemukan jika sebanyak sepertiga pasien COVID-19 menderita gangguan neurologis bahkan beberapa di antaranya dapat menyebabkan kondisi lebih buruk seperti stroke atau ensefalitis.
Baca juga:
- Penderita Jantung Wajib Baca! Usai Disuntik Vaksin COVID-19, Dokter Ini Meninggal
- Sebelum Vaksinasi, Ketahui Efek Samping dari Setiap Vaksin COVID-19
- Miris, Negara Ini Hanya Mendapatkan 25 Dosis Vaksin COVID-19
Sumber:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5348582/cerita-pria-kena-covid-19-jadi-gagap-pasca-sembuh-kok-bisa (Diakses 26 Januari 2021)