Pro Kontra Herd Immunity untuk Berantas Corona

Pro Kontra Herd Immunity

Pro Kontra Herd Immunity

Pro Kontra Herd Immunity – Berbagai upaya dilakukan untuk memberantas dan memutus rantai penyebaran virus corona. Sejumlah ilmuwan dari berbagai negara terus bekerja untuk menciptakan antivirus yang bisa mengatasi pandemi ini.

Namun menciptakan antivirus bukanlah perkara mudah. Para ilmuwan harus merangkaian sejumlah uji coba hingga antivirus tersebut benar-benar stabil dan valid untuk mengatasi virus corona. Sementara itu, belakangan ramai kembali perihal herd immunity sebagai opsi untuk mengatasi virus corona.

Herd immunity menjadi pro dan kontra. Sebagian mendukung herd immunity karena mempercepat kondisi seperti sedia kala. Sementara kritik datang dari pakar kesehatan yang menyebut risiko pasien sakit berat dan meninggal akan bertambah.

Herd Immunity dapat terjadi ketika ada kelompok yang kebal terhadap penyakit menular sehingga mampu menghentikan penyebaran virus corona. Untuk membentuk herd immunity dapat ditempuh dengan dua cara. Yakni memberikan vaksin untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit dan dari orang yang terjangkit sehingga pada waktunya akan membentuk kekebalan alami.

Pro Kontra Herd Immunity

Ketika sebagian orang dari populasi memiliki kekebalan tubuh, maka penyebaran penyakit ini bisa berhenti. Hal ini dianggap menjadi salah satu cara untuk menghadapi pandemi selain dengan memisahkan setiap orang, melakukan pengujian, melacak pergerakan orang, dan membuat vaksin.

Namun munculnya ide herd immunity untuk menghadapi virus corona pun menuai pro dan kontra. Pemerintah di sejumlah negara dan WHO sendiri pun meragukan jaminan herd immunity bisa mengatasi pandemi ini. Para ilmuwan pun tidak menyampaikan secara jelas apakah mereka yang sembuh dari virus corona bisa menjadi kebal.

“Membiarkan virus menyebar di negeri kita tanpa kita tahu apakah orang akan kebal dan seberapa lama kekebalan itu akan muncul, bila ada wabah COVID-19 kedua, adalah hal yang sangat beresiko,” jelas Diego Silva, dosen ilmu bioetika di University of Sydney.

Fokus pada social distancing

Sementara itu, vaksin sendiri masih mungkin membutuhkan waktu sekitar 18 bulan lagi untuk dijadikan sebagai alternatif terbaik dan paling aman. Professor Angus Dawson dari University of Sydney menyarankan agar pemerintah lebih baik fokus pada aksi pemisahan jarak yang kini telah dilakukan.

Menurutnya, melindungi mereka yang paling lemah harus menjadi prioritas tertinggi. Sehingga social distancing bisa menjadi cara yang terbaik untuk membantu sistem layanan kesehatan serta mengurangi pandemi yang terjadi.

Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 Hari

PERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDAN

Dapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari ini

Exit mobile version