Remdesivir, Obat Yang Disetujui BPOM AS Untuk Covid-19

Remdesivir

Remdesivir

Remdesivir adalah obat antivirus yang baru-baru ini diizinkan oleh Badan Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika (FDA) sebagai obat yang bisa digunakan untuk pasien virus corona (COVID-19).

Vaksin Remdesivir merupakan antivirus yang dikembangkan perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Gilead Sciences. Vaksin dengan kode pengembangan GS-5734 ini masuk kelas analog nukleotida. Antivirus ini disintesis dalam beberapa turunan ribosa.

Untuk membunuh coronavirus, remdesivir harus diberikan secara intravena. Namun sejauh ini, obat ini masih bersifat eksperimental dan belum disetujui untuk penggunaan apa pun. Akan tetapi, penelitian terhadap tikus dan kera yang terinfeksi membuktikan bahwa remdesivir dapat melawan coronavirus.

Remdesivir merupakan antivirus yang memiliki spektrum luas dan sempat diteliti untuk mengatasi Ebola, MERS, dan SARS. Meski demikian, sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona. Sejumlah obat termasuk remdesivir sedang diteliti lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanannya dalam mengatasi infeksi virus ini.

Dari pengujian NIAID yang melibatkan 1.000 orang, ditemukan fakta bahwa remdesivir mampu mengurangi gangguan pernapasan lebih cepat dibanding obat lainnya. Saat treatment dilakukan, plasebo menjadi obat alternatif lain.

The US National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mengatakan, pasien yang menggunakan obat itu memiliki kurun waktu pemulihan yang lebih cepat daripada pasien yang hanya mendapatkan plasebo.

Pengguna remdesivir ternyata lebih cepat sembuh dibanding plasebo. Sebanyak 50% pasien bisa ke luar rumah sakit dalam waktu 11 hari, sementara plasebo 15 hari.

Angka kematian juga lebih rendah. Angka kematian kasus pada pengguna obat ini adalah 8,0% sedangkan plasebo 11,7%.

Remdesivir sebenarnya adalah obat keras. ia bekerja dengan memasukkan dirinya ke dalam genom virus. Yang pada akhirnya mengganggu proses replikasi dari virus tersebut.

Remdesivir juga dinilai aman karena pernah diuji pada pengidap Ebola sebelumnya dan tidak menyebabkan efek buruk. Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obat ini menunjukkan potensi perbaikan klinis yang baik terhadap virus Ebola dan infeksi filovirus.

Obat remdesivir ini juga diterapkan pada wabah virus Ebola di Afrika Barat yang terjadi pada tahun 2013-2016. Hingga saat ini, data yang tersedia mengenai dosis remdesivir untuk mengatasi COVID-19 masih sangat terbatas.

Pada beberapa uji coba yang dilakukan, dosis yang diberikan adalah 200 mg pada hari pertama, dilanjutkan 100 mg pada hari kedua dan selanjutnya. Lama pengobatan dalam penelitian ini berkisar antara 5–10 hari.

Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 Hari

PERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDAN

Dapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari ini

Exit mobile version