Selama ini masyarakat menganggap virus Corona yang telah menjadi pandemi global berasal dari Negeri Tirai Bambu, China. Menurut studi terbaru mengatakan jika COVID-19 pertama kali ditemukan bukan di China.
Temuan tersebut telah dimuat di dalam jurnal Clinical Infectious Diseases. Dituliskan jika virus Corona (COVID-19) sebelumnya telah menginfeksi orang di luar negara China.
Negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat, bahkan sebelum COVID-19 terdeteksi di China telah ada orang AS yang positif virus Corona.
“Infeksi SARS-CoV-2 kemungkinan telah berada di Amerika Serikat pada Desember 2019, ini lebih awal dari yang diketahui sebelumnya,” tulis para peneliti yang dikutip dari NPR.
Informasi ini mengindikasikan jika COVID-19 sebelumnya memang telah menyebar ke seluruh dunia secara diam-diam sebelum berhasil diidentifikasi di Wuhan, China.
Menurut Pusat Pengndalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan adanya jejak COVID-19 pada darah yang dimiliki oleh Palang Merah Amerika. Darah yang dikumpulkan tersebut berasal dari para pendonor yang berasal dari sembilan negara bagian.
Jejak COVID-19 yang dimaksud oleh CDC adalah antibodi virus Corona, mereka menemukan adanya antibodi tersebut setelah menganalisis terhadap 7.389 donor darah.
Terdapat sebanyak 106 donor darah yang diketahui mempunyai antibodi virus Corona. Proses analisa yang dilakukan oleh CDC fokus terhadap donor darah dalam rentang waktu antara 13 Desember 2019 hingga 17 Januari 2020.
Secara kasar, temuan 106 donor darah yang mengandung antibodi virus Corona menunjukkan jika sebelumnya telah ada warga AS yang terinfeksi COVID-19.
Sistem kekebalan tubuh akan secara otomatis melakukan pertahanan dengan cara memproduksi antibodi untuk melawan ancaman (COVID-19).
Sampai saat ini telah diketahui dari negara bagian mana saja darah yang mengandung antibodi COVID-19 tersebut, yaitu California, Oregon, dan Washington sebanyak 39 sampel darah pada tanggal 13-16 Desember 2020.
Sedangkan sebanyak 67 sampel darah dengan antibodi COVID-19 pada awal Januari 2020 juga ditemukan dari negara bagian seperti Wisconsin, Rhode, Island, Michigan, Massachusetts, CEnnecticut, dan Lowa.
Para peneliti mengatakan jika temuan terhadap antibodi di dalam donor darah ini dapat menjadi studi pengawasan terhadap COVID-19.
“Temuan ini juga menyoroti donor darah sebagai sumber untuk melakukan studi pengawasan SARS-CoV-2,” terang peneliti.
Baca juga:
- Diragukan! Ilmuwan Temukan Fakta Ini pada Vaksin COVID-19 AstraZeneca
- Hati-hati! Makanan Beku dari 109 Negera Ini Terkontaminasi COVID-19
- Waspada! WHO Prediksi Akan Ada Gelombang Ketiga COVID-19
Referensi:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5277896/studi-kembali-tegaskan-corona-bukan-dari-china-kali-ini-dari-mana (Diakses 2 Desember 2020)