Proses menyusui bagi sebagian ibu, memang tidak berjalan mulus seperti yang diinginkan. Terkadang ASI cenderung sedikit, bahkan ada yang tidak keluar sama sekali. Lalu, kenapa ASI tidak keluar?
Minimnya produksi ASI beberapa hari setelah persalinan disebabkan oleh penurunan produksi hormon progesteron. Saat hamil, plasenta memiliki peran penting untuk memproduksi hormon yang berperan dalam pembuatan ASI. Lalu, saat persalinan, plasenta tersebut terpisah dari rahim dan akan keluar dari tubuh.
Akibatnya, terjadi penurunan kadar hormon progesteron dalam tubuh secara drastis, yang menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Produksi ASI akan kembali berjalan 32-40 jam setelah melahirkan.
Dua sampai tiga hari adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi ASI setelah proses IMD. Lebih dari itu, apabila air susu tak kunjung keluar, maka bisa dibilang terlambat. Dalam bahasa medis, hal ini disebut sebagai delayed onset of lactation.
Meski terlambat, bukan berarti ibu yang mengalaminya tidak bisa memproduksi ASI sama sekali. Sayangnya, keterlambatan keluarnya ASI ini bisa memicu stres pada ibu, yang juga dapat mengakibatkan ASI tidak keluar. Siklus ini perlu diputus.
Selain stres, dibawah ini beberapa penyebab ASI tidak keluar.
- Persalinan pertama
Beberapa wanita yang baru pertama kali melahirkan, membutuhkan waktu hingga lima hari sampai payudara terisi penuh oleh ASI. Lalu, pada persalinan anak kedua dan seterusnya, air susu akan keluar lebih cepat.
- Persalinan dengan penyulit
Salah satu penyebab asi tidak keluar adalah proses persalinan dengan penyulit disertai faktor penyulit, dan menyakitkan bisa membuat ASI tidak keluar meski sudah lebih dari tiga hari setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan obat bius dan infus dalam jangka waktu yang lama juga bisa menurunkan produksi ASI.
- Operasi Caesar
Prosedur operasi, stres, nyeri, dan faktor emosional lainnya yang berhubungan dengan persalinan dengan operasi Caesar, dapat membuat ASI terlambat keluar.
- Persalinan prematur
ASI sebenarnya memang sudah bisa diproduksi di akhir trimester kedua kehamilan. Namun, persalinan yang terjadi secara tiba-tiba, stres yang muncul, serta ketidakmampuan bayi prematur untuk menyusu, bisa menghambat produksi ASI.
- Bayi kesulitan untuk menemukan puting ibu
ASI akan diproduksi apabila ada “permintaan dari bayi”. Artinya jika tidak ada stimulasi dari mulut bayi di payudara atau gerakan memerah susu, produksi ASI tidak akan terjadi.
Itulah sebabnya, kesulitan bayi dalam menemukan atau menyusu ke puting ibu, bisa memengaruhi produksi ASI. Selain itu kondisi medis, seperti tongue tie, bibir sumbing, maupun masalah pada saraf bayi dapat juga membuat bayi sulit menyusu.
- Kadar gula darah tinggi
Ibu yang memiliki diabetes, membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari gangguan hormon, hingga tingginya angka prematur dan operasi Caesar pada ibu dengan riwayat diabetes.
- Kelainan hormon
ASI tidak keluar juga bisa disebabkan oleh penyakit kelainan hormon, seperti hipotiroidisme dan polycytic ovary syndrome (PCOS).
- Kelebihan berat badan
Ibu yang mengalami kelebihan berat badan sebelum kehamilan atau mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil, juga berisiko mengalami keterlambatan produksi ASI.
Meski ASI tidak keluar, Anda disarankan untuk tetap menyusui bayi. Sebab, dalam empat hari pertama setelah persalinan, masih terdapat kolostrum di dalam payudara, yang baik untuk dikonsumsi bayi. Selain itu, stimulasi dari mulut bayi juga akan merangsang produksi ASI.
Salah satu solusi mudah untuk mengatasi ASI tidak keluar adalah pijat laktasi.
Pijat laktasi adalah salah satu teknik yang bisa dilakukan ibu pasca melahirkan dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan payudara. Salah satunya adalah membantu melancarkan produksi ASI. teknik pijat juga sering dilakukan saat terasa ada sumbatan pada putting, yang diakibatkan oleh tidak lancarnya aliran ASI di payudara.
Pijatan tersebut ternyata tidak hanya memiliki manfaat melancarkan ASI dan memperbanyak pengeluaran ASI, tetapi pijat laktasi membantu mengurangi bengkak pada payudara akibat ASI yang belum keluar.
Pastikan Anda melakukan pijat oleh terapis professional. Oleh karena itu, disarankan ibu menggunakan Layanan Kesehatan MHomecare. MHomecare menyediakan layanan pijat laktasi untuk ibu menyusui dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang professional dengan melalui situs website https://mhomecare.co.id/ . Selain itu, anda juga bisa mengetahui mengenai info-info kesehatan yang lainnya lebih lanjut.