Hormon yang berpengaruh pada laktasi, masih kurang diketahui oleh sebagian ibu hamil yang akan melakukan persalinan. Untuk itu, simak penjelasan berikut.
Laktasi atau laktogenesis adalah Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran susu. Yang dipengaruhi oleh hormononal yang di mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh memproduksi hormone yang menstimulasi munculnya susu dalam ASI.
Pengaruh Hormonal Pada Laktogenesis
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon – hormon yang berpengaruh pada laktasi :
- Progesteron, mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
- Estrogen, menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
- Follicle Stimulating Hormone (FSH)
- Luteinizing Hormone (LH)
- Proklatin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan. Proklatin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterior. Kelenjar tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu dan proliferasi epitelium. Di dalam sel-sel epitel terdapat enzim-enzim yang esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah susunan darah menjadi susu. Fungsi proklatin ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim tersebut selanjutnya menggertak sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya menghasilkan susu bila tidak ada prolaktin. Pada masa kehamilan yang selanjutnya terjadi kenaikan bertahap dalam sekresi proklatin yang dirangsang oleh estrogen.
- Oksitosin, mengencangkan otot halus dalam rahin pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras susu menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya satu let-down reflex.
- Human Placental Lactogen (HPL), sejak bulan kedua kehamilan plasenta mengelaurkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan ASI, putting dan areola sebelum melahirkan. pada bulan ke lima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
Proses Pembentukan Laktogen
Prose pembentukan laktogen melalui tahap-tahap berikut :
Laktogenesis I
Merupakan face penambahan dan pembesaran lobules-alveolus. Terjadi pads face terakhir kehamilan. Pada fase ini penyudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesterone tinggi sehingga mencegah produksi ASI.
Pengeluaran kolostrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormone progesterone, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormone prolaktin tetap tinggi. hal ini menyebabkan produksi susu besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Hormone lainnya, seperti insulin, tiroksin dan kortisol juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormone tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi. Keluarnya hormone oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection / let-down reflex). Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar.
Laktogenesis III
Sistem control hormone endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem control autokrim dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap serta juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Penyebab Produksi ASI Rendah
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari :
- Kurang sering menyusui atau memerah payudara
- Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat : struktur mulut dan rahang yang kurang baik, teknik perlekatan yang salah
- Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
- Jaringan payudara hipoplastik
- Kelainan metabolism atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
- Kurangnya gizi ibu
Nah, jadi itulah beberapa pengaruh hormonal terhadap proses laktasi. Demikianlah informasi yang dapat diberikan, terimakasih.
Baca juga:
- Manfaat Pijat Laktasi Untuk Ibu Menyusui
- ASI Tidak Keluar? Begini Cara Tepat dan Cepat Mengatasinya
- Pijat Laktasi di Jakarta
Referensi:
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK148970/
- https://www.britannica.com/science/lactation