Penyakit kuning atau yang bisa disebut dengan jaundice merupakan kondisi yang menyebabkan kulit menjadi kuning. Selain itu, warna kekuningan pun juga terjadi di bagian putih mata.
Jaundice terjadi akibat masuknya bilirubin ke dalam aliran darah sehingga sering kali membuat kulit dan bagian putih pada mata tampak berwarna kuning. Bilirubin adalah pigmen kekuningan normal yang dihasilkan saat hemoglobin yang membawa oksigen dalam sel darah merah tua terurai. Selanjutnya, lever akan membantu tubuh mengeluarkan bilirubin melalui tinja dan urine.
Seiring dengan mulai berfungsinya lever, penyakit kuning ini juga mungkin dialami bayi pada dua hingga empat hari setelah dilahirkan. Sementara itu, bayi prematur mungkin mengalaminya beberapa minggu setelah dilahirkan.
Orang dewasa dan hewan peliharaan juga mungkin mengalami penyakit menguning ini yang di akibatkan oleh adanya gangguan fungsi lever atau peningkatan kerusakan sel darah. Mengetahui cara mengenali penyakit kuning akan mempercepat pemulihan Anda.
Penyebab Penyakit Kuning
Penyakit kuning atau jaundice adalah kelainan dengan menguningnya bagian kulit dan bagian putih mata yang terjadi ketika tubuh tidak memproses bilirubin dengan baik. Hal tersebut terjadi kemungkinan disebabkan oleh masalah hati.
Bilirubin merupakan zat berwarna kuning yang tertinggal di aliran darah setelah zat besi dikeluarkan dari darah. Filter hati membuang limbah dari darah. Ketika bilirubin mencapai hati, bahan kimia lainnya menempel padanya. Suatu zat yang disebut hasil bilirubin terkonjugasi.
Penyakit kulit dan mata yang menguning dapat disebabkan oleh masalah di salah satu dari tiga fase produksi bilirubin, yakni sebelum produksi bilirubin, selama dan setelah.
Sebelum produksi bilirubin, Anda mungkin menderita penyakit kuning tak terkonjugasi karena peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan oleh:
- Reabsorpsi hematoma besar (kumpulan darah yang membeku atau sebagian membeku di bawah kulit).
- Anemia hemolitik (sel darah dihancurkan dan dikeluarkan dari aliran darah sebelum umur normalnya berakhir).
Selama produksi bilirubin, penyakit kuning dapat disebabkan oleh:
- Virus, termasuk Hepatitis A, Hepatitis B dan C kronis, dan infeksi virus Epstein-Barr (mononukleosis menular).
- Alkohol.
- Gangguan autoimun.
- Cacat metabolik genetik yang langka.
- Obat-obatan, termasuk toksisitas asetaminofen, penisilin, kontrasepsi oral, klorpromazin (Thorazine®) dan steroid estrogenik atau anabolik.
Setelah bilirubin diproduksi, penyakit kuning dapat disebabkan oleh obstruksi (penyumbatan) saluran emped, seperti:
- Batu empedu.
- Peradangan (pembengkakan) kantong empedu.
- Kanker kandung empedu.
- Tumor pankreas.
Bilirubin yang terlalu banyak diproduksi dapat bocor ke jaringan sekitarnya. Ini dikenal sebagai hiperbilirubinemia, dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
Bagaimana Mendiagnosanya?
Dalam mendiagnosa penyakit ini, biasanya dokter akan melakukan tes bilirubin dengan mengukur jumlah zat dalam darah Anda, hitung darah lengkap (CBC) dan tes hati lainnya. Jika Anda dinyatakan menderita penyakit kuning, maka artinya tingkat bilirubin Anda akan tinggi.
Selain itu, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan Anda. fokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada Anda dan memerintahkan tes lainnya terkait keadaan hati Anda untuk memeriksa hati Anda. Dan tentunya akan melakukan lebih banyak tes lainnya, termasuk tes pencitraan untuk mencari tahu penyebabnya.
Gejala Penyakit Kuning
Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit kuning yang sering diabaikan dan perlu diwaspadai:
1. Warna urine yang lebih gelap
Seberapa banyak kamu minum air putih, urine yang kamu keluarkan tetap berwarna kuning atau lebih gelap dari urine normal. Ini bisa menjadi pertanda terkena penyakit kuning. Menurut artikel 2011 dari Journal of the American Academy of Pas, perubahan warna urine tersebut terjadi karena bilirubin yang tak tersaring dan mencampuri urinemu tersebut
2. Kulit dan mata kuning
Gejala ini mungkin sulit terdeteksi pada orang dengan kulit yang berwarna agak gelap. Tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai tanda kulit pucat karena anemia.
3. Demam
Dilaporkan pada artikel QJM: An International Journal of Medicine, terdapat kasus seorang dewasa berumur 24 tahun mengalami demam selama 10 hari. Penyakit kuning muncul ketika masuk di tiga hari terakhir demam tersebut.
4. Waspadai rasa gatal
Penyakit kuning mungkin menyebabkan kulit anda terasa sangat gatal akibat kadar racun yang terakumulasi dalam pembuluh darah selama pemecahan empedu,
5. Sakit perut
Berbagai sumber jurnal menyebutkan banyak pasien juga turut mengeluhkan mereka merasakan sensasi sakit di perut. Rasa itu bisa jadi bukan datang dari perut melainkan hati atau livernya mengingat lokasi kedua organ tersebut cukup dekat. Rasa sakit ini juga sering diikuti dengan kondisi mual dan muntah-muntah.
Pengobatan penyakit kuning bergantung pada kondisi yang mendasarinya. Setelah memberikan diagnosis, dokter akan merekomendasikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Berikut ini penanganannya berdasarkan kondisi pasien.
Berbagai obat dapat digunakan untuk menangani kondisi yang menyebabkan penyakit kuning, seperti steroid dalam pengobatan gangguan autoimun. Beberapa penderita dengan sirosis mungkin akan membutuhkan pengobatan dengan diuretik dan laktulosa.
Antibiotik dapat diperlukan untuk menangani infeksi yang menyebabkan penyakit kuning atau komplikasi terkait dengan kondisi tertentu yang mengarah ke penyakit kuning, seperti kolangitis.
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865