Penolakan pemakaman jenazah positif corona terjadi di beberapa daerah di Indonesia. hal tersebut merupakan sikap tak masuk akal. Lantas, apa alasan warga menolak pemakaman jenazah positif corona?
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menjelaskan, jenazah pasien positif corona tidak berbahaya. Sebab, sebelum tim medis memakamkan, jenazah telah diurus dengan prosedur yang tepat.
Yurianto juga menjelaskan bahwa proses penguburan jenazah yang meninggal dunia karena terjangkit virus corona juga telah dibuat berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 9 Tahun 2020.
Alasan Penolakan Jenazah Corona Di Beberapa Daerah
Dianggap terlalu dekat dengan pemukiman dan perkebunan warga
Masyarakat Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan memasang spanduk besar di dekat lokasi pemakaman seorang pasien positif corona.
Spanduk itu bertuliskan, ‘Kami masyarakat Kec, Jati Agung menolak dengan adanya wilayah Kota Baru Kec Jati Agung dijadikan pemakaman jenazah corona.’
Mereka beralasan, lokasi pemakaman pasien positif corona terlalu dekat dengan perkebunan dan pemukiman warga.
Menanggapi penolakan masyarakat Camat Jati Agung Jhoni Irzal mengatakan perlu adanya edukasi dari tim kesehatan.
Menolak karena memiliki populasi besar
Masyarakat Kelurahan Samata, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memblokade jalan menggunakan balok kayu dan batu.
Aksi ini dilakukan karena warga menolak wilayahnya dijadikan lokasi pemakaman pasien Covid-19. Penolakan itu bahkan berakhir ricuh.
Pemerintah memilih kelurahan tersebut karena dinilai jauh dari pemukiman warga, namun hal tersebut langsung dibantah warga.
Salah seorang warga mengatakan bahwa pemerintah keliru, sebab Kecamatan Sombaopu adalah wilayah dengan populasi warga terbesar di Kabupaten Gowa.
Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut ditolak keras oleh warga, mereka menolak wilayahnya dijadikan lahan pemakaman pasien corona.
Warga merasa tak diberi tahu
Warga Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen dan Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas membunyikan kentongan dan memblokade jalan.
Aksi penolakan ini berujung pembongkaran dan pemindahan makam jenazah pasien positif corona dari wilayah mereka.
Kepala Desa Karangtengah Karyoto menjelaskan, warga merasa tak diberi informasi mengenai pemakaman jenazah pasien positif corona hingga mereka kecewa.
Pemakaman jenazah pasien positif corona di wilayahnya, kata dia, dilakukan secara diam-diam.
“Tahu-tahu tadi malam sekitar pukul 19.00 WIB listrik mati, apakah sengaja dimatikan atau tidak kami tidak tahu. Setelah itu datang mobil rombongan kurang lebih enam, kemudian masyarakat tahu bahwa itu adalah untuk pemakaman,” ujar Karyoto.
Mereka menuntut makam dibongkar dan jenazah dipindah dari wilayahnya.
Takut Tertular Virus
Ratusan warga di Antang, Kelurahan Manggala, Makassar menolak pemakaman jenazah PDP Covid-19.
Alasannya, mereka takut tertular virus jika jenazah dimakamkan di wilayah mereka bermukim.
“Pemerintah Kota akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang jenazah virus corona tidak menular,” kata Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb.
Ia mengaku akan menggencarkan sosialisasi mengenai prosedur pemulasaraan jenazah korban corona.
Itulah beberapa alasan terjadinya penolakan jenazah corona untuk dimakamnkan, namun sebenarnya jenazah korban virus corona telah melalui sejumlah tahap protokol yang diatur ketat sehingga dengan demikian tak menulari siapa pun. Semestinya masyarakat tak perlu gusar jika ada korban virus corona di makamkan di tempat mereka.