Asfiksi termasuk penyakit pada sistem pernapasan dan tentunya penyakit ini menyebabkan penurunan pada fungsi paru-paru serta jaringan tubuh lainnya.
Penyakit asfiksi adalah salah satu penyakit sistem pernapasan yang menyerang paru-paru.
Asfiksi merupakan penyakit yang mengganggu pengangkutan jaringan oksigen ke jaringan tubuh karena fungsi paru-paru, pembuluh darah dan jaringan tubuh lainnya.
Penyakit asfiksi umumnya disebabkan oleh adanya bakteri dipococcus pneumonia sehingga alveolus terisi oleh cairan lendir dan cadiran limpa.
Selain itu penyakit ini juga disebabkan oleh kearacunan CO dan HCN atau ganguan pada sistem sitokrom yang merupakan enzim dari pernapasan.
Nah, ketika alveolus terisi cairan baik secara sengaja ataupun tidak seperti seorang tenggelam.
Maka pada orang tenggelam tersebut, alveolusnya akan terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan membuat pernapasannya berhenti.
Baca juga: Macam-Macam Klasifikasi dan Penanganan Asfiksia
Penyebab Asfiksi
Asfiksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, berikut di antaranya:
- Bakteri Diplococcus Pneumonia, dengan disebabkan oleh bakteri tersebut membuat alveolus terisi oleh cairan limfa. Hal ini mnegakibatkan gangguan dalam pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah ataupun jaringan tubuh.
- Gas Racun Karbon Monoksida (CO), penyebab yang selainjutnya ini memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih besar dari pada oksigen (O2). Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan.
- Tersendak makanan atau benda asing, kondisi ini mengakibatkan terhalangnya saluran udara dari dan ke paru-paru. Lansia dan balita mempunyai risiko tersendak makanan atau benda asing.
- Aspirasi. Meski sama-sama menyebabkan tersendak, namun aspirasi berbeda dengan tersendak. Aspirasi terjadi saat makanan atau cairan masuk ke saluran napas atau paru-paru. Contohnya terjadi saat tenggelam.
- Tercekik. Tercekik atau dicekik akan mengakibatkan udara tidak dapat masuk ke paru-paru.
- Overdosis obat. Salah satu jenis obat yang dikonsumsi secara berlebihan sehingga terjadi overdosis seperti opioid dapat mengakibatkan gangguan pada pernapasan.
- Asfiksia pada bayi. Kondisi kekurangan oksigen pada bayi yang masih di dalam kandungan dapat saja terjadi, hal ini dapat disebabkan saat darah sang ibu kekurangan oksigen. Saat bayi lahir, beberapa risiko yang dapat menyebabkan asfiksia pada bayi seperti tali pusat atau kondisi selama masa persalinan.
- Kejang. Kejang pada epilepsi dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan pada pernapasannya seperti apnea yang mana kondisi ini akan menurunkan kadar oksigen di dalam tubuh.
Asfiksi juga dapat disebabkan karena kondisi lain seperti cedera atau penyakit.
Gagal jantung, patah leher, atau alergi dapat mengganggu fungsi pada sistem pernapasan yang berisiko berujung asfiksia fisik.
Gejala
Ada empat tahap gejala asfiksi, sebagai berikut :
- Fase pertama, dispneu atau sianosis asfiksia yang berlangsung kira-kira empat menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat dan sukar. Pada fase ini tekanan darah pun terukur meningkat.
- Fase kedua, konvulsi asfiksia terjadi kira-kira dua menit. Namun, pada fase ini penderita awalnya akan mengalami berupa kejang klonik lalu kejang tok kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat dan tekanan darah turun.
- Fase ketiga, paneu asfiksia berlangsung kira-kira satu menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter
- Fase akhir asfiksi ditandai dengan adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian meninggal dunia.
Pencegahan Afiksi
Dalam mencegah terjadinya masalah pada pernapasan Anda, maka cegahlah dengan beberapa cara berikut ini:
- Memiliki istirahat yang cukup.
- Mencukupi asupan cairan.
- Rajin olahraga.
- Menghindari polusi udara.
- Tidak merokok.
- Menjaga kebersihan.
- Mengonsumsi makanan yang sehat.
- Jaga berat badan.
Beberapa cara diatas bagus untuk dilakukan oleh orang yang tengah menderita asfiksi, karena beberapa cara diatas mampu membantu meningkatkan kesehatan tubuh dan juga mencegah terjadinya gangguan pada pernapasan.
Itulah pengertian penyakit asfiksi. Untuk itu, harus Anda ketahui bahwa jangan pernah sepelekan setiap penyakit, utamanya penyakit ringan karena justru akan mengakibatkan bahaya yang bisa merugikan serta bisa mengakibatkan kematian pada penderita.
Baca juga:
- Penyebab dan Gejala Kanker Paru-paru
- Kenali Cara Kerja Sistem Peredaran Darah
- Asfiksia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Referensi:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/asphyxiation