Dalam memberikan pelayanan keperawatan secara holistic, seorang perawat harus mempertimbangkan berbagai aspek, tidak hanya aspek fisik, namun juga aspek sosial, emosional, kultural dan spiritual dalam memenuhi kebutuhan klien.
Kebutuhan spiritual dan psikososial kurang menjadi hal yang prioritas daripada kebutuhan fisik karena kebutuhan tersebut seringkali bersifat abstrak, kompleks dan lebih sulit diukur.
Dimensi spiritual merupakan salah satu dimensi penting yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Bahkan, keimanan diketahui sebagai salah satu faktor yang sangat kuat dalam penyembuhan dan pemulihan fisik individu. Mengingat pentingnya peranan spiritual dalam penyembuhan dan pemulihan kesehatan, maka penting bagi perawat untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep spiritual agar dapat memberikan asuhan spiritual dengan baik kepada semua pasien.
Aspek penting dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa pasien memiliki kekuatan dan keyakinan spiritual tertentu dimana perawat dapat gunakan sebagai sumber untuk membantu pasien menjalani gaya hidup yang lebih sehat, sembuh dari penyakit atau menghadapi kematian dengan tenang.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Spiritual
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat tidak bisa lepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral perawat dengan pasien. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia
Asuhan keperawatan spiritual adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan, dan amal.
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien merupakan bagian dari peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah keperawatan secara sitematis melalui pendekatan proses keperawatan yang diawali dari pengkajian data, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Asuhan keperawatan berbasis spiritual dapat diidentifikasi pada masing-masing tahapan, seperti pengkajian aspek spiritual membutuhkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan pasien. Oleh karena itu, pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat pasien.
Perawat berperan sebagai komunikator perantara bila pasien menginginkan untuk bertemu dengan petugas rohaniawan atau bila menurut perawat memerlukan bantuan rohaniawan dalam mengatasi masalah spiritualnya.
Nah, pada tahap implementasi perawat menerapkan rencana intervensi dengan melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan, sebagai berikut :
- Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat.
- Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap kebutuhan spiritualnya.
- Jangan berasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan spiritual.
- Mengetahui pesan non-verbal tentang kebutuhan spiritual klien.
- Berespon secara singkat, spesifik, dan faktual.
- Mendengarkan secara aktif dan menunjukan empati yang berarti menghayati masalah klien.
- Menerapkan teknik komunikasi terapeutik dengan teknik mendukung menerima, bertanya, memberi infromasi, refleksi, menggali perasaan dak kekuatan yang dimiliki klien.
- Meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan verbal klien
Implementasi Aspek Spiritual dalam Keperawatan
1. Menunjukkan Kehadiran
Kehadiran perawat dalam aktivitas perawatan menunjang adanya perasaan sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan. Perilaku kehadiran perawatan meliputi memberi perhatian, menjawab pertanyaan dan mempunyai sikap positif dan memberikan dorongan (tetapi realistis).
Perawat secara tepat menggunakan tangan, memberikan kata-kata mendukung dan menggunakan pendekatan yang tenang dan desesif akan menciptakan kehadiran yang membangun kepercayaan dan kesejahteraan. Perawat harus membuktikan bahwa ia dapat diandalkan dan dipercaya.
Perhatian yang cermat terhadap setiap permintaan pasien, tidak peduli betapa pun remehnya, penting bagi pasien.
2. Mendukung Hubungan Yang Menyembuhkan
Perawat harus menerapkan pandangan yang holistik terhadap permasalahan yang timbul pada pasien. Inti dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengerahkan/menumbuhkan harapan pasien.
Harapan adalah motivator yang memungkinkan pasien untuk memiliki kekuatan dalam menghadapi penyakit yang diderita.
3. Sistem Dukungan
Sistem pendukung mempunyai makna membangun kembali hubungan pasien dengan gaya hidup pasien sebelum terjadi penyakit. Jika keluarga dan teman ditemukan menjadi sumber spiritual bagi pasien, maka mereka dapat menjadi sumber terapi yang sangat baik terutama dalam melakukan ritual kebiasaan keagamaan pasien.
Perawat dapat mendorong keluarga dan teman untuk mengunjungi pasien secara teratur. Melibatkan keluarga dalam aktivitas pendoaan bersama pasien akan memberikan ketenangan spiritual.
4. Berdoa
Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang untuk mengatasi nyeri, stres dan distres. Suatu studi oleh Turner dan Clancy (1986) mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdoa dan berharap, pasien nyeri pinggang kronis telah menunjukkan intensitas nyeri. Yang juga sudah diteliti adalah bahwa berdoa dapat mencakup perubahan kardiovaskuler dan relaksasi otot.
Spiritualitas hendaknya tidak hanya dihubungkan dengan aspek keimanan manusia kepada Sang Pencipta saja. Spiritualitas juga sebenarnya merupakan aspek penting dari kesehatan karena memberi kontribusi sebagai obat dan penyembuh dari segala macam penyakit.
Perawat ataupun bidan MHomecare tidak hanya fokus pada aspek fisik dari pasien tetapi memperhatikan aspek spiritual juga, dengan harapan pasien biasa sembuh dan lebih sehat.
Baca juga :
- Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi
- Intervensi Keperawatan, Salah Satu Tindakan Asuhan Penting
- Apa Itu Asuhan Keperawatan?
Referensi:
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4332997/
- https://www.asrn.org/journal-nursing/1781-the-role-of-nurses-in-providing-spiritual-care-to-patients-an-overview.html