Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford dan AstraZeneca telah tiba di Indonesia kemarin Senin (8/3/2021).
Indonesia mendapatkan vaksin AstraZeneca berdasarkan skema COVAX yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rencananya, Indonesia akan memperoleh hingga 11.748.000 vaksin COVID-19 hingga Mei 2021.
Secara internasional, vaksin AstraZeneca telah didaftarkan ke dalam penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).
Pun begitu di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan izin penggunaan darurat (EUA) pada vaksin AstraZeneca.
Seberapa Efektif Vaksin AstraZeneca?
Sebelum mendapatkan izin, BPOM telah mempelajari serta mengevaluasi terkait vaksin AstraZeneca yang dilakukan bersama Komite Nasional Penilai Obat dan berbagai pihak lainnya.
Hasilnya, vaksin COVID-19 AstraZeneca mempunyai efikasi sebesar 62,1 persen.
Efikasi sebesar 62,1 persen didapatkan dengan meggunakan sebanyak dua dosis dalam rentang 15 hari hingga dua bulan.
Angka tersebut telah memenuhi standar penggunaan vaksin COVID-19 yang diatur oleh WHO.
Dalam penggunaannya, vaksin COVID-19 AstraZeneca ini nantinya ada dua jalur alternatif, yaitu multilateral dan bilateral.
Jalur bilateral adalah proses pendaftaran langsung oleh pihak pengembang AstaZeneca Eropa atau pihak yang memproduksi yaitu Siam bio Sains Thailand.
Efek Samping Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Sama seperti kebanyakan vaksin COVID-19, Vaksin AstraZeneca juga dilaporkan mempunyai efek samping.
Kendati demikian, efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan seperti bengkak serta kemerahan pada bagian suntikan.
Tidak ada efek samping yang berat dan perlu dikhawatirkan setelah menerima vaksin AstraZeneca.
BPOM pun menegaskan jika vaksin COVID-19 AstraZeneca mempunyai efikasi hingga 62,1 persen setelah menerima vaksin kedua kalinya.
Baca juga: