Pasien virus corona di Indonesia saati ini sudah semakin banyak, yakni mencapai 172 orang. Dari jumlah tersebut, sebelas pasien diantaranya dinyatakan sembuh total. Lantas, bagaimana tubuh menyembuhkan diri dari Corona?
Covid-19 adalah virus zoonotik. Dinamakan demikian karena virus ini berasal dari binatang sebelum menginfeksi manusia. Binatang bertulang belakang atau vertebrata yang biasanya menjadi asal virus ini.
Masuknya Virus ke Tubuh
Virus ini sangat lincah dan cerdas. Lincah karena ia dengan mudah menular dari manusia ke manusia. Cerdas, lebih mendekati licik, karena ia mampu menipu tubuh setelah menginfeksi manusia.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui hidung, mulut, atau mata. Penularannya sangat mudah. Virus dapat hidup sejenak di udara bebas ketika dikeluarkan dari batuk atau bersin.
Virus ini diselimuti gelembung molekul yang berminyak. Gelembung yang mudah hancur jika terkena air sabun. Itu sebabnya, mencuci tangan sangat efektif mencegah virus masuk ke tubuh.
Jika virus berhasil lolos, yang pertama kali ia lakukan adalah menggunakan paku-pakunya untuk menempel di saluran pernapasan. Virus menghasilkan protein yang disebut ACE2. Protein ini serupa dengan yang ditemukan di tubuh kelelewar.
Sembari memproduksi protein, virus penyebab Covid-19 menginfeksi sel dengan cara memadukan membran berminyaknya dengan membran sel. Begitu kedua membran tersebut bercampur, virus corona telah menguasai tubuh.
Setelah berhasil menginfeksi sel, biasanya di paru-paru, virus corona melepaskan potongan materi genetik yang disebut RNA atau asam ribonukleat. Secara alamiah, asam ini bertugas sebagai “buku panduan” bagi sel untuk bekerja di dalam tubuh. Tubuh manusia telah dilengkapi “buku” yang memiliki tiga miliar “huruf” ini. Aksara genetik itu disebut genom.
Di sinilah kecerdasan virus corona ditunjukkan. Pada saat menguasai sel, virus ini menyuntikkan “buku panduan” atau RNA yang baru. RNA dari virus ini punya 30 ribu “huruf” genetik. Huruf-huruf itulah yang kemudian menipu sel-sel tubuh. Berdasarkan “panduan palsu” tersebut, sel justru menggandakan virus corona alih-alih melawannya.
Sel yang keliru membaca panduan ini akan menghasilkan protein baru yang berisi salinan virus. Setelah jutaan protein terkumpul, virus membawanya ke luar sel untuk segera dikirim ke sel-sel yang lain.
Sel pertama yang menjadi inang virus sekaligus mesin fotokopi tadi kemudian mati. Nasib yang sama juga mengancam sel-sel lain di paru-paru yang terinfeksi salinan virus tadi.
Pada fase pertama ini, virus yang berlipat ganda hanya membuat tubuh menunjukkan gejala ringan. Fase awal ini sebagian besar dilewati dengan rasa nyeri di belakang tenggorokan dan batuk kering. Namun, pada fase inilah, peluang penyebaran virus antarmanusia berpeluang besar terjadi.
Tubuh Mulai Melawan dan Menyembuhkan Diri
Memasuki fase setelah virus merusak banyak sel di paru-paru, tubuh bereaksi. Tubuh menyembuhkan diri dengan cara mengirimkan sistem kekebalan sebagai serdadu yang bertugas memerangi virus corona. Fase ini dapat dilihat dengan jelas karena diiringi kenaikan suhu tubuh. Manusia yang terjangkit Covid-19 pun mengalami demam tinggi.
Di dalam tubuh yang sehat, serdadu-serdadu imunitas ini berperang hanya di area yang terinfeksi. Namun demikian, dalam sedikit kasus terutama orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan, fase ini justru berbahaya. Sistem imun mereka dilanda kepanikan karena melihat virus sudah menggandakan diri dan menguasai banyak sel.
Kepanikan ini mengacaukan tubuh karena mengirim sistem kekebalan dalam jumlah berlebih. Peperangan antara sistem kekebalan melawan virus justru merusak semuanya. Sistem kekebalan tubuh akan membunuh apa pun yang mereka lewati ketika menuju paru-paru, termasuk sel-sel yang sehat.
Paru-paru yang dibanjiri sistem imun ini menyebabkan pneumonia atau paru-paru basah. Dalam kasus Covid-19, nyawa yang melayang di fase ini kebanyakan disebabkan kegagalan bernapas karena pneumonia.
Jika fase ini tidak sampai merenggut nyawa, bukan berarti pasien sehat-sehat saja. Dalam beberapa kasus SARS, contohnya, pasien yang mampu bertahan akan menderita kerusakan paru-paru permanen. Paru-paru mereka seperti sarang lebah karena banyak lubang. Bentuk paru-paru seperti ini juga ditemukan di pasien Covid-19.
Kunci Penyembuhan
Para ahli mengatakan, kerusakan organ yang ditimbulkan nampaknya sangat bergantung dari kekuatan sistem kekebalan. Orang berusia lanjut atau mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar seperti diabetes atau penyakit kronis yang lain, lebih mungkin mengalami gejala yang parah.
Di samping itu, waktu penanganan juga menentukan. Mereka yang lebih cepat ditangani petugas medis memiliki peluang sembuh yang lebih besar. Jadi itulah bagaimana tubuh menyembuhkan diri dari virus corona.