Apakah anak Anda takut terhadap suara petasan, sirine, penyedot debu atau suara-suara keras lainnya? Jika anak Anda adalah salah satunya, maka jangan khawatir Moms, ada tips untuk mengatasi anak takut suara keras yang bisa Moms coba.
Setiap suara membangkitkan perasaan dalam diri anak. Suara keras yang diterima dari telinga terhubung ke area otak, yang melibatkan ingatan, emosi, ketakutan, dan tingkat kewaspadaan dasar anak.
7 Tips Mengatasi Anak Takut Suara Keras
Anak yang takut suara keras memang akan terganggu jika mendengar suara-suara keras, seperti suara blender, suara penyedot debu ataupun suara petasan.
Jika anak anda mengalami ketakutan seperti ini, berikut ada beberapa tips untuk mengatasi anak takut suara keras.
1. Ketahui alasan ketakutan anak
Mulailah dengan mengetahui alasan ketakutan anak.
Ketakutan akan kebisingan sering dikaitkan dengan ketakukan lainnya. Misalnya, suara pintu dibanting atau suara kembang api mungkin menakutkan anak karena mereka membayangkan suara perang atau tertembak.
Jadi coba bicarakan dengan anak untuk mencari tahu apa yang membuat mereka takut.
Jika anak belum dapat berbicara dengan lancar, buatlah respon mereka terhadap suara-suara yang berbeda, sehingga Moms dapat memahami apa yang mendorong rasa cemas anak.
Baca juga : 10 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua Ke Anak
2. Buat daftar suara-suara yang membuat anak takut dan buat rencana setiap mendengar suara
Cara mengatasi anak takut suara keras berikutnya adalah, dengan membantu anak membuat daftar suara-suara yang membuatnya takut. Setelah itu buatlah rencana untuk setiap suara yang membuatnya takut.
Misalnya, ketika anak mendengar suara penyedot debu, ia bisa menutupi telinganya, berhitung sampai sepuluh dan mengambil napas dalam-dalam.
Berlatih di awal akan membantu memberinya kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan.
Berbicara tentang suara awalnya mungkin membuat anak menjadi kesal. Namun beritahu anak jika cara ini dapat mengurangi ketidaknyamanannya
3. Tunjukkan pada anak dengan menyentuh atau memegang benda yang ditakuti anak
Tunjukkan pada anak dengan menyentuh atau memegang benda yang ditakuti anak, setelah merasa nyaman melihat benda tersebut, biarkan anak ikut menyentuhnya.
Jika anak takut pada penyedot debu, lakukan percobaan untuk menunjukkan pada anak bahwa penyedot debu terlalu lemah untuk mengangkat sekotak tisu, tunjukkan bahwa anak lebih kuat daripada penyedot debu.
Baca juga : Tips Mendidik Anak Di Era Digital
4. Tunjukkan respons dengan cara yang berbeda saat mendengar suara keras yang mengejutkan
Untuk suara keras yang mengejutkan, bantu anak mengolah kembali perasaan kecemasan sebagai kegembiraan.
Namun hindari untuk terlalu menjengkelkan atau meremehkan rasa takut anak.
Buatlah respons yang berbeda, ketika suara tiba-tiba mengejutkan anak, lihat langsung ke matanya dengan senyum lebar di wajah Moms dan katakan “Wow! Itu keras, bukan? Suara apa itu ya?”
Seiring waktu, ini akan melatih mereka untuk bereaksi dengan respon terkejut daripada ketakutan, dan anak akan mengolah respons stres semacam itu dengan cara yang berbeda.
5. Berikan kesempatan pada anak untuk membuat suara keras sendiri
Berikan anak berkesempatan untuk membuat suara keras sendiri, seperti bermain permainan di mana Moms dan anak dapat memukul panci atau menghancurkan tutup panci bersama.
Hal ini bisa memberi mereka perasaan kekuatan yang berdaya atas ketakutan mereka.
Bantu anak memahami secara khusus dengan menciptakan suara-suara berbeda yang menakutkan mereka. Ini seringkali akan mengurangi kecemasan anak.
6. Gunakan penyumbat telinga atau headphone untuk meredam suara bising
Jika anak masih tidak dapat mengendalikan rasa takut akan suara yang keras, Moms dapat memberikannya alat-alat bantu untuk meringankan tingkat kecemasan anak terhadap suara keras.
Ada beberapa bentuk penyumbat telinga atau headphone untuk meredam suara bising, barang-barang tersebut mungkin dipakai saat mengantisipasi suara keras.
Sebagai contoh, jika anak takut suara blender, maka anda harus memberikannya penyumbat telinga terlebih dahulu, sebelum anda menggunakan blender.
Baca juga : Kebiasaan Orangtua Mencabut Gigi Anak Di Rumah, Apakah Aman?
7. Lakukan perawatan dengan terapi atau dengan teknik pertolongan mandiri
Perawatan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan ketakutan anak dan tingkat interaksi sosial yang dapat mempengaruhinya.
Perawatan mungkin termasuk terapi, yang akan menempatkan anak di lingkungan yang memicu rasa takut namun dengan cara yang terkontrol.
Terapi bicara juga dapat membantu, yang merupakan konseling dengan seorang profesional kesehatan mental tentang pemicu, ketakutan, dan asal-usul kecemasan anak. Untuk membantu meringankan ketakutan anak akan suara keras.
Referensi:
https://www.pocketot.com/7-tips-for-children-who-fear-loud-noises/