Demensia adalah istilah umum untuk penyakit yang menyebabkan terhadap penurunan fungsi otak dalam berpikir, mengingat, berkomunikasi, dan berperilaku.
Penyakit demensia mayoritas diderita oleh orang tua dengan usia di atas 65 tahun (lansia). Banyak faktor risiko demensia, mulai dari usia, kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipertensi, obesitas atau sindrom down.
Pengobatan demensia yang digunakan saat ini belum bisa sampai mengobati penyakitnya. Obat demensia bertujuan untuk mencegah perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi demensia serta meringankan gejala demensia.
Penyakit demensia mirip dengan penyakit Alzheimer, keduanya sama-sama memengaruhi fungsi kerja otak. Dibutuhkan cara merawat orang tua Alzheimer atau demensia secara khusus.
Tantangan Merawat Orang Tua Demensia atau Alzheimer
Seluruh anggota keluarga di rumah harus menjadi support system untuk penderita demensia atau Alzheimer. Selain memberikan perawatan, juga penderita juga harus diberikan pengasuhan serta pendampingan.
Hal tersebut dilakuan untuk mencegah lansia mengalami kecelakaan saat berjalan atau bisa juga untuk menghindari lansia keluar rumah lalu tersesat.
Cukup banyak kasus Orang dengan Demensia (ODD) yang keluar rumah dan tak kunjung pulang kembali dikarenakan lupa jalan pulang.
Kondisi lupa jalan pulang hingga mengakibatkan tersesat disebut juga dengan pikun. Di Jakarta, terdapat sukarelawan yang dilatih untuk membantu ODD kembali ke rumah.
Sukarelawan dapat mengenali ODD dari gelang khusus berupa tanda pengenal yang dipakai oleh lansia. Agar jauh lebih aman dan orang tua tidak tersesat di luar rumah, gunakan layanan kesehatan perawat home care.
Lelah dan beratnya merawat orang tua dapat diatasi dengan menggunakan jasa perawat home care khususnya jasa perawat lansia.
Perawat lansia adalah tenaga kesehatan yang bertugas fokus dalam memberikan perawatan, pendampingan, dan pengasuhan secara profesional sesuai dengan standar layanan kesehatan.
Baca juga: 5 Cara Mudah Menghadapi Orang Tua Yang Tempramental atau Pemarah
Cara Merawat Orang Tua Yang Menderita Demensia atau Alzheimer
Bagaimana cara caregiver menangglangi pasien demensia pada lansia? Dalam hal ini dapat dilakukan oleh siapa saja tidak hanya oleh perawat lansia, namun juga oleh anggota keluarga yang tinggal bersama ODD (orang dengan demensia) di rumah.
Tips ini juga dapat dilakukan untuk menghadapi orang tua yang pikun dan keras kepala. Ini karena kebanyakan gejala yang dialami oleh ODD adalah pikun dan sulit untuk diberitahu (keras kepala).
1. Membuat Lingkungan Aman dan Nyaman
Beberapa lansia dengan penyakit demensia masih bisa beraktivitas seperti berjalan, duduk atau berdiri secara normal. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat lingkungan menjadi lebih aman dan nyaman.
Bila perlu berikan tanda khusus di daerah atau sudut ruangan dengan menempelkan kertas terang. Selain itu, berikan bantalan empuk pada masing-masing sudut seperti sudut tembok, almari, meja dan sebagainya.
Hal tersebut untuk mencegah lansia terbentur tembok atau sudut yang berbahaya. Satu hal lagi, yaitu menyamarkan pintu atau selalu kunci pintu untuk mencegah lansia pergi keluar rumah.
2. Buat Lantai Kamar Tidak Licin
Lansia sangat berisiko mengalami jatuh dan patah tulang, penting sekali untuk membuat lantai menjadi tidak licin terutama pada lantai di kamar mandi.
Selalu temani atau bantu lansia setiap kali hendak ke kamar mandi. Penting untuk menjadwalkan kapan lansia harus buang air kecil atau besar, sehingga Anda bisa menemaninya secara langsung.
3. Menjaga Kebersihan Mulut dan Gigi
Kebersihan mulut dan gigi sangat penting untuk dijaga. Hal ini untuk menghindari masalah seperti bau mulut, sakit gigi, dan sebagainya.
Pada lansia terutama penderita demensia atau Alzheimer wajib ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.
4. Kenakan Pakaian Khusus
Beberapa orang dengan demensia mempunyai kecenderungan untuk membuka pakaian secara tiba-tiba, entah di dalam ruangan atau pun di luar ruangan.
Agar hal tersebut tidak terjadi maka dapat mengenakan pakaian khusus dengan kancing jepret atau pakaian berkancing belakang.
5. Berik Makan Dalam Porsi Sedikit Namun Sering
Kebanyakan lansia khususnya penderita demensia sering lupa mengenai jam makan. Hal ini terkadang akan membuat lansia enggan untuk makan meski sudah waktunya makan.
Cara untuk mensiasatinya adalah memberikan makanan dalam porsi yang sedikit namun sering. Hal ini agar lansiacepat merasa lapar dan ingin untuk kembali makan.
6. Buatkan Makanan Khusus
Kebanyakan lansia telah kehilangan sebagian kemampuannya untuk mengunyah serta mencerna makanan. Buatlah makanan yang memang dikhususkan untuk lansia, seperti tidak mengandung gula atau garam berlebih.
Selain itu, buatlah makanan yang konsistensinya homogen agar tidak membuat lansia mengalami tersendak saat makan seperti sup atau jus yang kental.
7. Jangan Membantah dan Pahami ODD
Gejala yang kerap ditimbulkan dari penyakit demensia atau Alzheimer adalah membuat penderitanya menjadi lebih sensitif serta pemarah, bahkan tak jarang mereka dapat berlaku kasar baik secara lisan atau tindakan.
Cara menghadapi orang tua yang pikun dan keras kepala dapat dengan menggunakan teknik validasi atau tidak membantah apa yang diucapkan serta memahami emosional dari penderita.
Selain teknik validasi, ada pula teknik distraksi atau cara mengalihkan perhatian ODD khususnya ketika ia sedang marah-marah.
Baca juga:
- 8 Cara Mudah Mengatasi Lansia Rewel dan Sensitif
- 7 Tips Menghadapi Lansia Pemarah dan Keras Kepala
- Jasa Perawat Lansia Untuk Pasien Yang Menderita Alzheimer di Rumah
Referensi:
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/caregivers/in-depth/alzheimers-caregiver/art-20047577
- https://www.alzheimers.net/caring-for-someone-with-dementia/