Setelah serangan stroke yang pertama, penderita mempunyai risiko komplikasi stroke yang jauh lebih berbahaya. Perubahan perilaku, mental, dan cara berpikir pada penderitanya dapat berubah 180 derajat, hal ini tergantung dari seberapa buruk stroke merusak sel yang ada di otak.
Semakin banyak sel otak yang mengalami kerusakan atau kematian, semakin buruk pula efek yang ditimbulkan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan permanen hingga risiko kematian.
Dokter akan menganjurkan setiap pasien stroke untuk menerapkan pola hidup sehat seperti rutin olahraga, makan makanan sehat, serta menjauhi faktor risiko. Hal ini bertujuan agar tidak mengalami serangan stroke berikutnya yang jauh lebih berbahaya.
Terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Keduanya sama-sama berbahaya dan membutuhkan perawatan khusus. Layanan kesehatan home care dapat diandalkan untuk melakukan perawatan pasien stroke di rumah.
Dengan menggunakan perawat “pribadi”, pasien akan mendapatkan perawatan, pendampingan, dan pengasuhan secara profesional sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku.
Pentingnya menggunakan jasa perawat orang sakit di rumah khususnya pada pasien stroke adalah dapat memastikan pasien sembuh lebih cepat, membuat pasien menjadi lebih percaya diri hingga mencegah kemungkinan terburuk seperti komplikasi.
Baca juga: Penderita Stroke Wajib Hindari 5 Makanan Berikut Ini
5 Komplikasi Stroke yang Wajib Diwaspadai
Berikut 5 komplikasi stroke hemoragik dan iskemik yang wajib diwaspadai oleh semua orang khususnya bagi mereka yang pernah mengalami salah satu jenis stroke tersebut.
1. Darah Bergumpal (Deep Vein Thrombosis)
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat, akibatnya risiko pecahnya pembuluh darah dapat terjadi di mana saja.
Jika pembuluh darah pecah pada area paru-paru tentu hal ini sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.
Komplikasi darah berkumpal ini salah satunya disebabkan karena tubuh tidak banyak bergerak dalam waktu yang cukup lama.
Namun kondisi ini dapat diatasi menggunakan obat pengencer darah sehingga jika pasien di tangani di rumah sakit maka risiko komplikasi ini dapat ditekan.
Beberapa gejala dari Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah terjadinya pembengkakan pada kaki atau lengan disertai dengan rasa nyeri dan kulit berwarna kemerahan.
2. Depresi atau Perubahan Emosional
Hampir semua penderita stroke tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami kelumpuhan sebagian atau keseluruhan, hal ini dapat menyebabkan penderita mengalami stres dan depresi.
Tak heran jika penderita stroke kerap marah-marah dan tak segan menyakiti seseorang secara verbal atau pun fisik.
Bagi keluarga, seharusnya bisa memahami penderita stroke yang mengalami perubahan emosional tersebut karena stroke bisa menyebabkan hilangnya ingatan dan memengaruhi cara berpikir penderitanya.
Sehingga banyak penderita stroke yang tidak dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti sebelumnya, dibutuhkan pendampingan dan pengasuhan.
Bahkan, penderita stroke juga dapat mengalami sulit tidur. Akibatnya banyak penderita stroke yang tidak bisa tidur semalaman.
3. Afasia dan Mengalami Gangguan Dalam Berbicara
Stroke memengaruhi sebagian besar kemampuan dalam menggunakan fungsi otak seperti berpikir dan berbicara. Afasia atau gangguan dalam berkomunikasi dapat terjadi akibat kerusakan pada otak.
Semakin banyak sel otak yang mengalami kerusakan atau kematian, semakin buruk pula afasia yang diderita oleh seseorang. Selain menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi, kerusakan otak akibat stroke juga menyebabkan penderita sulit mengekspresikan perasaan.
Kemampuan seperti membaca atau menulis pun dapat hilang begitu saja. Dibutuhkan terapi bicara untuk mengembalikan kemampuan penderita dalam berkomunikasi dengan baik.
4. Spastisitas atau Kekakuan Otot
Beberapa bulan setelah serangan stroke, risiko spastisitas atau kekautan pada otot kaki atau lengan dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlansung lama.
Melakukan terapi fisik secara rutin setelah terjadi serangan stroke dapat menurunkan risiko kekakuan otot.
Jika kondisi sudah terlanjur terjadi, maka sebaiknya langsung ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Pemberian obat untuk mengatasi kekakutan otot dan meredakan rasa sakit dapat diberikan oleh dokter dengan menyuntikkan toksin botulinum.
5. Sakit Kepala
Semua orang pada umumnya pernah merasakan sakit kepala atau minimal pusing, namun pada penderita stroke kondisi ini adalah yang terburuk. Pasalnya jika hal ini terjadi maka tidak boleh diobati menggunakan sembarang obat.
Dibutuhkan obat resep dari dokter untuk menyembuhkan sakit kepala pada penderita stroke. Penderita stroke hemoragik mempunyai risiko lebih tinggi mengalami sakit kepala karena darah dapat mengiritasi otak.
Baca juga:
- 8 Tips Dalam Memberikan Perawatan Pada Pasien Stroke di Rumah
- 5 Penyebab Stroke Ringan di Usia Muda Beserta Ciri-Cirinya
- Begini Cara Melakukan Rehabilitasi dan Terapi Stroke di Rumah
Referensi:
https://health.clevelandclinic.org/after-your-stroke-how-to-handle-5-common-complications/