Ilmuwan belum menemukan dari mana asal-usul dam vaksin untuk virus Corona. Meskipun belum ada solusi terkait virus corona, Ilmuwan malah temukan kenyataan yang lebih mengerikan. Benarkah Muncul Virus Corona Jenis Baru?
Sebuah tim peneliti di universitas Beijing dan Shanghai, yang dipimpin oleh Profesor Jiang Lu dan Dr Jie Cui, berhasuil menemukan dua jenis berbeda dari virus corona. Kemudian mereka membagi dua jenis tersebut menjadi Tipe S dan Tipe L.
Tipe L adalah yang lebih mematikan daripada Tipe S, karena dianggap menginfeksi dan menyebabkan kematian lebih awal.
Kalau virus corona butuh 14 hari untuk membunuh korban yang terinfeksi, jenis virus baru ini cukup 48 jam atau 2 hari untuk mencabut nyawa penderitanya.
Virus corona telah menjadi momok paling menakutkan di dunia saat ini karena penyakit ini mudah membunuh manusia dan belum diketahui obatnya.
Mengamati penyebaran virus yang kembali terjadi, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Soewarno, drh., M.Si., angkat bicara. Dia berpendapat bahwa virus korona jenis baru atau Novel Corona Virus (2019-ncov) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sebuah hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan korona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
Virus korona terbagi menjadi empat jenis genus, yakni alpha coronavirus, beta corona virus, gamma coronavirus, serta delta coronavirus. Namun, virus korona yang seringkali menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus korona yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.
Tujuh jenis virus korona yang menulari manusia adalah HCoV-229E (alpha coronavirus), HCoV-NL63 (alpha coronavirus), HCoV-OC43 (beta coronavirus), serta HCoV-HKU1 (beta coronavirus). Tiga lainnya merupakan genus beta yang bisa menginfeksi hewan sekaligus manusia pasca berevolusi dalam bentuk baru, yakni SARS-Cov, MERS-Cov, dan 2019-ncov.
Virus korona juga mempunyai sejumlah karakteristik. Yakni, bersifat Single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi. Selanjutnya, terdapat empat macam protein yang berperan penting di dalamnya, antara lain protein spike, protein matrix, protein envelope, dan nucleoprotein. Dari keempatnya, protein spike merupakan jenis yang paling sering melakukan mutasi karena memiliki peran sebagai reseptor yang menempel di host.