Ventilator adalah sebuah mesin yang, berfungsi untuk membanti pernafasan dalam pelayanan di Rumah Sakit. Digunakan dalam proses operasi ketika pasien dalam pengaruh anestasi untuk membantu pernapasan.
Ventilator biasanya digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami gagal nafas, yaitu suati kondisi dimana paru-paru tidak dapat memisahkan karbon dioksida dalam darah yang dapat menyebabkan kerusakan dan keracunan karbon dioksida, sehingga dibutuhkan sebuah mesin yang dapat menyingkirkan karbon dioksida tersebut.
Ventilator atau biasa disebut dengan ventilasi mekanik, bukanlah sebuah metode pengobatan. Ventilator hanyalah sebuah alat bantuan hidup sementara, walaupun pada kenyataanya terdapat kondisi yang membutuhkan penggunaannya jangka Panjang atau bahkan penggunaan seumur hidup.
Berbagai negara dikabarkan melibatkan agen-agen intelijen untuk memperoleh alat kesehatan guna memerangi corona, termasuk ventilator. The Times of Israel memberitakan, dalam program berita investigasi Channel 12, Kepala Departemen Teknologi Mossad mengungkapkan negara-negara bersaing dengan segala cara untuk memegang kendali atas pasokan ventilator yang terbatas. Mossad adalah Badan Intelijen Israel.
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta para menteri untuk mengkoordinasikan industri dalam negeri untuk meningkatkan produksi Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan mengembangkan produksi ventilator. Ini disampaikannya dalam rapat terbatas, akhir Maret lalu.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga menyampaikan dorongan agar pelaku industri tekstil memproduksi APD, dan industri otomotif memproduksi alat kesehatan seperti ventilator. Beberapa perusahaan otomotif seperti Toyota dan Suzuki menyatakan masih mempelajari untuk pengalihan produksi seperti imbauan pemerintah.
“Alasan mengapa saat ini adalah saat krisis adalah karena tanpa ventilator, pasien (Covid-19) akan meninggal”, kata Prof. David Story, deputi direktur Pusat Perawatan Terpadu Universitas Melbourne, seperti dikutip dari The Guardian.
Hal senada diungkapkan oleh Sarath Ranganathan, profesor sekaligus anggota dewan Lung Foundation Australia.
“Pengalaman di Italia dan Spanyol, dan pemodelan yang digunakan oleh ahli matematika di seluruh dunia, menunjukkan jumlah orang yang akan menjadi sakit kritis dengan Covid-19 akan sangat melebihi kapasitas perawatan yang menggunakan bantuan pernapasan. Tanpa akses ke ventilator, banyak pasien yang bisa selamat dari infeksi akan meninggal,” ujarnya.
Ventilator dalam upaya penanganan pasien Covid-19 sangat penting, karena Covid-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru yang merupakan organ pernapasan terpenting.