Sebanyak 25 pasien yan positif corona di Indonesia meninggal dunia pada hari ini (19/03/2020). Lantas, apa penyebab pasien corona meninggal?
Data menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen pasien Covid-19 hanya mengalami gejala ringan, seperti demam dan batuk. Namun, data juga mengungkapkan bahwa Covid-19 bisa menyebabkan gejala berat pada 14 persen kasus dan gejala kritis pada lima persen kasus.
Bagaimana mekanisme SARS-CoV-2 menyerang tubuh hingga bisa membuat seseorang meninggal dunia?
Ketika virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh, organ pertama yang diserang adalah paru-paru.
Tepatnya, virus mengikat pada dua sel di paru-paru, yaitu sel yang memproduksi lendir serta sel silia yang memiliki rambut dan berfungsi untuk mencegah masuknya virus, bakteri dan debu ke dalam paru-paru.
Kerusakan kepada dua jenis sel ini membuat paru-paru penuh dengan cairan yang membuat pasien jadi kesulitan bernapas.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut fase pertama ini sebagai fase replikasi virus yang berlangsung sekitar seminggu.
Setelah fase replikasi virus, dimulailah fase hiperreaktivitas kekebalan tubuh.
Pada fase ini, sistem imunitas atau kekebalan tubuh akan mencoba untuk melawan virus. Caranya dengan membanjiri paru-paru menggunakan sel-sel imunitas. Akibatnya, pasien Covid-19 mengalami demam karena suhu tubuh yang tinggi tidak ramah bagi virus.
Pada fase kedua ini, pasien juga akan mencoba untuk menghilangkan lendir yang menumpuk di paru-paru dengan batuk-batuk dan hidung meler.
Mayoritas pasien hanya mengalami gejala hingga titik ini. Namun, pada orang-orang yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi tidak terkontrol dan membunuh sel-sel yang sehat.
Respons imunitas yang berlebihan ini kemudian bisa memicu “badai sitokin” atau kondisi di mana sel darah putih mengaktifkan berbagai zat kimia yang bisa masuk ke paru-paru, di samping kerusakan sel yang disebabkan oleh sel-sel kekebalan tubuh sendiri.
Ini membuat paru-paru semakin penuh dengan lendir dan pasien Covid-19 jadi semakin sulit untuk bernapas.
Lantas, fase ketiga yang disebut kerusakan paru-paru dimulai.
Kerusakan pada paru-paru terus terjadi pada fase ini dan menyebabkan kegagalan pernapasan yang bisa berakibat fatal bagi pasien.
Kalau pun mereka berhasil pulih kembali dari fase ini, infeksi SARS-CoV-2, seperti infeksi SARS, meninggalkan kerusakan permanen berupa lubang-lubang pada paru-paru.
Lubang-lubang ini, terbentuk akibat respons hiperaktif dari sistem imunitas yang menyebabkan luka-luka untuk melindungi dan memperkeras paru-paru.
Namun, lubang-lubang ini membuat pasien tidak bsia bernapas sendiri dan harus menggunakan ventilator.
Di saat yang sama, pembengkakan akibat sistem imunitas yang berlebihan membuat membran yang berada di atas kantung udara dan pembuluh darah menjadi lebih mudah ditembus. Ini membuat paru-paru terisi cairan dan memperberat kinerja paru untuk mengoksigenasi darah.
Menurut Matthew B Fireman dari University of Maryland School of Medicine, “Pada kasus-kasus terparah, paru-paru Anda kebanjiran dan Anda tidak bisa bernapas. Inilah yang membuat orang-orang meninggal (akibat Covid-19),”
Itu dia penjelasan tentang penyebab pasien corona meninggal. Semoga bermanfaat.