Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengubah istilah pembatasan sosial (social distancing) menjadi menjaga jarak fisik (physical distanding).
Alasan penggunaan frasa ini adalah, untuk mengklarifikasi bahwa ada perintah untuk berdiam diri di rumah demi mencegah virus corona. Namun bukan berarti kita memutus kontak dengan teman atau keluarga secara sosial.
Dengan penggunaan frasa physical distancing, diharapkan imbauan yang dikeluarkan WHO lebih jelas, yakni menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar.
Alasan dibalik pengubahan frasa
Dalam sebuah transkip WHO yang beredar belakangan ini, ada alasan menarik kenapa WHO mengganti istilah social distancing menjadi physical distancing.
Dikatakan Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis untuk respons Covid-19 sekaligus kepala unit penyakit dan zoonosis di WHO, saat ini hal yang bisa dilakukan untuk menghindari diri dari virus corona adalah tidak berada di kerumunan atau tempat ramai.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah berada di rumah saja dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu di luar rumah.
Dengan menjaga jarak fisik dari orang lain, hal ini dapat mencegah virus menyebar dari satu orang ke orang yang lain.
“Namun, menjaga jarak fisik bukan berarti kita memutus hubungan sosial dengan orang yang kita cintai, dari keluarga kita,” kata Kerkhove.
Alasan itulah yang membuat frasa social distancing diganti menjadi physical distancing. Agar kita menjaga jarak fisik, bukan jarak sosial.
Karena bagaimanapun, teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini tetap dapat menghubungkan kita ke banyak orang, meski terpisah jarak secara fisik.
“Kami mengganti frasa menjadi physical distancing karena kami ingin orang-orang tetap berhubungan,” imbuh Kerkhove.
Jadi, manfaatkan internet dan media sosial untuk tetap terhubung dengan orang terkasih. Seperti dikatakan Kerkhove, kesehatan mental Anda sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Terhubung secara sosial
Profesor psikologi dari Universitas Stanford, Jamil Zaki berpendapat bahwa sudah saatnya kita menghentikan pemakaian frasa social distancing.
“Saya pikir, kita harus mulai membingkai ulang apa yang sedang kita lakukan sekarang. Kita saat ini sedang menjaga jarak fisik atau physical distancing dengan orang lain untuk menekankan bahwa kita tetap dapat terhubung secara sosial bahkan ketika fisik tak bertemu,” kata Zaki dalam sebuah pertemuan di universitasnya.
WHO menjelaskan bahwa langkah menjaga jarak fisik dan mengkarantina diri bila sakit memang baik untuk menahan penyebaran COVID-19. Namun, bukan berarti membuat orang-orang menjadi terisolasi secara sosial. Masyarakat tetap perlu melakukan interaksi sosial, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi dan menggunakan media sosial.