Tingkat kehamilan yang meningkat menjadi perbincangan di media sosial, terkait apakah ibu yang hamil dalam masa pandemi berbahaya atau tidak.
Masa pandemi virus corona atau Covid-19 hingga saat ini masih dalam status yang meningkat dan masih belum menunjukkan tanda kapan akan berakhir.
Wabah ini seakan menjadi bencana yang dahsyat bagi seluruh dunia, karena virus corona tersebut menyebar dan menginfeksi manusia di seluruh dunia dalam hitungan hari. hal tersebut membuat sebagian besar orang merasa ketakutan.
Semenjak adanya virus corona, banyak aktivitas yang harus ditunda oleh masyarakat guna meminimalisir atau memutuskan rantai penyebaran virus tersebut. di media sosial pun sedang gencar-gencarnya memperbincangkan tingkat kehamilan yang juga naik di tengah pandemi ini.
Pandemi virus corona di Indoneisa membuat tingkat kehamilan meningkat hingga sekitar 10 persen. Banyak yang mengaku khawatir dengan kondisi kehamilan saat pandemi corona.
Lalu, apakah sebenarnya kurva kehamilan yang meningkat di tengah situasi pandemi ini berbahaya ?
Para ahli kesehatan hingga saat ini masih mempelajari pengaruh Covid-19 atau infeksi virus corona pada ibu hamil. namun, perubahan sistem kekebalan tubuh dapat terjadi pada saat kehamilan. sebab, pasalnya, wanita yang sedang hamil menjadi salah satu golongan orang yang rentan terkena infeksi, karena sistem kekebalan tubuhnya melemah.
Jadi, sistem kekebalan tubuh wanita hamil yang melemah tersebut kemungkinan dapat meningkatkan risiko mereka terkena komplikasi atau terserang virus.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) memasukkan perempuan hamil dalam pemantauan sebab mereka rentan terinfeksi virus, meski belum ada data pasti.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginformasikan, penelitian sedang dilakukan untuk memahami dampak infeksi Covid-19 pada perempuan hamil. sementara ini data yang sedang diperlukan untuk mengkaji hal tersebut masih terbatas sehingga belum ada bukti perempuan hamil berisiko lebih tinggi.
Namun, karena perubahan dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh, wanita dapat terinfeksi beberapa virus, termasuk yang menyerang pernapasan.
Menurut Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG), Royal College of Midwives and Royal College of Paediatrics dan Child Health (RCPCH), jika seorang wanita terkena Covid-19 selama kehamilan, penyelidikan awal menunjukkan bayinya tidak akan terinfeksi.
Sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hanya 8 persen wanita hamil yang tertular Covid-19 di China mengalami gejala parah dan satu persen menderita sakit kritis. Mayoritas pasien hanya muncul dengan gejala ringan atau sedang.
Jadi, adanya peningkatakn kehamilan selama pandemic virus corona ini tidak berbahaya. Hanya saja, akan terjadi lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkendali.
Nah, untuk upaya saat ini alangkah baiknya jika lebih memberdayakan bidan mandiri di desa, bagaimana caranya mereka bisa turut membantu penggantian implant. Jika memang sudah banyak yang hamil, harus lebih dipantau bagaimana kondisi kesehatan janinnya.
Salah satu solusinya, yakni dengan pemeriksaan ibu hamil harus tetapi dilayani melalui kunjungan rumah, kemudian ibu jamil juga tetap dianjurkan untuk di dalam rumah saja, terkecuali jika ada keperluan yang mendesak, itu pun harus meneraplan protocol kesehatan dengan menggunakan masker.
Namun, selain itu ibu hamil juga harus terus berupaya meningkatkan kesehatan dengan memperhatikan imunitas diri dengan, yaitu mengonsumsi makanan bergizi dan meminum tablet tambah darah selama hamil.
Tidak hanya itu, ibu hamil juga harus menjaga kebersihan diri dan membatasi aktivitas keluar rumah agar terhindari dari virus corona.
Jadi, itulah informasi terkait berbahaya atai tidaknya peningkatan ibu hamil selama pandemi. Nah, untuk ibu hamil yang mengalami demam atau gangguan sakit lainnya, cari perawatan medis sejak dini. Hubungi sebelum pergi ke fasilitas kesehatan dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat anda.