Vaksin AstraZeneca untuk melawan pandemi COVID-19 terpaksa harus ditangguhkan dalam program vaksinasi di beberapa negara di Eropa karena adanya laporan kasus pembekuan darah pada penerima vaksin.
Setidaknya ada tiga negara di Eropa yang saat ini telah menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca ini.
Tiga negara tersebut adalah Islandia, Denmark, dan Norwegia. Hal ini dilakukan setelah dilaporkannya kasus pembekuan darah pada beberapa orang.
Baca juga: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Kantongi Izin dari BPOM, Seberapa Efektif?
Austria Menghentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Lebih Dulu
Sebelumnya, negara Eropa lainnya yakni Austria juga telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena adanya kasus kematian pada penerima vaksin.
Berangkat dari kasus di Austria, Denmak mengambil kebijakan untuk menunda penggunaan vaksin AstraZeneca selama sementara waktu, kurang lebih dua minggu.
Keputusan ini diambil juga berdasarkan adanya laporan kasus pembekuan darah yang dialami oleh wanita berusia 60 tahun pasca menerima vaksin AstraZeneca, sama seperti kasus di Austria.
Tidak hanya itu saja, beberapa efek samping serius akibat vaksin AstraZeneca juga memperkuat pengambilan keputusan penundaan ini.
Sementara itu, penangguhan vaksinasi COVID-19 menggunakan vaksin AstraZeneca di Islandia diambil karena belum adanya laporan hasil penyelidikan terkait efek samping vaksin ini.
Vaksin AstraZeneca Tetap Digunakan Meski Berisiko
Meski demikian, Regulator Obat Eropa (EMA) tetap mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Menurut EMA, manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan.
Bahkan Eropa saat ini tengah berupaya untuk mempercepat proses mendatangkan vaksin COVID-19 seperti Pfizer dan AstraZeneca.
Hal ini diakibatkan adanya lonjakan kasus COVID-19 varian baru yang telah menyebar di beberapa negara di Eropa seperti Italia dan Prancis. Akibatnya, dua negara tersebut terpaksa harus melakukan lockdown kembali.
Penjelasan AstraZeneca Terkait Kasus Pembekuan Darah
Kasus pembekuan darah pasca menerima suntikan vaksin AstraZeneca diketahui akibat gangguan koagulasi serta adanya penyakit emboli paru-paru.
Menanggapi hal tersebut, AstraZeneca selaku pengembang vaksin yang digunakan di beberapa negara khususnya Eropa menampik temuan itu.
AstraZeneca bersikukuh jika tidak adanya bukti terkait peningkatan emboli pada paru-paru maupun trombosis pada vena.
Pendapat AstraZeneca ini berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian pada 10 juta orang lebih dalam uji coba vaksin sebelumnya.
Dari 10 juta data tersebut yang didapatkan dari seluruh kategori baik usia, jenis kelamin, atau kelompok produksi di berbagai dunia tidak ditemukan bukti atas risiko kasus pembekuan darah.
AstraZeneca meyakinkan bahwa vaksin yang dikembangkannya tidak menimbulkan efek samping khususnya pembekuan darah.
Bahkan AstraZeneca juga telah berdiskusi dengan otoritas di Austria guna mendukung secara serius terkait penyelidikan kasus yang terjadi di negara tersebut.
Baca juga: