Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Johnson & Johnson (J&J) terpaksa harus dihentikan distribusinya untuk sementara waktu.
Hal tersebut dikarenakan adanya laporan terkait efek samping yang ditimbulkan vaksin Johnson & Johnson berupa pembekuan darah.
Badan Pengawas Obat Eropa tengah saat ini tengah menyelidiki kasus efek samping tersebut kepada empat orang penerima vaksin.
Isu efek samping pembekuan darah akibat vaksin COVID-19 sebelumnya juga pernah dialami pada vaksin AstraZeneca.
Sebanyak 34 juta orang yang menerima vaksin AstraZeneca, dilaporkan terdapat setidaknya 222 kasus pembekuan darah.
Efek samping berbahaya akibat vaksin AstraZeneca tersebut kebanyakan dialami oleh wanita berusia 60 tahun ke atas.
Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh kedua perusahaan tersebut ternyata menggunakan platform yang sama, yakni viral vector adenovirus.
Secara kemanaan, vaksin COVID-19 berbasis viral vector adenovirus cukup aman karena virus tidak lagi berbahaya dan hanya digunakan sebagai pengantar materi genetik virus penyebab COVID-19 kepada sistem kekebalan tubuh manusia.
Kendati demikian, fakta di lapangan membuktikan jika vaksin berbasis platform viral vector adenovirus pada vaksin Johnshon & Johnson dan AstraZeneca tetap berisiko menimbulkan efek samping serius.
Akibat adanya kasus tersebut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat langsung mengambil langkah dengan menghentikan vaksin Johnson & Johnson untuk sementara.
Selama penghentian sementara waktu, pihak-pihak terkait akan melakukan investigasi terhadap kasus efek samping pembekuan darah akibat vaksin vaksin Johnson & Johnson.
Pendisitribusian vaksin Johnson & Johnson di Amerika Serikat diketahui ada sebanyak 6,8 juta dosis, di mana enam orang dilaporkan mengalami efek samping pembekuan darah pasca menerima vaksinasi.
Seluruh orang yang mengalami efek samping pembekuan darah tersebut adalah wanita usia 18-48 tahuh. Sayangnya, satu orang harus meregang nyawa dan satu lainnya tengah berjuang dalam kondisi kritis.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab efek samping yang ditimbulkan dari vaksin Johnson & Johnson tersebut.
Para ahli menguka jika ada kaitannya dengan respons imun atau kekebalan tubuh terhadap trombosit.
Baca juga: