Keluarga sehat adalah keluarga dengan setiap anggotanya mempunyai kondisi sehat sejahtera secara fisik maupun mental yang dapat mendukung hidup normal di tengah masyakarat.
Sehat merupakan aset paling berharga yang harus dimiliki oleh setiap individu, dengan sehat secara fisik maupun mental maka dapat meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial.
Guna mewujudkan keluarga sehat maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan 12 indikator sehat yang berlaku sejak 2015.
Kategori keluarga sehat melingkupi kesehatan ibu dan anak, lingkungan rumah dan sekitar, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan jiwa, serta gaya hidup.
Baca juga: Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO dan Piagam Ottawa
12 Indikator Keluarga Sehat
Indikator keluarga sehat apa saja yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia? Berikut 12 indikator sehat menurut Kemenkes RI:
1. Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya tentang pembatasan anak dalam satu keluarga namun lebih dari itu, seperti memastikan pola asuh optimal kepada anak.
Selain itu, program KB juga fokus terhadap perkembangan anak untuk mendapatkan ASI dan pertumbuhan anak secara fisik dan kecerdasan secara optimal.
Dengan mengikuti program KB maka dapat menurunkan risiko kematian pada ibu dan anak, mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, dan mensejahterakan keluarga.
2. Proses Ibu Melahirkan Berada di Fasilitas Kesehatan
Proses persalinan atau melahirkan yang dilakukan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit dapat menurunkan risiko kematian ibu dan anak.
Tidak hanya itu saja, dengan melahirkan di fasilitas kesehatan maka risiko komplikasi kehamilan, melahirkan, dan kesehatan ibu serta anak dapat dipastikan oleh bidan atau dokter.
3. Bayi Memperoleh Semua Imunisasi Dasar
Ada banyak jenis imunisasi yang wajib didapatkan oleh semua bayi, mulai dari imunisasi polio, imunisasi campak, imunisasi difteri, dan lain sebagainya.
Dalam prosesnya, pemerintah melalui Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit menjalankan program imunisasi yang harus diberikan kepada setiap bayi di lingkungannya.
Bayi yang memperoleh semua imunisasi dasar yang lengkap maka akan terhindari dari berbagai jenis penyakit atau wabah berbahaya.
4. Bayi Memperoleh Asupan Air Susu Ibu (ASI) Esklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi baru lahir hingga minimal enam bulan dan maksimal 2 tahun.
Tidak hanya sekadar makanan, ASI dapat berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan mendukung pertumbuhan fisik dan otak anak.
5. Pertumbuhan Bayi Dipantau Secara Berkala
Indikator keluarga sehat pada bayi tidak hanya sebatas imunisasi dan pemberian ASI eksklusif saja, melainkan juga pemantauan pertumbuhan sang bayi.
Pertumbuhan bayi seperti berat badan akan dipantau oleh pemerintah melalui Posyandu, Pusksmas, maupun rumah sakit secara berkala, biasanya setiap bulan hingga bayi berusia 5 tahun.
6. Penderita Tuberkulosis (TBC) Memperoleh Pelayanan Pengobatan yang Terstandarisasi
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang menyebabkan masalah pada sistem pernapasan yaitu paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobaterium tuberculosis.
Penyakit ini dapat dengan mudah menular saat penderita TBC batuk, bersin, meludah atau sekadar terawa.
Penanganan pada penderita TBC harus dilakukan secara serius sesuai dengan standar pengobatan yang berlaku di rumah sakit.
7. Penderita Hipertensi atau Penyakit Darah Tinggi Harus Berobat Secara Berkala
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah terhadap pembuluh darah atau dinding arteri sangat tinggi sehingga berisiko menyebabkan komplikasi berbahaya seperti serangan jantung atau stroke.
Meski penyakit ini jarang menimbulkan gejala, penderita penyakit hipertensi wajib melakukan kontrol atau berobat secara berkala di rumah sakit.
Selain itu, penderita hipertensi juga wajib untuk menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat serta rutin mengonsumsi obat sesuai resep atau anjuran dokter.
8. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Memperoleh Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan
Penyakit kejiwaan ini sebenarnya dapat diobati asal dilakukan sedini mungkin dan sebaik mungkin.
Kenali gejala gangguan jiwa pada anggota keluarga seperti perubahan emosional, kepribadian, pola pikir atau perilakunya, segera bujuk untuk berobat di psikiater.
Keluarga harus bisa memberikan dukungan terhadap orang yang mempunyai gangguan jiwa, jangan malah ditelantarkan, dipasung, atau dikurung.
9. Pastikan Anggota Keluarga Tidak Merokok dan Bebas Asap Rokok
Rokok tidak hanya membahayakan kesehatan diri sendiri melainkan juga orang disekitar khususnya keluarga.
Ribuan zat kimia berbahaya ada pada rokok maupun asap rokok, sebagian zat tersebut terbukti mampu meningkatkan risiko kanker.
Ketika rokok telah menyebabkan penyakit, maka keluargalah yang akan menerima dampaknya.
10. Seluruh Anggota Keluarga Terdaftar di Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah untuk memastikan setiap keluarga Indonesia mendapatkan jaminan atas pelayanan kesehatan yang gratis dan baik.
Program Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pastikan keluarga telah terdaftar.
11. Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Mempunyai akses saranan air bersih dan layak konsumsi merupakan indikator keluarga sehat yang berperan penting dalam kesehatan.
Sarana air bersih dan layak konsumsi dapat diperoleh dari sumur maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) baik di rumah maupun tempat umum.
12. Keluarga Mempunyai Jamban yang Bersih dan Sehat
Jamban atau tempat buang hajat yang bersih dan sehat harus dimiliki oleh setiap rumah di dalam keluarga.
Jamban yang bersih, tidak berbau, dan sehat mencerminkan dari keluarga sehat bebas dari infeksi penyakit.

Baca juga: