Emfisema merupakan salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang disebabkan oleh paparan zat berbahaya dalam jangka panjang. Penderita emfisema akan mengalami gangguan pernapasan seperti sesak napas dan akan semakin buruk apabila tidak mendapatkan pengobatan.
Kerusakan pada jaringan paru akibat iritasi zat berbahaya dalam jangka panjang dapat memengaruhi kantong udara pada paru-paru. Normalnya, kantung paru-paru elastis seperti balon, ketika bernapas kantong udara akan membesar dan mengecil.
Sementara paru-paru yang mengalami emfisema, kantung paru-paru akan mempunyai bentuk yang abnormal dan tidak lagi elastis. Sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi maksimal untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Lebih buruknya lagi, kerusakan jaringan paru-paru akibat emfisema dapat menyebabkan dinding kantung udara hancur. Sehingga paru-paru akan sangat sulit untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Penyakit kerusakan paru-paru ini kerap tidak disadari, penderita emfisema baru mulai merasakan gejala setelah kondisnya telah memburuk. Beberapa gejala emfisema yang wajib diwaspadai adalah sering batuk atau mengi, batuk berlendir, sesak napas, dan muncul suara seperti siulan saat bernapas.
Segera temui dokter apabila telah mengalami gejala emfisema, pada kondisi yang parah, emfisema juga akan menimbulkan gejala seperti pilek, flu, penurunan berat badan, otot bagian bawah tubuh lemah, dan pembengkakan pada kaki, tungkai atau pergelangan kaki.
Baca juga: 5 Faktor Risiko Penyebab Emfisema yang Kerap Tidak Disadari
3 Penyebab Utama Emfisema
Penyebab utama penyakit emfisema adalah paparan zat berbahaya yang mengiritasi paru-paru dalam jangka panjang. Setidaknya ada tiga penyebab utama seseorang dapat mengalami emfisema, yaitu:
1. Paparan Asap Rokok Tembakau
Asap rokok sangat berbahaya untuk kesehatan secara keseluruhan termasuk menjadi salah satu penyebab utama penyakit emfisema.
Perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama mempunyai risiko terkena penyakit emfisema.
2. Polusi Udara
Dewasa ini, seluruh negara sedang gencar-gencarnya melawan polusi udara dari berbagai sumber. Sayangnya, belum ada ada satu negara yang berhasil menghilangkan polusi udara.
Hal demikian dapat menyebabkan berbagai masalah khususnya kesehatan. Sebagian besar polusi udara dari knalpot kendaraan, polutan, pembakaran asap pabrik, dan lainnya dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru seperti emfisema.
3. Paparan Asap dan Debu Kimia
Tanpa disadari, manusia kerap terpapar asap yang dapat meningkatkan risiko emfisema seperti asap pembakaran, debu dari tanah, kayu, biji-bijian, atau produk pertambangan.
Bahan-bahan kimia juga turut serta menjadi penyumbang penyebab banyaknya orang mengalami emfisema.
Faktor Penyebab Emfisema Lainnya
Pada kasus yang jarang terjadi, emfisema juga dapat disebabkan karena genetik yang disebut sebagai defisiensi antitripsin alfa-1.
Emfisema juga kerap terjadi pada mereka yang telah berusia antara 40-60 tahun terutama pada mereka yang terpapar asap rokok atau iritasi asap maupun debu kimia.
Semakin tua usia seseoarang juga semakin rentan mengalami kerusakan jaringan paru-paru yang dapat berujung pada penyakit emfisema.
Cara Mengobati Emfisema
Penyakit emfisema tidak dapat disembuhkan namun gejala, kerusakan, dan risiko komplikasinya dapat dikendalikan melalui perawatan serta pengobatan.
Perawatan dan pengobatan emfisema tergantung dari tingkat keparahan yang terjadi pada paru-paru. Semakin parah kondisinya, maka semakin sulit perawatan yang harus dilakukan.
Tak ayal, kerusakan paru-paru yang parah mengharuskan pasien harus berbaring di meja operasi. Dokter dapat melakukan beberapa operasi berbeda untuk menyembuhkan emfisema, yaitu operasi untuk mengambil jaringan paru-paru yang rusak dan transplantasi paru-paru.
Sementara pada kondisi paru-paru yang masih bisa ditangani menggunakan terapi atau obat-obatan, dokter dapat memberikan obat-obatan seperti bronkodilator, steroid inhalasi, dan antibiotik.
Guna mendukung pengobatan, pasien emfisema juga disarankan untuk menjalani terapi emfisema seperti:
- Rahabilitasi paru-paru. Berfokus pada latihan pernapasan untuk mengatasi sesak napas serta meningkatkan kemampuan untuk mengatur napas.
- Terapi nutrisi. Berfokus untuk mendapatkan berat badan ideal, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus sehingga perlu untuk mendapatkan nutrisi yang tepat.
- Pemberian oksigen tambahan. Sebagian pasien emfisema memerlukan tambahan oksigen secara teratur di rumah melalui selang pernapasan di hidung.
Baca juga:
- 7 Bahaya Bronkitis yang Wajib Diwaspadai Semua Orang
- 6 Warna Kuku yang Mengindikasikan Adanya Penyakit Serius
- 5 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Organ Tubuh Manusia
Referensi:
https://medlineplus.gov/emphysema.html (Diakses 23 Desember 2021)
(Diakses 23 Desember 2021)