Spirit doll atau boneka arwah tengah viral di media sosial karena beberapa artis Indonesia telah mengadopsinya. Ruben Onsu, Lucinta Luna, dan yang paling mencuri perhatian adalah Ivan Gunawan bersama kedua bonekanya yang dianggap sebagai seorang bayi. Apakah kondisi ini berbahaya dan apa kata psikiater serta dokter jiwa?
Tidak hanya Ivan Gunawan dan artis-artis lainnya yang menganggap spirit doll benar-benar mempunyai arwah. Banyak warga net membagikan pengalaman selama mengadopsi spirit doll yang merasa bahwa boneka ini benar-benar ada arwahnya.
Beberapa psikiater dan dokter spesialis kejiwaan mengomentari tren mengadopsi spirit doll ini, bahkan mereka juga mewanti-wanti terhadap dampak buruk yang mungkin saja timbul seperti terjebak dalam halusinasi hingga gangguan jiwa.
Efnie Indrianie, M.Psi psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung menjelaskan bahwa pengendalian emosi dan perasaan seseorang berada pada fungsi otak yang cukup luas. Hal demikianlah yang membuat setiap orang mempunyai rasa menyayangi.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai naluri untuk menyayangi terhadap apapun seperti pasangan, anak, keluarga, hewan peliharaan, pekerjaan, bahkan benda mati seperti boneka atau benda-benda tak bernyawa lainnya.
Munculnya tren memiliki boneka arwah merupakan konsekuensi dari fungsi otak yang menyukai konformitas agar dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Hal demikianlah yang membuat tren mengadopsi boneka arwah menceruak di akhir tahun 2021.
Sayangnya, fungsi otak yang dipicu oleh konformitas atau ikut-ikutan cenderung tidak dapat berkomitmen jangka panjang meskipun spirit doll telah dianggap sebagai anak dan mempunyai arwah.
Anggapan bahwa spirit doll benar-benar sebagai seorang bayi atau anak dan berarwah inilah yang dikhawatirkan dapat mengganggu perilaku, pola pikir atau psikologis. Pasalnya, seseorang yang mengadopsi spirit doll dapat terjebak dalam halusinasi dan delusi.
Kondisi tersebut wajib diwaspadai dan harus segera mendapatkan penanganan dari psikiater atau dokter jiwa agar tidak semakin buruk sehingga dapat menimbulkan gangguan maupun penurunan kualitas hidup.
Hal demikian seperti yang diungkapkan oleh dr Andri, SpKJ, FAPM spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit EMC Alam Sutera dalam cuitannya di Twitter.
“Jadi apakah orang yg percaya #spiritDoll itu alami gangguan jiwa, silahkan kembali ke definisi aja. Gangguan Jiwa : Gangguan pada perilaku, perasaan, perilaku yg menimbulkan penderitaan dan ketidakmampuan pada orang itu sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya. So..??
terang dr Andri di akun Twitter pribadinya.
Ia juga menambahkan apabila mengadopsi atau merawat spirit doll tidak sampai mengganggu maupun menurunkan kualitas hidup dan semata-mata hanyalah bagian dari ikut-ikutan tren maka hal demikian cukup dibiarkan saja.
Baca juga: