Saat ini masyarakat di Indonesia terhadap penyakit autoimun dinilai masih rendah, karena kurangnya edukasi tentang penyakit yang diakibatkan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh (imun) ini.
Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Jadi, tidak dapat membedakan sel sehat (sel diri sendiri) dengan benda asing (non self).
Sistem kekebalan tubuh seharusnya berfungsi melindungi tubuh untuk melawan penyakit seperti bakteri dan virus atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Penyakit Autoimun
Penyakit Autoimun secara medis adalah tipe penyakit di mana kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Jadi ketika sistem kekebalan tubuh harusnya menjaga tubuh dari serangan microorganisme asing, seperti bakteri atau virus.
Tetapi untuk penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Hampir 80 persen orang yang menderita penyakit ini adalah wanita, terutama antara umur 15 sampai 44. Bahkan untuk sindrom Sjogren, salah satu tipenya, memiliki rasio penderita wanita-pria sebesar 9:1.
Wanita sebenarnya memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat daripada pria. Buktinya, pria 2 kali lipat lebih rentan terkena kanker dan infeksi. Ada kemungkinan, sistem imun yang terlalu kuat juga berisiko terlepas kendali. Tentunya, ini hanya sebuah hipotesa.
Ada beberapa gejala penyakit autoimun yang sangat umum sekali, sehingga sering tidak menyadarinya. Penyakit yang lama, berkepanjangan dan tidak sembuh-sembuh sehingga mengganggu kualitas hidup.
Kadang masih sering ditemui kesalahan persepsi bahwa kondisi tubuh yang cepat lelah dikaitkan dengan penyakit musiman biasa.
Jenis-jenis Penyakit Autoimun
Beberapa jenis penyakit autoimun yang banyak diidap oleh wanita:
- Autoimun Hepatitis: penyakit ini menyerang sel-sel hati dan sistem kekebalan tubuh yang bisa mengakibatkan hati mengeras dan gagal hati.
- Celiac Dease: jenis penyakit ini menyebabkan penderitanya tidak mampu menerima gluten dan zat yang terkandung dalam gandum.
- Antibody Syndrome atau Antiphospholipid (APS): jenis penyakit autoimun ini bekerja dengan menyerang lapisan dalam pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya pembekuan darah pada saluran darah, baik saluran vena maupun arteri.
- Hemolytic Anemia: penyakit ini bekerja dengan menghancurkan sel darah merah yang terdapat dalam tubuh.
- Guillain-Barre Syndrome (GBS): penyakit autoimun ini menyerang saraf yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan seluruh. Akibatnya otak mengalami kesulitan untuk memberikan perintah pada saraf otot, hingga menimbulkan kelumpuhan.
Penyebab Penyakit Autoimun
Penyebab pasti dari gangguan kekebalan tubuh ini tidak diketahui. Salah satu teori mengatakan bahwa beberapa mikroorganisme (seperti bakteri atau virus) atau obat-obatan dapat memicu perubahan yang membingungkan sistem kekebalan. Ini mungkin lebih sering terjadi pada orang yang memiliki gen yang membuatnya lebih rentan terhadap gangguan autoimun
Ketika Anda memiliki kelainan autoimun, sistem kekebalan Anda tidak membedakan antara jaringan sehat dan antigen yang berpotensi berbahaya. Akibatnya, tubuh memicu reaksi yang menghancurkan jaringan normal.
Area yang sering terkena gangguan kekebalan tubuh meliputi:
- Otot
- Sel darah merah
- Jaringan ikat
- Sendi
- Pembuluh darah
- Kelenjar endokrin seperti tiroid atau pancreas
- Kulit
Gangguan autoimun dapat menyebabkan:
- Rusaknya jaringan tubuh
- Pertumbuhan organ yang tidak normal
- Perubahan fungsi organ
- Gangguan autoimun dapat mempengaruhi satu atau lebih jenis organ atau jaringan
Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan autoimun sering terjadi dalam keluarga dan lebih sering terjadi pada wanita. Seseorang mungkin memiliki lebih dari satu kelainan autoimun pada saat yang bersamaan.
Gangguan autoimun yang umum meliputi:
- Penyakit seliaka – sariawan (enteropati sensitif gluten)
- Diabetes tipe 1
- Anemia pernisiosa
- Tiroid
- Dermatomiositis
- Penyakit addisons
- Myasthenia gravis
- Artritis reaktif
- Artritis reumatoid
Gejala Penyakit Autoimun
Dari sekian banyaknya jenis penyakit autoimun yang bervariasi, banyak dari penderita memiliki gejala yang serupa. Gejala umum penyakit autoimun meliputi:
- Kelelahan
- Demam ringan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
- Rambut rontok
- Nyeri sendi
- Masalah kulit
- Sakit perut atau masalah pencernaan
- Otot pegal
- Bengkak dan kemerahan
Ada banyak penyakit gangguan kekebalan tubuh. Beberapa menyebabkan gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari, namun sebaliknya tidak mengancam nyawa. Kondisi autoimun lainnya lebih serius dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang berlangsung lama.
Dalam banyak kasus, dengan rutin mengonsumsi obat, mengubah pola makan, dan mengubah gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala.
Dokter dapat membantu mendiagnosis dan merekomendasikan perawatan untuk kondisi autoimun tertentu.
Pengobatan Penyakit Autoimun
Pengobatan tidak dapat menyembuhkan penyakit autoimun, tetapi dapat mengontrol respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
- Obat penekan kekebalan (immune-suppressing) – Obat anti infalamasi nonsteroid, seperti ibuprofen (Motrin, Advil) dan naproxen (Naprosyn). Perawatan juga tersedia untuk meredakan gejala seperti nyeri, bengkak, kelelahan, dan ruam kulit.
Obat-obat penekan imun ini untuk pengurangan produksi antibodi yang tidak spesifik. Meskipun obat ini mengurangi gejala sampai batas tertentu, obat ini berpotensi menimbulkan efek samping yang serius. - Terapi Khusus Autoantigen, Saat ini antibodi monoklonal dan mimik molekuler telah digunakan secara luas untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi dosis terapi imunosupresif konvensional.
Pencegahan Penyakit Autoimun
Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mencegah penyakit ini, di antaranya:
- Menghindari stres. Cobalah untuk mengatur tingkat stres dan menemukan cara untuk menenangkan diri ketika stres menyerang.
- Mengonsumsi makanan omega-3. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3 dapat membantu sistem imun tetap aktif dan bekerja optimal, sehingga tubuh terhindar dari risiko gangguan autoimun.
- Rutin berolahraga. Melakukan olahraga secara rutin dapat membuat tubuh menjadi sehat dan mengurangi risiko serangan gangguan autoimun.
Baca juga:
- Obat Herbal Penguat Imunitas Pasien Virus Corona
- Cara Meningkatkan Imun Tubuh Agar Terhindar Dari Virus Corona
- 7 Makanan Penambah Kekebalan Tubuh dari Virus Corona
Referensi:
https://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders