Infeksi virus Corona atau COVID-19 tidak hanya menyebabkan masalah pada sistem pernapasan, melainkan juga menyebabkan rambut rontok.
Kondisi kerontokan rambut akibat COVID-19 ini cukup langka karena hanya terjadi pada beberapa orang saja.
Menukil Healthline, kerontokan rambut dapat disebabkan oleh stres pada fisik maupun emosional.
Kondisi tersebut sangat umum dialami ketika seseorang tengah sakit parah, pasca opererasi, atau berada dalam tekanan emosional.
Pada pasien COVID-19, kasuskerontokan rambut mulai terjadi setelah beberapa minggu atau bulan sembuh dari infeksi virus Corona.
Hal tersebut diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan oleh The Lacnet terhadap 1.655 pasien COVID-19.
Sebanyak seperempat pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh mengalami kerontokan rambut.
Wanita menjadi kelompok mayoritas yang mengalami masalah rambut rontok seteleh 6 bulan kesembuhan COVID-19.
Dalam penelitian lain yang dilakukan pada November 2020 dengan melibatkan kelompok kecil yakni 63 peserta didapatkan hasil sebanyak 14 orang atau (24,1 persen) mengalami kerontokan rambut.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan waktu rata-rata terjadinya kerontokan rambut, yaitu 58,6 hari setelah mengalami gejala COVID-19.
Kendati kerontokan rambut terjadi pada sebagian pasien COVID-19, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tidak memasukkan rambut rontok sebagai gejala dari infeksi virus Corona.
CDC hanya melakukan pencatatan rambut rontok sebagai kemungkinan dari efek jangka panjang dari COVID-19.
Mengapa Pasien COVID-19 Mengalami Kerontokan Rambut?
Kerontokan rambut pada pasien COVID-19 selaras dengan kondisi Telogen Effluvium (TE), yang mana pasien melaporkan mengalami kerontokan rambut cukup parah khususnya ketika menyisir dan mandi.
Sebagian besar kasus kerontokan rambut terjadi setelah 2 atau 3 bulan dari pertama mengalami TE. Pada beberapa kasus malah terjadi setelah 6 hingga 9 bulan.
Setelah periode tersebut, kerontokan rambut akan berhenti dan rambut pun mulai tumbuh kembali.
Demam menjadi salah satu gejala COVID-19 yang paling khas, karenanya risiko TE pada pasien COVID-19 akan sangat tinggi.
Pasalnya, demam merupakan salah satu penyebab utama seseorang mengalami TE yang kemudian berujung terhadap rambut rontok.
Selain demam, TE juga dapat disebabkan oleh stres. Hal ini banyak ditemukan pada pasien COVID-19 yang mengalami stres fisik maupun emosionalnya.
Baca juga:
- Amankah Vaksin COVID-19 Pfizer untuk Wanita Hamil dan Ibu Menyusui?
- 5 Gejala COVID-19 yang Jarang Disadari, No. 5 Wajib Waspada
- Vaksin COVID-19 Bisa Sebabkan Kemandulan pada Wanita?
Referensi:
https://www.healthline.com/health-news/covid-19-survivors-are-losing-their-hair-heres-why#Hair-loss-among-long-haulers (Diakses 25 Februari 2021)
https://www.healthline.com/health/coronavirus-and-hair-loss#causes (Diakses 25 Februari 2021)
https://www.webmd.com/lung/news/20200723/hair-loss-an-unexpected-covid-misery-for-many (Diakses 25 Februari 2021)
https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss/causes/covid-19 (Diakses 25 Februari 2021)