Tidur merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh semua orang setiap harinya, dibutuhkan setidaknya delapan jam dalam sehari untuk istirahat tidur.
Namun, apa jadinya jika seseorang tidur terlalu lama hingga berhari-hari atau bahkan hampir dua minggu?
Kondisi tersebut dialami oleh gadis asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan bernama Siti Raisa Miranda atau yang lebih akrab dipanggil Ehca.
Gadis berusia 17 tahun ini mengalami tidur panjang berhari-hari dan terpaksa harus menjalani rawat inap di rumah sakit setempat.
Berdasarkan pemeriksaan medis dari dokter, kondisinya baik-baik saja tanpa perlu ada tindakan medis lanjutan.
Tidur panjang yang dialami Echa tidak hanya terjadi kali ini saja, berdasarkan informasi dari orang tua, putrinya pernah tertidur selama 13 hari pada tahun 2017 silam.
Penyebab Seseorang Tidur Secara Berlebihan
Ada banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan seseroang tidur panjang atau berlebihan. Berikut tiga di antaranya:
1. Kleine-Levin Syndrome (KLS)
Sindrom putri tidur atau Kleine-Levin Syndrome (KLS) adalah kondisi ketika seseorang mengalami tidur panjang melebihi batas normal dalam sehari.
Kebanyakan kasus yang jarang terjadi, KLS dapat menyebabkan pengidapnya tidur hingga 20 jam dalam sehari.
Siapa saja dapat mengalami KLS, namun 70 persen orang dengan kondisi medis ini dialami oleh remaja laki-laki.
Akibat tidur terlalu lama, penderitanya dapat mengalami perubahan perilaku hingga kebingungan.
Gejala KLS dapat muncul dan hilang dalam kurun waktu yang lama bahkan hingga 10 tahun.
Tidak mengherankan jika seseorang dengan KLS pada periode tertentu dapat menghabiskan waktu tidur 20 jam atau lebih.
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kantuk yang teramat hebat khususnya di siang hari meski telah tidur tidur cukup. Kondisi ini juga disebut dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS).
Terdapat dua jenis hipersomnia, yaitu hipersomnia primer dan hipersomnia sekunder.
Hipersomnia primer terjadi ketika seseorang selalu merasakan kantuk dan kelelahan sepanjang hari. Tidak ada kondisi medis yang menyebabkan hipersomnia.
Hipersomnia sekunder umumnya disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Penderita hipersomnia akan mengalami kantuk di siang hari dan kerap merasa lelah sehingga sulit berkonsentrasi.
3. Narkolepsi
Narkolepsi adalah kondisi kronis ketika seseorang selalu merasa kantuk luar biasa di siang hari dan dapat tidur dengan tiba-tiba.
Sampai saat ini belum ada metode pengobatan yang efektif untuk mengobati narkolepsi.
Kendati demikian, penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengelola gejala narkolepsi.
Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan atau pengobatan yang tepat.

Baca juga:
- 3 Posisi Tidur Yang Nyaman dan Aman untuk Penderita Stroke
- Fobia Tidur? Berikut Penjelasan Tentang Somniphobia
- Bahaya Tidur Setelah Sahur Menurut Kesehatan
Referensi:
https://www.healthline.com/health/kleine-levin-syndrome (Diakses 8 April 2021)
https://www.healthline.com/health/hypersomnia#types (Diakses 8 April 2021)
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcolepsy/symptoms-causes/syc-20375497 (Diakses 8 April 2021)