Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau penyakit sindrom polikistik ovarium adalah kelainan hormonal yang dapat terjadi pada wanita di usia subur secara reproduksi.
Penderita PCOS akan mengalami ketidaktaturan periode atau siklus haid, bisa lebih jarang atau bahkan sampai berbulan-bulan tidak kunjung menstruasi.
Tingginya kadar hormon androgen atau hormon pria pada wanita menimbulkan masalah pada indung telur (ovarium) untuk melepaskan sel telur (ovulasi).
Secara rutin, wanita di usia subur akan memproduksi kista berbentuk kantung-kantung kecil berisi cairan yang disebut dengan folikel pada permukaan indung telur atau ovarium.
Wanita dengan PCOS akan memproduksi kista lebih banyak hingga lebih dari 12 kantung berisi cairan (folikel) pada ovarium, kondisi tersebut menyebabkan proses pelepasan sel telur tidak bisa terjadi secara sempurna.
Baca juga: Waspada Bagi Kaum Hawa! Tak Haid 10 Bulan, Seorang Wanita Idap Penyakit Ini
Gejala Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Tanda atau gejala seorang wanita berisiko menderita sindrom polikistik ovarium dapat dikenali sejak pertama kali haid saat masa pubertas.
Pada sebagian kasus, gejala PCOS baru dirasakan ketika wanita berusia dewasa atau pada periode tertentu seperti mengalami kenaikan berat badan secara tiba-tiba (signifikan).
Gejala yang dialami setiap wanita bisa bermacam-macam, apa bila telah merasakan setidaknya dua gejala paling umum dari PCOS berikut ini, segera temui dokter:
1. Periode Haid Tidak Teratur
Penderita PCOS kerap mengalami periode mentruasi yang tidak teratur atau jarang terjadi setiap bulan.
Jika dalam setahun hanya mengalami haid sebanyak 8-9 kali atau jarak antar haid bulan sebelumnya dengan bulan sesudahnya lebih dari 35 hari, maka kemungkinan tinggi berisiko menderita PCOS.
2. Kadar Hormon Androgen Terlalu Tinggi
Tingginya kadar homron androgen pada wanita dapat menyebabkan beberapa masalah yang khas terjadi pada pria, seperti tumbuh lebih banyak rambut pada wajah dan tubuh (hirsutisme) tertentu.
Pada kasus lain, PCOS juga dapat menyebabkan kebotakan dan kulit wajah mengalami jerawat yang cukup parah.
3. Gangguan Pada Ovarium
Kista yang muncul terlalu banyak berisikan cairan (folikel) menyebabkan ovarium menjadi lebih besar.
Dari kondisi tersebut, ovarium berisiko mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi secara maksimal atau teratur.
4. Kenaikan Berat Badan Secara Drastis
Sebagian besar kasus PCOS menyebabkan penderitanya mengalami kenaikan berat badan secara tiba-tiba dan drastis, kondisi ini bisa berujung obesitas atau berat badan berlebih.
Berat badan berlebih sangat berisiko memicu penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, hipertensi hingga stroke.
5. Perubahan Warna Kulit
Tanda atau gejala dari penyakit PCOS terakhir adalah terjadinya perubahan warna kulit pada penderitanya yang cenderung lebih gelap (hiperpigmentasi). Tidak hanya itu saja, penebalan kulit juga dapat dialami oleh wanita dengan PCOS.
Beberapa bagian tubuh yang mengalami perubahan warna atau ketebalan kulit akibat penyakit PCOS adala leher, bagian bawah payudara, atau selangkangan.
Kapan Harus Ke Dokter?
Jangan pernah menunda atau tidak memeriksakan diri ke dokter apa bila telah mengalami beberapa gejala PCOS seperti haid tidak teratur, susah hamil, keguguran atau mandul.
Selain itu, apa bila belakangan kulit menjadi lebih gelap khususnya pada lipatan dan tumbuh rambut lebih banyak disertai wajah menjadi berjerawat, maka sudah waktunya untuk menemui dokter.
Khusus untuk wanita yang sedang mengandung, lakukan pemeriksaan secara rutin karena pada wanita hamil juga bisa menderita PCOS dengan risiko keguguran, hipertensi hingga diabetes gestasional.

Baca juga:
- Sakit Punggung Saat Hamil, Penyebab dan Cara Mengatasi
- 5 Gejala Diabetes Pada Wanita dan Cara Mencegahnya
- 6 Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Wanita
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pcos/symptoms-causes/syc-20353439 (Diakses 19 November 2020)