Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada leher rahim atau serviks.
Kanker serviks dapat disebabkan oleh infeksi strain human papillomavirus (HPV)dan penyakit seksual menular.
Organ reproduksi wanita yaitu serviks mempunyai fungsi untuk menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi memperlancar sperma masuk ke rahim.
Apabila serviks mengalami masalah seperti munculnya tumor atau kanker, maka sistem reproduksi wanita ini dapat menjadi mala petaka yang serius.
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Kanker dengan Rutin Melakukan 3 Olahraga Ini
Gejala Kanker Serviks
Pada tahap awal, kanker serviks sulit untuk dideteksi karena tidak menimbulkan gejala sama sekali, sehingga pasien kanker jenis ini kerap terlambat mendapatkan penanganan.
Gejala paling umum kanker serviks adalah:
- Pendarahan yang tidak normal.
- Pendarahan setelah berhubungan seks.
- Pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah menopause.
Kanker leher rahim/serviks adalah jenis kanker yang cukup lazim dijumpai pada perempuan. Kebanyakan kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV.
Apakah Kanker Serviks Bisa Menular?
Sampai saat ini banyak yang mengira kalau kanker serviks menular layaknya penyakit infeksi.
Kanker serviks terjadi saat sel dalam jaringan leher rahim (serviks) tumbuh tak terkendali.
Perubahan abnormal pada sel serviks ini sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Kebanyakan kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV, namun infeksi human papillomavirus (virus HPV) umumnya disebut-sebut sebagai penyebab kanker serviks.
Pemicu Kanker Serviks
Kanker leher rahim ini sendiri bukan merupakan penyakit menular yang dapat menular secara langsung.
Akan tetapi penularan virus HPV yang jadi penyebab kanker serviks mungkin saja terjadi dan faktor genetika dapat menjadi pemicunya.
Kanker serviks sendiri dapat dipicu oleh beberapa hal seperti:
- Akibat infeksi HPV dimana dua jenis viruss human papilloma yaitu 16 dan 18 merupakan peyebab kanker serviks terbanyak pada wanita
- Faktor genetika dimana masing-masing individu tentunya berbeda tetapi jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker maka ada kemungkinan terjadinya perubahan sel lebih besar.
- Aktivitas seksual terlalu dini dan berganti-ganti pasangan seksual
Jadi apakah kanker serviks bisa menular? Jawabannya adalah tidak.
Penularan virus HPV penyebab kanker serviks utamanya terjadi karena melakukan hubungan seks yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom.
Virus ini tidak menular melalui kontak tak langsung seperti duduk ditoilet, alat mandi, handuk, kolam renang, dan lain sebagainya.
Pengobatan Kanker Serviks
Dalam pengobatan kanker serviks itu tergantung pada beberapa faktor, misalnya seperti stadium kanker, jenis kanker, usia pasien, kondisi medis lain yang mungkin sedang dihadapi.
Pengobatan kanker serviks berdasarkan stadium dibagi menjadi dua, yaitu:
- Pertama, operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi atau kombinasi kedua.
- Kedua, penanganan kaker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan kemoterapi. Terkadang operasi juga dipilih sebagai salah satu cara pengobatannya.
Operasi Kanker Serviks
1. Bedah Laser
Bedah laser bertujuan untuk menghancurkan sel kanker dengan menembakkan sinar laser melalui vagina.
2. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan nitrogen cair untuk membekkukan dan menghancurkan sel kanker.
3. Konisasi atau Biopsi Kerucut
Konisasi atau biopsi kerucut bertujuan mengangkat sel kanker menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang dialiri listrik. Metode ini dipilih tergantung pada jenis kanker
4. Histerektomi
Histerektomi adalah bedah untuk mengangkat rahim atau leher rahim (serviks). Pengangkatan sel kanker dapat dilakukan melalui sayatan diperut (abdominal hysterectomy)
Radioterapi
Metode pengibatan kanker yang menggunakan sinar radiasi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radioterapi bisa diberikan dengan dua acara, yaitu:
- Radioterapi eksternal dilakukan dengan menggunaka mesin radioterapi.
Mesin ini menembakkan gelombang energy tinggi kea rah panggul pasien untuk menghancurkan sel kanker. - Radioterapi eksternal dilakukan dengan memasukkan implant redioaktif melalui vagina dan ditempatkan langsung di sel kanker atau di dekatnya.
Brakiterapi sering dikombinasi dengan EBRT sebagai terapi utama kanker serviks.
Pencegahan Kanker Serviks
1. Mendapatkan vaksin HPV sejak remaja
Seorang wanita yang sudah terinfeksi HPV dapat mengalami dysplasia serviks.
Jika terinfeksi tipe virus HPV yang tergolong high-risk (berisiko tinggi), maka kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker serviks, ini salah satu pentingnya melakukan vaksin HPV sebagai langkah pencegahan.
2. Melakukan pemeriksaan pap smear
Metode permeriksaan pap smear dilakukan secara berkala pada wanita yang telah aktif dalam berhubungan intim.
Tujuannya sebagai tindakan deteksi dini terhadap kanker serviks. Lakukan pap smear ini setidaknya 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun, umunya dimulai sejak usia 21 tahun.
3. Melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai rekomendasi dokter
Setelah hasil tes pap smear keluar, selanjutnya ikuti petunjuk dokter. Seperti melakukan pap smer lagi 6 bulan kedepan atau pemeriksaan kolposkopi.
Kolposkopi ialah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan jika ditemui adanya ketidak normalan pada hasil tes pap smear.
4. Berhubungan seksual yang aman dan sehat
HPV sering menyebar melalui hubungan seksual yang berisiko, seperti bergonta-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom sebagai pengaman.
Jadi itulah penjelasan kanker serviks hingga pencegahannya, jika anda mengalami gejalanya segera periksa ke dokter unyuk mengetahui peyebab dan pengobatan yang tepat.
Baca juga: