Komunikasi Terapeutik merupakan pendekatan secara psikologis yang dilakukan untuk tujuan terapi. Meskipun kesembuhan fisik menjadi tujuan utama, namun tenaga kesehatan tetap harus memperhatikan perawatan dari aspek psikologis. Salah satu caranya melalui komunikasi terapeutik.
Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress, mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien.
Fungsi Komunikasi Terapeutik
Fungsi komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
- Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.
- Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dan mencintai.
- Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
4 Tahap Komunikasi Terapeutik
Dalam membina hubungan terapeutik (berinteraksi) dengan klien, perawat mempunyai empat tahapan yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang berbeda-beda dan harus diselesaikan oleh perawat (Stuart dan Sundeen, dalam Christina, dkk, 2003) :
1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Tugas perawat pada tahap ini Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum berinteraksi dengan klien, perawat perlu mengkaji perasaannya sendiri. Perasaan apa yang muncul sehubungan dengan interaksi yang akan dilakukan. Apakah ada perasaan cemas? Apa yang dicemaskan?
2. Tahap Perkenalan (Orientasi)
Tugas perawat pada tahap ini Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan komunikasi terbuka. Hubungan saling percaya merupakan kunci dari keberhasilan hubungan terapeutik, karena tanpa adanya rasa saling percaya tidak mungkin akan terjadi keterbukaan antara kedua belah pihak.
3. Tahap Kerja
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active listening, perawat membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih.
4. Tahap Terminasi
Tugas perawat pada tahap ini Mengevaluasi, dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat. Perawat perlu mengetahui bagaimana perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat. Apakah klien merasa bahwa interaksi itu dapat menurunkan kecemasannya?
Apakah klien merasa bahwa interaksi itu ada gunanya? Atau apakah interaksi itu justru menimbulkan masalah baru bagi klien.
Proses terminasi perawat-klien merupakan aspek penting dalam pelayanan keperawatan, sehingga jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka kecemasan dapat terjadi lagi pada klien. Timbulnya respon tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, empati dan responsif terhadap kebutuhan klien.
Teknik Komunikasi Terapeutik
Teknik yang dilakukan dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik, adalah sebagai berikut:
- Mendengar dengan penuh perhatian. Hal ini perawat harus mendengarkan masalah yang disampaikan oleh klien untuk mengetahui perasaan, pikiran dan persepsi klien itu sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah menatap matanya saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari gerakan yang tidak perlu dan condongkan tubuh kearah lawan bicara.
- Menunjukkan penerimaan. Mendukung dan menerima dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima berarti mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
- Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang telah disampaikan oleh klien. Oleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klien.
- Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri. Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, seorang perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
- Mengklarifikasi. Klarifikasi terjadi pada saat perawat menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuan dari teknik ini untuk menyamakan pengertian.
- Memfokuskan. Tujuan dari memfokuskan untuk membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan menjadi lebih spesifik dan dimengerti. Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak memutuskan pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.
Baca juga:
- Berikut Daftar Peran Perawat Dalam Dunia Kesehatan
- Intervensi Keperawatan, Salah Satu Tindakan Asuhan Penting
- Tujuan dan Prinsip Dokumentasi Keperawatan
Referensi:
- https://www.scielo.br/pdf/rlae/v20n4/08.pdf