Malnutrisi pada lansia dapat meningkatkan resiko terjadi infeksi, penurunan kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan tubuh untuk penyembuhan luka, sarkopenia dan frailty syndrome.
Malnutrisi itu adalah ketidakseimbangan antara suplai nutrisi dengan kebutuhan energi tubuh untuk mendukung pertumbuhan, pemeliharaan dan kerja fungsi spesifik tubuh yang sehat.
Di Indonesia, masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi (malnutrisi), padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia agar tetap sehat.
Resiko malnutrisi pada lansia, dapat mengakibatkan penurunan berat badan, kelelahan, dan tidak berenergi, kehilangan massa dan kekuatan otot, daya ingat melemah, kerentanan, mudah sakit, dan perlu waktu lama untuk sembuh.
Malnutrisi merupakan kondisi yang umum dialami lansia. Perubahan fisik yang terjadi akibat penuaan, membuat lansia lebih sulit menyerap nutrisi dari makanan. Malnutrisi bisa menyebabkan berbagai penyakit pada lansia,salah satunya anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.
Resiko Malnutrisi Pada Lansia
Berikut resiko malnutrusi pada lansia yang dipaparkan oleh Dokter Spesialis Geriatri, Purwita Wijaya Laksmi.
- Meningkatkan risiko ulkus dekubitus (luka tekan)
- Penyembuhan luka yang lama
- Masa otot menurun
- Meningkatkan risiko fraktur atau patah tulang
- Meningkatkan risiko komplikasi dan infeksi
- Meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
- Meningkatkan lama tinggal di rumah sakit
- Meningkatkan risiko kerentanan
- Jumlah kunjungan tenaga kesehatan tinggi
- Meningkatnya biaya perawatan akibat komplikasi
- Menurunkan kualitas hidup
- Meningkatkan ketergantungan pada orang lain untuk beraktivitas
Penyebab
Secara umum, ada dua faktor penyebab malnutrisi pada lansia, yaiut faktor fisiologis dan faktor sosioekonomi.
Faktor Fisiologis
Penurunan nafsu makan karena adanya penurunan sensitivitas pada indra pengecup dan indra penghirup
- Kesulitan mengunyah karena berkurangnya gigi
- Indra penglihatan dan pendengaran yang berkurang
- Terserang penyakit, misalnya kanker, sakit jantung, diabetes, dan depresi
- Obat-obatan yang menurunkan nafsu makan lansia
Faktor Sosioekonomi
- Umumnya lansia sudah tidak mampu lagi untuk bekerja, sehingga berdampak pada ekonomi dan harus menghemat biaya makan.
- Jauh dari keluarga dan kurangnya sosialisasi dapat mengurangi nafsu makan
Waspadalah bila anda menemukan tanda-tanda dan gejala resiko malnutrisi pada lansia yaitu hilangnya massa otot (sarkopenia), berkurangnya lemak di bawah kulit, penurunan berat badan (5% berat awal tubuh), tulang yang terlihat menonjol, bibir pecah-pecah & cekung di bawah mata, rambut kusam dan mudah rontok, memar di kulit, kulit kering dan bersisik dan ada penumpukan cairan di bawah cairan di bawah kulit.
Gejala Malnutrisi Pada Lansia
Tanda dan gejala malnutrisi pada lansia meliputi:
- Penurunan nafsu makan dan asupan makanan
- Sering kelelahan
- Sulit berkonsentrasi
- Sering merasa kedinginan
- Mengecilnya diameter lengan atau paha
- Sulit bernapas
- Kulit menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat, dan dingin
- Rambut kering, jarang, dan mudah rontok
- Depresi
Pencegahan
Malnutrisi bisa terjadi pada siapapun dari segala usia, namun risikonya meningkat pada lansia. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah malnutrisi pada lansia, yaitu:
- Berikan makanan bernutrisi tinggi dengan kalori yang cukup
- Berikan camilan yang sehat seperti buah, jus, atau roti gandum
- Berikan suplemen tambahan
Keluarga memiliki peran penting untuk membantu menjaga keseimbangan kondisi mental, fisik, dan sosial para lansia. Dari sekarang pedulikanlah para lansia agar mereka bisa tetap sehat, aktif, produktif.
Baca juga:
- Tips Cara Perawatan Luka yang Benar dan Aman
- 5 Cara Tepat Merawat Penderita Diabetes di Rumah
- Cara Menambah Nafsu Makan Lansia
Referensi:
- https://familydoctor.org/preventing-malnutrition-in-older-adults/